03.Kencan Pertama Alkaizer

2.5K 203 1K
                                    

~>·<~

“Kita kan teman?”
~Aloria Erinasitha.

~>·<~

“I will always choose you.”
~Alkaizer Gryaon.

~>·<~

“Aku menyukaimu.”
~Ria Tarti Marnaza.

~>·<~

   Alka membukakan pintu mobil untuk Ria ketika mereka sampai di Couple's Caffe. Sesuai namanya, caffe tersebut terkenal sebagai tempat untuk kencan bersama kekasih. Rencana awalnya mereka memang berniat ke Royal Cafe hanya saja kebetulan cafe tersebut tutup lebih awal dan mau tak mau mereka ke cafe tersebut. Ria keluar dari mobil dan Alka langsung mengulurkan tangannya. Berniat menggandeng tangan gadis itu. Ragu-ragu Ria menerima uluran tangan itu. Ria menatap sejenak Caffe tersebut lalu menunduk malu.

   “Ke-kenapa disini??”

   “Kita calon sepasang kekasih bukan?Ayo masuk, tenang saja aku sudah memesan ruang pribadi di lantai 2.” Balas Alka seolah tau kekhawatiran Ria. Kini keduanya pun memasuki cafe tersebut.

   Ria menatap kagum sekeliling cafe yang didesain sedemikian rupa dengan nuansa yang pas untuk berkencan. Terlihat beberapa pasangan yang ada disana tengah bercanda gurau dan bahkan Ria bisa melihat ada yang tengah melamar gadisnya. Ria menghentikan langkahnya karena penasaran dengan jawaban si perempuan itu. Melihat Ria berhenti, Alka melakukan hal yang sama. Pria itu ikut menatap kearah yang Ria tatap.

   “Yes, I will!” jawaban lantang dari gadis itu sambil memeluk kekasihnya. Terlihat hampir seluruh pengunjung cafe memberikan tepukkan tangan meriah untuk kebahagiaan keduanya.

   Melihat senyuman sepasang kekasih itu membuat Ria tersadar akan satu hal. Selama ini dia terlalu fokus dengan impiannya hingga tak ada waktu untuk berkencan ataupun menjalin hubungan. Tidak, bukan tidak ada waktu melainkan Ria memang enggan melakukannya. Karena perlu kalian tau, sejak dimana Alka menyatakan perasaannya pada Ria. Gadis itu juga sudah menyukainya. Ditambah Aloria sering menceritakan banyak hal mengenai Alka membuatnya tambah menyukai pria itu.

   “Ayo Ria,” ajak Alka membuyarkan lamunan Ria. Ria tersenyum tipis kemudian membuntuti Alka dengan membiarkan tangannya digandeng olehnya.

   Di lantai dua, seperti yang Alka katakan sebelumnya di lantai tersebut merupakan area ruang pribadi atau lebih tepatnya VIP. Dan tentu suasananya lebih tenang dari lantai satu. Begitu mereka menapaki kaki disana, seorang pelayan perempuan mendekatinya.

   “Dengan pak Alkaizer?” tanya salah satunya memastikan.

   “Iya.”

   “Ruangan pribadi yang anda pesan nomor 16 ya pak, mari saya antar.” Katanya mengarahkan. Dia pun berjalan lebih dahulu disusul Alka dan Ria.

   Sesampainya disana, Ria dibuat takjub oleh pemandangan kota darisana melalui dinding kaca. Gadis itu melangkah mendekati dinding kaca itu sementara Alka tampak berbicara dengan pelayan tadi. Ria menyentuh dinding kaca itu lalu tersenyum tipis.

   “Cantik banget,” gumam Ria.

   Gadis itu terkejut ketika sebuah tangan besar nan kekar itu berada disebelah tangan mungilnya. Dia menoleh kebelakang dan sesuai dugaannya Alka berdiri persis dibelakangnya.

   Alka tersenyum, “kamu suka?”

   “Suka,” balas Ria lirih sambil kembali menatap pemandangan kota. Pipi gadis itu memerah saat Alka menaruh dagunya dipuncak kepalanya.

ALKARIA[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang