Tiga Puluh Delapan

2.7K 277 39
                                    

Syuting drama serial Dendamnya Sang Adik Ipar sudah memasuki bulan ketiga. Sementara itu, kehamilannya belum diketahui publik. Bahkan kru film, sutradara, produser, sampai manajer Emilie sendiri belum mengetahui perihal kehamilan wanita itu yang kini sudah berusia hampir empat bulan.

Tubuhnya yang ramping banyak membantu menyembunyikan fakta itu. Hanya segelintir orang yang tahu. Termasuk Alinka, Nanda, dan kedua sahabatnya. Sekarang bertambah suaminya. Dan mungkin juga orang-orang kepercayaan lelaki itu.

Setiap hari, Miki membawakan makanan yang dimasak oleh Chef Alex. Jumlahnya menjadi dua kali lipat. Emilie sendiri nggak mengalami kendala berarti. Sejauh ini, kehamilannya berjalan normal- normal saja. Hanya saat pagi ia merasa sangat mual. Namun hal itu dapat dikendalikan dengan minum teh dan makan biskuit asin.

Jadwal kontrol dengan dokter Zora pun rutin. Dan beruntungnya dia karena saat ini wartawan sedang disibukkan dengan gosip tentang video seks antara Nicholas Alcazar dengan Vega Zilgwina yang sempat beredar selama beberapa hari ini.

Sex tape  di kalangan selebriti memang bukan barang baru. Hanya saja, kali ini melibatkan aktris yang sudah menikah dengan salah satu anggota klan konglomerat Senoadji. Sehingga wartawan saat ini lebih tertarik untuk memburu dua orang yang bersangkutan itu.

Dan perceraian yang direncanakan Emilie nggak akan terendus oleh banyak pihak. Entah mengapa ia masih menyimpan keinginan untuk berpisah dari suaminya, di saat dirinya juga merasa begitu ingin bersama dengan lelaki itu.

Sekarang ini Prana sudah bebas. Kalau mau, ia bisa tetap memilih untuk menceraikan Lucas dan hidup bahagia bersama Prana. Melupakan semua sakit hatinya.

Tiba- tiba perutnya bergolak ketika pikiran itu datang. Seketika Emilie menunduk dan mengusap perut ratanya itu. "Kenapa, Sayang? Kamu enggak suka Mami ninggalin Papi?" ujarnya. Dari rear view mirror, Miki tampak tersenyum penuh keharuan.

"Kalau seandainya papi kamu enggak nyebelin, Mami pasti bertahan." Sepasang mata Emilie mulai memanas. Air mata mengancam turun. Segera ia lemparkan pandangan ke luar kaca mobil.

***

"Usia kandungannya sudah mau empat bulan, Bu. Kalau mau, bisa di USG empat dimensi sekalian. Kita bisa melihat kondisi janin." Dokter Zora berujar. "Bagaimana?"

Emilie tampak bimbang sejenak. Ia sebenarnya ingin sekali melihat janinnya melalui USG, namun ada rasa yang mengganjal di hati. Entah mengapa. Ia juga nggak tahu apa penyebabnya.

Tahu- tahu saja, pintu ruangan Dokter Zora terkuak. Wajah Lucas muncul di ambang pintu. Dengan langkah penuh percaya diri dalam balutan setelan jas Tom Ford warna charcoal. Senyumnya yang lebar membuat lutut Emilie seketika goyah. "Selamat pagi," ia menyapa dokter berusia empat puluh lima itu. Mengulurkan tangan bersalaman. Dokter Zora balas mengulurkan tangan dan balas tersenyum.

"Saya lupa Anda berdua menikah." Dokter itu terkekeh pelan.

Emilie tercengang melihat kedatangan suaminya. Apakah Miki lagi- lagi membelikan bocoran pada Lucas tentang kunjungannya ke dokter kandungan hari itu?

Sementara Emilie masih menatapi suaminya, Lucas tiba- tiba menoleh. Pandangan mereka bertemu. Senyuman memesona itu sangat berbahaya bagi Emilie. "Hai," ujar Lucas lirih.

"Jadi saya menawarkan untuk USG. Siapa tahu Bu Emilie ingin melihat kondisi dan perkembangan janin." Dokter itu mengangguk.

"Oh," lagi- lagi Lucas menengok ke arah istrinya. "Menarik sekali." Tangannya yang besar dan hangat mengambil tangan Emilie yang dingin dan gemetar. "Kamu mau, Baby?"

Emilie mengangguk samar. Suster Evi,  lalu membantu Emilie untuk menaiki ranjang dan memasang selimut, kemudian menyingkap gaun perempuan  itu untuk mengoleskan gel ke perut Emilie yang masih tampak rata tersebut.

Deserve YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang