Acara makan siang itu molor hingga dua jam. Berkat manuver Emilie yang menghitung percakapan menjauhi ranah pribadi.Max memang menarik. Tampan, jangkung, atletis. Tipe incaran semua cewek, tapi ya begitulah. Emilie nggak mengencani pria yang pernah kedapatan bermesraan di depan matanya. Di hari ulangtahunnya pula.
Hal- hal seperti itu, di kemudian hari akan membuat hubungan mereka rapuh. Karena Emilie nggak akan pernah bisa melupakan apa yang dilihatnya saat itu.
Emilie menolak diantar sampai ke kamarnya. Jadi mobil Max hanya mengedropnya di depan lobi, disertai janji basa- basi untuk ketemu lagi kapan- kapan.
Namun, siang itu Emilie nggak mempersiapkan dirinya untuk kejutan selanjutnya. Nanda yang cengengesan di samping Miki. "Ngapain lo di sini?"
"Ya... gue kan asisten lo, Em. "
"Terus?" cewek itu meninggikan alisnya. Pertanda heran campur nggak ngerti. "Mesti sama dia?"
"Selamat siang, Bu Emilie." Miki menyapanya dengan hormat dan formal. Pasti ini suruhan Lucas!
"Siang!" Emilie nggak repot- repot untuk beramah- tamah sama pria itu.
"Oke, " cewek itu menghela napas, "jadi lo nginep di mana ceritanya?" Emilie bersedekap.
"Gue di... aduh... " Dia menoleh pada Miki. "Hotel tempat kita nginap di mana Miki oppa?"
"Hotel seberang, Bu."
"Sudah berapa lama?"
"Dua hari..."
"Dua hari. " Emilie mengangguk- angguk. Kemudian berbalik pergi meninggalkan pengkhianat itu. Nanda mengejarnya. "Em! " Nanda berseru panik. Emilie kan kakinya panjang macam galah, jadi, meski pakai heels setinggi sepuluh senti, enteng saja dia jalan. Nanda harus berlari supaya bisa menjajari langkah Emilie.
"Ems!"
Nanda sudah berada di hadapannya. Emilie nyaris saja menubruknya, untung saja remnya pakem. "Apa sih? Lo sekarang jadi pengkhianat. Gue menolak ngomong sama lo!" Nanda melotot.
"Pengkhianat apaan sih? Lo ngomong apa? Terakhir kali gue cek, gue masih asisten lo, kan?" Nanda memasang mimik wajah terluka dan sok polos.
"Sudah deh," Emilie memutar bola matanya, "lo ke sini sama Miki Oppa lo itu karena disuruh Lucas, kan?"
Nanda gelagapan. Garuk- garuk belakang kepala salah tingkah. Celingukan. "Apa? Nyari bala bantuan? Lagu lo. " Decih Emilie. "Ketebak tahu, nggak!"
"Ems! Oom Lucas kan maksudnya baik. Dia nggak mau lo dimanfaatkan."
"Dimanfaatkan?"
"Yah lo tahu, lah. Nic aja ngincer lo. Dan lo ada di pulau ini barengan dia!"
Emilie menggeleng, merasa ini nggak ada gunanya. "Minggir deh lo. Gue mau ke kamar. Istirahat. "
"Tadi lo habis dari mana? Sama siapa? Itu anak pengusaha real estate itu kan? Maximilian Dhaniswara, kan? Gila lo, Ems, dia baru saja tunangan Sama Isabelle Adiwijdojo. Putri pengusaha tambang. "
"Kita cuma makan. "
"Ems, jangan cari masalah. Lo aktris yang lagi naik daun. Dia juga sering masuk infotainment karena pacar- pacarnya kebanyakan selebgram. Max juga gosipnya sering mengencani artis. Pasti banyak dong wartawan yang buntutin dia. Terlebih, kalau lo mau tahu, dia baru aja putus sama Kenya Atmasoebratha yang penyanyi itu. "
Emilie hanya menelengkan kepala. Saat ini, dia luar biasa kesal pada Nanda. Pada Lucas yang hobi ikut campur. Juga pada fakta- fakta bahwa dia nggak akan bisa hidup tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deserve You
ChickLitRasa sakit hatinya pada Prana tidak pernah dilupakan Emilie, meskipun enam tahun berlalu. Meskipun pria itu masih berada di sekitar Emilie, menjadi bagian dari hidupnya, namun gadis itu bertekad untuk melupakan bahwa dirinya pernah menyukai lelaki y...