~>·<~
“Kita kan teman?”
~Aloria Erinasitha.~>·<~
“I will always choose you.”
~Alkaizer Gryaon.~>·<~
“Aku menyukaimu.”
~Ria Tarti Marnaza.~>·<~
Keesokan harinya. Aloria tampak menghela napas berat didepan pintu ruang rapat, dengan memeluk erat proposalnya. Hendak membuka pintu, Aloria terkejut ketika pintu kaca itu terbuka. Dan yang membuka pintunya adalah John. Pria itu tampak mempersilahkan Aloria untuk masuk.
“Tuan muda dan yang lainnya sudah menunggu anda, nona Aloria.” Ucapnya. Aloria tersenyum tipis lantas memasuki ruangan. John menatap sekilas Aloria sebelum akhirnya menutup kembali pintunya, menunggunya di luar.
Astaga, tuan muda ini kenapa sih?? Kenapa beliau banyak bertingkah? Bahkan membuat para petinggi perusahaan tak bisa berkata-kata lagi, batin John sambil geleng-geleng kepala.
Alka melirik kearah pintu ketika Aloria memasuki ruangan. Tatapan tajam pria itu tak berhenti bahkan hingga Aloria menghentikan langkahnya. Aloria menaruh proposalnya di meja. Gadis itu menelan ludahnya kasar ketika berhadapan langsung dengan para petinggi perusahaan yang baru ia temui hari ini. Namun yang membuatnya lebih takut adalah Alka, pria itu menatapnya tanpa berkedip dengan wajah datarnya.
“Nona Aloria, bisa jelaskan dengan rinci didepan kami mengenai proposal yang anda ajukan?” ucap Alka dingin. Aloria membalasnya dengan anggukan lantas memulai presentasinya.
Jika para petinggi perusahaan mendengarkan seksama apa yang tengah Aloria jelaskan, Alka berbeda. Pria itu jarang berkedip menatap wajah sahabatnya itu. Aloria sadar dengan tatapan Alka namun dia harus mengabaikannya mengingat saat ini, keberlangsungan kerja rekan-rekannya dia pertaruhkan.
Prokk! Prokk!! Prokkk!!!
Bukan plok! plok!! plok!! ya, itu beda lagi wkwkwk🤸♂️
“Ini menakjubkan, saya rasa metode tersebut bisa kita gunakan. Dengan minimnya prediksi kerugian itu menjadi point utamanya dan prediksi keuntungan yang masuk akal. Saya menyetujui proposal yang diajukan oleh nona Aloria.” Salah satu petinggi perusahaan membuka suaranya. Setelah dia mengatakan hal itu, para petinggi perusahaan mengangkat tangannya.
“Saya menyetujuinya.”
“Saya juga.”
“Saya juga setuju.”
Aloria bersorak dalam hati. Pikirnya dia akan dikritik lebih dahulu namun ternyata tidak. Kini gadis itu menatap Alka yang masih belum mengeluarkan suaranya. Begitu juga para petinggi perusahaan, mereka menatap sang presdir meminta keputusan akhirnya. Alka menyandarkan punggungnya kemudian menyilangkan kedua tangannya didepan dada.
“Mari kita akhiri rapatnya, selain nona Aloria. Tinggalkan ruangan ini dalam waktu 10 detik,” ucap Alka.
Serentak, para petinggi perusahaan itu pergi darisana. Dengan perasaan bingung lantaran Alka tidak memberikan keputusan akhirnya. Tak sampai 10 detik, ruang rapat kini hanya ada Alka dan Aloria. Aloria menundukkan pandangannya ketika Alka berdiri dari duduknya.
“Keluarkan HPmu, nona Aloria.”
Aloria menatapnya kaget, “ap-apa? Buat apa HP—”
“Saya bilang, keluarkan HP anda.” Sela Alka. Mengingat Alka masih menggunakan bahasa formal, Aloria menurutinya. Karena saat ini Alka adalah atasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKARIA[On Going]
Romance[Seri III] Alkaizer Gryaon. Cowok dengan banyak keahlian diberbagai bidang dan dikagumi banyak orang. Tentu karena sifatnya yang sabar, sopan, juga ramah kepada siapapun. Dia sempurna dalam segala hal tapi tidak dengan percintaannya. "Jadi, kamu suk...