3 - SAYUP-SAYUP KEMALANGAN

38 17 0
                                    

Jauh sebelum bencana mengguncang seluruh negeri. Di sebuah tempat terpencil yang dikelilingi berbagai flora memikat mata. Beberapa burung gagak hinggap di dahan pohon yang berjejer rapi, menghiasi jalan setapak yang menghantarkan rombongan suku Zerorez pada wilayah kekuasaan Kerajaan Croxerz.

Suasana perjalanan mendadak mencekam, hutan yang awalnya disinari cahaya rembulan kini gelap total layaknya sebuah hutan mati. Rombongan suku Zerorez menghentikan langkah serempak. Para prajurit siaga dengan tombak yang mereka hunuskan ke berbagai arah. Sebagian prajurit berdiri mengelilingi sebuah kotak berisi benda suci, yang tak lain adalah batu safir kebanggaan negeri.

Sekelebat angin lembut berhembus menerpa tubuh para rombongan. Mereka kehilangan kesadaran dan tumbang satu-persatu. Hal tersebut tak berlaku pada seorang wanita tua yang masih berdiri tanpa kehilangan kesadarannya. Kemudian dia terjatuh dan berlutut, tubuh wanita tua itu mulai bergetar dikala indra pendengarannya menangkap pergerakan seseorang yang berjalan mendekat. Siapa itu? pikirnya.

Berdiri sosok serba hitam dengan memakai topeng menutupi wajahnya. Sinar rembulan kembali hadir dan menyoroti kehadirannya. Dia berjongkok, kemudian tangannya meraih kotak berisi batu safir, tak menghiraukan si wanita tua yang masih berlutut dengan keringat dingin membanjiri pelipisnya.

Saat sosok itu berlalu pergi, si wanita memegang dada seraya mengatur napas menenangkan diri. Baru saja ... penyerangan telah terjadi!_

*

Seorang pria tengah bersantai di atas pos keamanan perbatasan. Kenikmatannya seketika hancur ketika mata lelaki itu terfokuskan pada lambaian tangan dari kejauhan. Ia meraih teropong dan membulatkan mata ketika menyadari siapa sosok di bawah sana. "Terrmyon ... itu kau?!"

Lonceng di atas menara ia bunyikan beberapa kali, menghentikan aktivitas suku Zerozez lain. Pria itu turun dari pos keamanan, menghampiri Terrmyon yang masih bergetar.

"Apa yang kau lakukan? Bukankah seharusnya kau dalam perjalanan ke Kerajaan Croxerz?" tanya pria itu.

"B-batu safir! Batu safir telah dicuri!" Terrmyon berteriak histeris.

Berusaha tak mempedulikan pria tadi, wanita tua itu kini berlari ke kediaman Gamoon—Kepala suku Zerorez.

"Tuan Gamoon! Tuan!" Wanita itu jatuh tersungkur di depan Gamoon yang sedang duduk di kursi kebanggaannya. Dua prajurit dari suku Zerorez menghadang si wanita tua dengan tombak yang di silangkan.

"Ada keperluan apa sampai kau kemari dengan tergesa-gesa seperti itu? Terrmyon ... jawab aku, bukankah kau seharusnya dalam perjalanan?" Mata tajam Gamoon mengintimidasi wanita tua itu.

Terrmyon bergetar, lidahnya terasa kelu untuk mengatakan kabar buruk tersebut. "S-saya ... i-itu. M-maaf Tuan, batu safir telah dicuri!" ungkapnya seraya menunduk ketakutan.

Seolah ada kilatan petir yang menyambarnya, Gamoon terdiam kaku, berusaha mencerna laporan dari wanita tua itu. "Apa kau bilang?!" Pria itu berdiri dengan tangan mengepal. Urat lehernya kini terlihat jelas, ia menggertakkan gigi menahan amarah.

Gamoon berjalan mendekat, matanya menatap tajam ke arah wanita tua itu. "Ceritakan lebih lengkap. BAGAIMANA BISA BATU ITU DICURI?!" Ia bertanya murka.

"Hei kalian, panggil Sermoon kemari," perintahnya pada salah satu prajurit.

Kemudian, Terrmyon mulai menceritakan kemalangan yang telah dialami rombongan suku secara rinci. Gamoon memijat pelipisnya frustrasi, sekarang ... bagaimana caranya pria itu melaporkan masalah ini pada raja?

Sermoon—anaknya berlari masuk ke dalam ruangan tersebut, ia menatap ayahnya dengan tatapan khawatir. "Aku sudah tahu beritanya, Ayah," ungkap Sermoon serius.

September : Chaos! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang