Tiga Puluh Sembilan

1.4K 243 28
                                    

Nyawa Lucas seperti dicabut seketika saat mendengar kabar bahwa istrinya tertabrak mobil di depan lokasi syuting.

Lucas yang sedang rapat dengan tim finansial perusahaannya, langsung menghambur ke luar dari ruangan dan menuju rumah sakit di Cibubur. Dalam perjalanan ke rumah sakit, lelaki itu sama sekali tidak punya sisa kesabaran. Saat itu juga dia segera ingin berada di sisi istrinya.

Kenapa Emilie bisa tersambar mobil? Padahal seharusnya perempuan itu berada di dalam ruangan yang nyaman. Apa mobil itu menyasar masuk ke lokasi syuting atau bagaimana. Lucas sama sekali tidak punya gambaran.

Miki hanya menyampaikan berita berdasarkan apa yang ia dengar dari banyak orang karena saat itu dia sedang tidak berada di lokasi. Sementara Nanda belum bisa ditanyai.

Mobil parkir secara serampangan di rumah sakit. Lucas langsung ke bagian informasi, ia melihat Miki menunggu di dekat situ. "Apa di sekitar situ ada terpasang CCTV?"

"Keamanan di kompleks itu sedang memeriksanya, Pak."

Lucas berderap cepat menuju IGD. Miki mengatakan bahwa kondisi Emilie saat ini tak sadarkan diri. Terjadi pendarahan yang cukup riskan dan yang membuat Lucas berang dan meradang adalah berita bahwa Emilie kehilangan janin dalam kandungannya.

Pendarahan hebat itu harus segera ditangani. Dan dokter terpaksa melakukan tindakan kuret. Lucas benar-benar terpukul. Bayi itu adalah salah satu jalan untuk mempertahankan pernikahan mereka. Sekarang tanpa bayi itu, bisa jadi Emilie akan memilih pergi darinya.

Lebih dari itu, Lucas tidak akan tega bila harus melihat penderitaan di mata istrinya. Emilie pasti akan sangat terpukul sekali karena kehilangan bayi itu.

Nanda duduk di depan IGD. Kepalanya tertunduk. Di sampingnya, duduk pula Prana yang tampak sama kacaunya dengan Nanda. Tanpa aba- aba, Lucas langsung menyerang Prana. Dia memegangi kerah kaus yang saat itu dikenakan oleh Prana, mendorong tubuh lelaki itu hingga terdesak ke dinding. "Apa yang lo lakukan di sini?!" desisnya.

Prana yang merasa amat sangat bersalah, hanya bisa menundukkan kepalanya. Ia siap bila harus dihajar oleh suami Emilie yang tampak seperti raksasa murka itu. "Jawab!" ia menyentakkan leher kaus Prana.

Nanda yang melihat hal itu langsung berlari untuk menarik Lucas. Meski itu adalah sesuatu yang sia- sia saja. Lantaran tubuh Lucas jauh lebih tinggi dan lebih besar dari tubuh Nanda yang mungil. "Pak sudah!" suara Nanda bergetar. Tapi dia tidak ingin melihat pertengkaran di ruang tunggu itu.

Suasana di area ruang tunggu sudah terasa mencekam. Nanda hanya ingin ketenangan. Walau ia tahu, bahwa penyebab Emilie sampai tertabrak itu juga karena dirinya yang merasa lalai menjaga perempuan itu.

Sekarang dia amat menyesal. Sedih. Emilie bukan sekedar majikannya. Perempuan itu juga sahabatnya. Penolongnya. Segalanya bagi Nanda. Jika terjadi sesuatu pada perempuan itu, ia juga tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri.

Miki datang bersama Jose dan Baron. Ia langsung mendekati Lucas. Lelaki itu yang tadinya masih ingin meluapkan kemarahannya pada Prana, terpaksa harus melupakan niatnya. Ia kemudian fokus pada tiga orang anak buahnya.

"Mobil itu sepertinya memang sengaja  menyasar Ibu, Pak." Jose melaporkan. Ia menyerahkan sebuah tablet. Rekaman CCTV yang berada di sekitar tempat kejadian memutar adegan saat-saat mobil berjenis SUV itu menyambar tubuh ramping istrinya yang berdiri di sebelah mobil Outlander milik Prana.

Mendengar fakta itu, serta- merta Lucas mengetatkan rahangnya. Gigi geliginya bergemeletukan. Ia hampir meremas dan meremukkan tablet yang berada di tangannya. Tatapan matanya seolah siap mencabik siapa pun yang berada di dekatnya. "Bereskan," geram lelaki itu dengan rendah. "Cari tahu siapa pemilik mobil sialan itu!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Deserve YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang