Tiga Puluh Tujuh

1.4K 236 21
                                    


Emilie memasuki menghampiri Aeris yang sedang menggendong adik bayinya yang sejak tadi memang rewel.

"Taksa kenapa, Mi?" tanya Emilie sambil memegangi lengan kecil yang montok dan putih itu. "Rewel ya dari tadi?"

"Iya, nih. Sejak kemarin kayak gini. Untung kakak- kakaknya lagi nggak rewel. Kamu sendiri gimana, Ems? Mami lupa nanya deh. Kamu waktu datang pucet banget kemarin. Lagi sakit? Nggak enak badan?" pertanyaan beruntun yang diberondongkan Aeris membuat Emilie tersenyum simpul. "Biasa aja, Mi. Jadwal lagi padet begini."

"Trus kenapa datangnya nggak sama Lucas?"

Barulah Emilie tercenung. Nggak tahu harus bagaimana menanggapi pertanyaan itu. Aeris memang menjadi penyebab, mengapa hubungannya dengan Lucas kini memburuk. Tapi nyatanya dia juga nggak bisa menyalahkan ibu tirinya itu karena bahkan dia sendiri nggak tahu apa- apa.

Emilie berani bertaruh bahwa Aeris juga nggak tahu menahu bila fotonya yang terlihat fabulous itu hingga kini masih terpasang di kamar pribadi suaminya yang bahkan dia sendiri belum pernah masuk ke sana.

Dan kalau pun tahu, Aeris pasti bakalan ngeri. Bisa- bisa ia mengira kalau Lucas adalah psychopath. "Ribut lagi sama suami kamu?" tebak Aeris. Emilie menatap wanita itu dengan kekaguman yang berlipat ganda. Meski telah berusia hampir empat puluh, serta sudah melahirkan tiga kali, namun tubuh Aeris masih tetap langsing seperti gadis pertengahan dua puluh.

Pantas papinya tergila- gila pada wanita ini. Begitu pula sebaliknya. Aeris juga terlihat nggak bisa memalingkan mata dari suaminya. Jagad, biar semakin berumur, semakin bertambah kadar ketampanannya. Dan cara mereka saling menatap itu seolah-olah nggak ada orang lain  di dunia selain mereka berdua.

Jadi, kelihatannya memang salah alamat kalau Emilie sampai mencemburui ibu tirinya itu. Dan dulu mereka--- Aeris dan Lucas--- pernah punya kesempatan untuk menjalin hubungan sewaktu Aeris kabur karena video mesumnya bersama Jagad tersebar di internet dan sempat sangat heboh.

Waktu itu Lucas yang menyembunyikan Aeris di Australia. Bahkan Jagad nggak tahu kalau waktu itu kekasihnya sedang mengandung. Lucas bahkan menawarkan diri untuk menjadi ayah bagi Gio. Namun, hingga saat- saat terakhir, Aeris tetap kembali pada Jagad.

Apakah itu berarti bahwa Lucas memang bukan jatah Aeris? Melainkan milik Emilie?

"Ems," Aeris tiba-tiba bergumam. Merobek gelembung kecil lamunan di kepala Emilie. "Yang namanya berumahtangga itu pasti banyak banget masalahnya. Mami kalau nggak kuat sama papimu udah dari kapan tahun ninggalin papi. Bahkan pernah terbetik rasa penyesalan di hati Mami. Kenapa Mami harus menikah? Kadang papimu itu bisa sangat keras kepala. Kalau sudah begitu, rasanya Mami mau tobat dan ninggalin dia. Tapi kalau ditanya apa Mami nyesel nikah sama papi, jawabannya enggak, Ems. Mami nggak nyesel. Mami bahkan nggak bisa membayangkan kalau seandainya bukan papimu yang jadi suami Mami. Begitu juga dengan Lucas .... "

Emilie tertegun. Ia hanya menyimak. Sama sekali nggak ingin menyela. "Meski dia kakak tiri Mami, Mami nggak terlalu kenal dia. Jadi Mami minta, kamu yang sabar ngadepin dia ya. "

Mendengarkan kata- kata maminya, Emilie hanya bisa tercenung. Kemarin ia cukup kaget juga melihat kedatangan Lucas ke pemakaman tante Jani. Entah siapa yang memberitahunya perihal berpulangnya adik kandung sang ayah. Yang jelas, entah mengapa, setelah dulu ia berharap bahwa sebaiknya tante Jani nggak pernah ada karena wanita itu membuat Emilie gagal merengkuh cinta masa remajanya, kini sama sekali nggak terpengaruh dengan status baru Prana.

Sepertinya ia tertular prinsip Mami Aerisnya. Bahwa dirinya nggak akan bisa membayangkan masa depan selain bersama Lucas Nayaka Januardhy.

****

Deserve YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang