"Bagaimana keadaannya?" Monolaz bertanya sambil bersedekap dada. Pria itu berdiri di samping ranjang yang diduduki Pia.
Pia menggeleng pelan sebagai jawaban. Tak ada tanda-tanda laki-laki itu akan membuka mata setelah kejadian beberapa hari lalu menimpa keduanya di penjara bawah tanah waktu itu. Jika saja Orton tidak mencari Pia, maka raib sudah nyawa putrinya itu dilelap oleh angin dingin tersebut.
"Sepertinya aliran mananya dirusak oleh seseorang sehingga ia tidak bisa mengendalikannya saat itu." Monolaz kembali bersuara, kini ia bersandar pada dinding di belakangnya.
"Maksud anda, Tuan?" Pia mengernyit, baru kali ini mendengar tentang kerusakan mana.
"Seharusnya kau yang paling tau." Lipatan di dahi Pia semakin menebal, tak paham dengan penuturan Monolaz.
"Sejatinya healer tidak hanya menyembuhkan, Nak."
"Lalu apa, Tuan?"
Monolaz menggeleng, lantas terkekeh pelan sambil memperbaiki posisinya yang bersandar. "Tanyakan saja pada ayahmu. Dia lebih tau tentang hal ini."
Belum sempat Pia menyuarakan tanyanya, seorang ksatria tiba-tiba muncul di ambang pintu. Membuat kedua orang berbeda gender dan usia itu menoleh.
"Lapor, Tuan, penyambutan untuk ekuinoks akan segera dimulai. Anda dan Nona sekalian diminta untuk menuju lapangan kerajaan," lontar ksatria itu sedikit membungkukkan badannya, hormat.
Monolaz mengangguk takzim, "Baiklah, kau boleh pergi."
Ksatria itu mengangguk hormat, lantas menghilang begitu saja dari pandangan keduanya.
"Ayo, Pia, kita harus bergegas," ajak Monolaz seraya melangkah ke arah pintu yang terbuka lebar.
"Bagaimana dengan Jax?"
Langkah pria tua itu terhenti, berbalik kembali menghadap Pia. "Ia tidak bisa kabur dengan mana rusak seperti itu. Lagipula ruangan putih ini sudah dilindungi dengan sihir tingkat enam, jadi kau tidak perlu khawatir."
Pia mengangguk-angguk, baru mengetahui hal itu. "Baiklah, aku akan ikut menyaksikan upacara bunga mekar."
Setelah mengatakan itu, Pia segera mengekori Monolaz yang berjalan lebih dulu. Tujuan keduanya adalah lapangan kerajaan Croxerz, tempat penyambutan ekuinoks itu berlangsung.
*
"Terima kasih telah berkumpul para rakyatku sekalian! Kali ini kita akan benar-benar menyambut ekuinoks yang kita tunggu-tunggu kehadirannya. Dan maafkan atas penundaan berlangsungnya acara ini dalam waktu yang cukup lama. Mari kita saksikan festival bunga mekar ini dengan gembira!" Suara lantang Raja Croxerz VII membuat para rakyat bersorak heboh.
Wajah-wajah itu tak luput dari senyuman berseri-seri. Membuktikan betapa dinantikannya festival tersebut.
"Baiklah, mari rendahkan suara kalian terlebih dahulu. Karena batu safir yang agung akan memulai acara ini."
Begitu sang raja berkata, semuanya diam. Membuat suasana hening tercipta. Raja Croxerz VII mulai memegang tongkat batu safir yang diletakkan di atas meja khusus. Kemudian berucap pelan melafalkan mantra.
"Muta, de marcendo ad vernandum, et de terra caliginosa ad terram floribus vernantibus refertam. Sanctitatem tuam et maiestatem ostende, sapphirus lapis!"
Satu detik.
Dua detik.
Sampai detik kelima tidak terjadi apa-apa. Bahkan tongkat yang digenggam Baginda Raja tak menunjukkan reaksi apa pun.
"Muta, de marcendo ad vernandum, et de terra caliginosa ad terram floribus vernantibus refertam. Sanctitatem tuam et maiestatem ostende, sapphirus lapis!"
KAMU SEDANG MEMBACA
September : Chaos! [END]
FantasiaFestival Bunga Mekar merupakan salah satu perayaan untuk menyambut pergantian musim semi di kerajaan Croxerz. Festival ini sangat dinantikan setiap tahunnya karena selalu ada hal baik yang terjadi saat festival ini berlangsung. Sayangnya, tahun ini...