Lima

1.6K 254 28
                                    

Alasan Prana menikahi Rinjani dua tahun yang lalu  adalah karena gadis itu hamil. Pria yang menghamili adik Jagad itu menolak bertanggung jawab, karena dia sudah berkeluarga.

Pria itu adalah kerabat pemilik yayasan  tempat Rinjani mengajar di sebuah SMP- SMA swasta yang lumayan bonafide di Kelapa Gading.

Hubungan itu sendiri tidak diketahui oleh Jagad yang saat itu sudah berada di Surabaya. Sibuk mengurusi bisnisnya, dan hal itu sempat membuatnya sangat terpuruk.

Rinjani baru ketahuan hamil oleh Aeris yang waktu itu sedang mengunjungi Elma  bersama Gio, Zade, Trisna dan Prana.

Kondisinya sangat menyedihkan.  Depresi berat karena dia juga dikeluarkan dari sekolah tempatnya mengajar.

Jagad sangat terpukul melihat kondisi Rinjani. Ia merasa itu semuanya adalah salahnya. Karena dia pernah mempermainkan seorang perempuan bernama Audy di masa lalunya dulu, hanya karena dia bertemu kembali dengan Aeris.

Melihat keadaan adiknya, Jagad merasa sangat bersedih, hingga membuat kondisi kesehatannya sempat drop.

Ia memaksa Rinjani untuk kembali ke Surabaya, namun gadis itu menolak karena merasa malu. Meski , pada akhirnya, Jagad tetap memaksa Rinjani untuk ikut pindah ke Surabaya supaya dapat mengawasinya secara langsung.

Sesampainya di Surabaya, kondisi Rinjani semakin parah. Depresi membuatnya berulang kali ingin mengakhiri hidupnya dengan cara mengiris nadi, meminum racun, hingga yang terakhir, gadis itu berniat lompat dari lantai dua rumah Jagad.

Ketika itulah, Prana menawarkan diri untuk menikahi Rinjani, dan membawanya ke Bali. Berharap, suasana di sana bisa membawa perubahan bagi perkembangan psikis gadis itu.

***

"Semuanya ini bukan salah papi, Em." Aeris berujar lemah. 

Emilie tidak kaget mendapati kehadiran Mami tirinya di rumah Lucas pada jam setengah sembilan pagi.

Aeris dan Lucas memang masih menjalin hubungan sebagai adik Dan kakak tiri yang akur, meski Jagad tidak menyukai pria itu.

Pagi itu, keduanya duduk di meja sarapan di taman belakang rumah Lucas, dengan view ke kolam renang standar olimpiade. Kolam itu adalah hal yang membuat Zade paling antusias semenjak mereka tiba di sini. " Papi juga nggak tahu kalau sebenarnya kamu menyimpan perasaan pada Prana. Kami nggak tahu, Em. Kalau kami tahu, kami pasti melarang Prana melakukan itu dan akan mencari solusi lain." Jelas Aeris.

Emilie terdiam mencerna penjelasan ibu tirinya itu.

Kejadian itu terjadi dua tahun yang lalu. Berarti, setahun sebelum Emilie kembali ke Jakarta. Dua tahun setelah kunjungan keluarganya  plus Prana ke London untuk menghabiskan liburan panjang akhir tahun bersama dirinya.

Emilie menunduk. Ia ingin tertawa histeris saat ini juga.

Hanya karena tantenya mengalami kemalangan yang disebabkan ulahnya sendiri, maka dirinya yang akhirnya harus ikut menanggung akibatnya  bagi dirinya sendiri.

Memangnya, dia harus ikut- ikutan bersimpati pada  Tante Jani, setelah wanita itu merampas semua perhatian keluarga? Emilie menggeleng. Tidak bisa menerima logika itu dengan cara berpikirnya yang liberal.

"Kamu pulang ke Surabaya sebentar ya, Em. Kasihan papi. Dia terus mikirin kamu. Sampai susah makan susah tidur." Bujuk Aeris.

Sebetulnya, yang membuat Emilie mau berbicara dengan Aeris adalah karena maminya itu tampak sangat kepayahan, mengandung hasil perbuatan papinya.

Emilie menggeleng seraya mendesah putus asa. "Enggak, Mi. Aku belum siap. "

"Lalu, kapan kamu siap? Kasihan papi. Dia sempat ngedrop. Semenjak kamu menolak berbicara padanya. Menolak menemuinya. "

Deserve YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang