Extra Chapter 02 ·Mirror🔞

7K 341 659
                                    

WARNING🔞

AREA DEWASA FULGAR! DIMOHON YANG MASIH DIBAWAH UMUR 18 TAHUN UNTUK TIDAK MEMBACA CHAPTER INI!!

~>·<~

Pantulan bayangan cermin pemicu gairah.

~>·<~

Kebahagiaan dan keharmonisan keluarga kecil dari Alkaizer & Aloria.

~>·<~

   Keesokan harinya. Tepatnya pukul 10 siang, Aloria tersadar dari pingsannya. Wanita itu membuka perlahan sepasang netranya dan menatap langit-langit bernuansa Eropa itu. Dia hendak mendudukkan diri namun rasanya pinggang juga vaginanya terasa amat sakit. Tangannya pun terasa lemas tanpa tenaga. Dengan bersusah payah, Aloria mendudukkan dirinya. Tentu sambil berdesis kesakitan. Setelahnya, wanita itu menatap sekeliling. Mencari keberadaan suaminya.

   Mas Alka mana? Batin Aloria lalu menunduk menatap dirinya sendiri.

   Aloria terkejut melihat sprai sudah diganti baru. Begitu juga tubuhnya yang tak terasa lengket. Mungkinkah Alka memandikannya ketika dia tengah pingsan? Sepertinya begitu.

   “Apa pas aku pingsan, pelayan yang beresin ini semua?” Gumam Aloria dengan pipi memerah.

   Dia ingat sebasah apa sprainya dan akan sangat memalukan bila orang lain yang membersihkannya. Lamunannya buyar ketika pintu terbuka. Pria dengan senampan sarapan itu tampak tersenyum manis menyambut sang istri. Sementara Aloria sendiri membuang muka. Bagaimana tidak? Alka hanya memakai celana panjang tanpa mengenakan baju.

   “Pagi istrinya mas yang cantik,” sapa Alka sambil menaruh nampannya diatas nakas.

   Pria itu menghampiri sang istri lalu mencium pipinya. Hendak mencium bibir, Aloria menahannya sambil bertanya. “Ke–kenapa gak pake baju?” Dia bertanya dengan pipi memerah.

   Alka mengambil tangan kanan istrinya lalu mengecupnya, “males. Toh, disini cuman berdua sayang. Kamu gak suka?”

   “Suka,” cicitnya menunduk malu.

   Alka tertawa gemas lalu mengecup bibir Aloria. Setelahnya dia beranjak darisana, mengambil meja lipat di pojok kamarnya. Dan saat itulah, Aloria melihat luka bekas cakarannya di punggung sang suami. Sedikit merasa bersalah namun rasa sakit di vaginanya mengingatkannya akan kebrutalan sang suami.

   Biarin lah! Toh dia gak ngerasain sakit, batin Aloria.

   Alka kembali mendekatinya lalu menaruh meja lipat itu diantara dia dan sang istri. Baru setelahnya menaruh sarapan buatannya di atas meja. Tak lupa, segelas susu hangat. “Minum, mas suapin ya?” tawar Alka sambil mengambil sendoknya.

   Sejujurnya Aloria salting dengan perhatian sang suami namun dengan sekuat tenaga dia menutupinya. Dia malu. Wanita itu mengangguk patuh kemudian meminum air putih terlebih dahulu. Tiba-tiba tangan Alka terangkat menyelipkan poni panjangnya ke sela telinga. Perhatian kecil itu tentu membuat pipi Aloria bertambah memerah.

   “Kamu pingsan, mas minta maaf karena gak bisa nahan diri. Tadinya kalo kamu belum sadar, mas mau panggilin dokter.” Ucap Alka dengan nada bersalah. Dia menyuapi sang istri dengan hati-hati. Aloria yang sebenarnya masih kesal hanya membalasnya dengan anggukan.

   “Kok enak?” gumam Aloria kaget.

   Alka tertawa pelan sambil mengelap sudut bibir istrinya dengan jempolnya, “kenapa kaget gitu? Gini-gini mas bisa masak loh.”

ALKARIA[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang