Empat

1.7K 236 10
                                    


Seperti ingin buang sial setelah ketemu Prana, Emilie menggila.

Jadi siang itu saat break syuting selama tiga jam, Emilie meluncurkan permintaan yang bikin Nanda melotot, sampai- sampai bola matanya mau menggelinding. "Lo nggak lagi mabok, kan? Bogor jauh, Meeen! Belum lagi macetnya yang naudzubillah! Kecuali lo bisa terbang kayak Bang Clark Kent, nggak masalah sih!"

"Gue yang nyetir, deh!"

"Eh, jangan dong!" Nanda menyergah. "Gile aja lo, bisa digunting- gunting gue sama Tante Soraya!"

"Habis... gue suntuk tahu!"

"Nggak bisa apa, suntuknya yang dekat- dekat aja! Ke Ancol, kek, ke PIK kek, ke Mal kek! Ini ke Bogor cari apaan, coba? Mana siang- siang begini?"

"Cari duren kek,"

"Idih, Bos! Duren di Jakarta tuh bejibun, ngapain mesti minggat ke Bogor segala!" Nanda melambaikan tangan dengan gestur meremehkan. "Lo mah aturan tinggal duduk manis, cusss, duren meluncur menghampiri elo- dengan sukarela. Ngapain capek- capek hunting sendiri. Lo jadi artis tuh biar bisa tinggal tunjuk apa yang lo mau!"

Emilie memutar bola matanya. "Gila sih, lo kok bisa ya, cerewet gini? Betah gitu dulu Tante Yasmina kerja sama lo?"

Giliran Nanda yang memutar bola mata. Kemudian celingukan toleh kiri- kanan, "Nih asal lo tau aje, ye... Si Tante Yasmina, tuh lebih cerewet dari gue..."

Sebelum kerja dengan Emilie, Nanda memang sempat bekerja untuk artis senior kenamaan Indonesia, Yasmina Wong. Begitu wanita yang populer sejak tahun akhir 70 an itu memutuskan pensiun dan ikut suaminya pindah ke Bandung, Tante Soraya kemudian merekomendasikan Ananda Fiola, pada Emilie.

Emilie sendiri bergabung dengan DREAMS Entertainment artist dan talent management milik beberapa aktor dan pemusik kenamaan tanah air.

Emilie sendiri dimanajeri oleh Tante Soraya bersama beberapa artis  lain, seperti Nicholas Alcazar, atau Nicola Patricia Sandjaja.

"Jadi gimana? Pergi, nggak?" tanya Nanda, ketika Emilie tampak berpikir sejenak.

"Pergi, dong." Ujarnya cepat. "Eh, tapi entar aja deh. Hari ini nggak sampe malem, kan?"

"Nggak. Paling jam sebelas dah kelar!"

***

Seperti yang sudah bisa ditebak, Emilie mengunjungi Echidna malam itu.

Setelah bertemu dan mengobrol dengan Prana, rasa- rasanya gadis itu butuh pelampiasan.

Tentu saja status Prana yang kini berubah menjadi suami dari tantenya-- alias Oom Emilie--- berpengaruh bagi gadis itu. Karena sebetulnya, gadis itu masih sangat mencintai Prana.

Prana adalah cinta pertamanya. Lelaki di mana Emilie merasakan kenyamanan ketika bersamanya, di luar papi tentu saja. Lelaki yang sejak kecil menjaganya, melindunginya. Juga lelaki yang dua kali menyakitinya.

Pertama dengan si selebgram, ketika usia Emilie saat itu masih tujuh belas, lalu sekarang tiba- tiba dia harus menjadi suami Tante Jani.

Ini sungguh- sungguh tidak adil.

Emilie tertawa histeris.

Nanda bingung. Dia ingin menelepon Miki, tapi sepertinya Emilie belum cukup mabuk. Jadi kalau ketahuan lapor pengawal Lucas yang mirip sama Sanghaegi itu, Nanda ngeri dengan akibatnya.

Emilie memang bukan tipe cewek yang kalau marah sampai ngeluarin suara sekencang TOA, tapi silent treatment- nya bikin Nanda keder.

Sumpah deh. Sadako si hantu sumur aja kalah, kok!

Deserve YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang