Tiga Puluh Empat

1.1K 184 9
                                    

Hari ini pemotretan berjalan dengan lancar. Karena tempatnya berada di dalam sebuah kafe trendi di Kemang, Emilie merasa nggak banyak kendala berarti. Nggak seperti jika dilakukan di luar ruangan. Pasti terik matahari Jakarta yang menyengat itu akan menimbulkan banyak keluhan di sana- sini dari para model yang ikut pemotretan.

Jumlahnya memang nggak banyak. Hanya ada Emilie, Shirin, Marlon, dan Aji. Kolase Kafe menyedihkan ruangan khusus yang bisa dipinjam untuk spot pemotretan kali ini.

Dalam pemotretan katalog kali ini, Emilie akan dipasangkan dengan Marlon, yang nota bene adalah adik Ipar dari Davina Mae, salah satu rekan aktris Emilie yang kemarin juga diikutkan dalam proyek film ke Hong Kong dan Singapura itu.

Pemgambilan gambar dimulai pada jam satu siang. Janggala Prabu--- alias Jangga---yang didapuk menjadi fotografer. Lelaki yang hanya mengenakan kaus oblong hitam itu terus-terusan menggeleng.

Jangga yang sebenarnya punya wajah mirip artis sinetron Sultan Djorghi waktu masih muda itu, sebenarnya sudah kerap bekerjasama dengan Emilie. Sehingga ketika menerima arahan dari lelaki itu dan asistennya yang bernama Devika itu, Emilie sudah nggak canggung lagi. Lain Emilie lain pula Shirin, model pendatang baru blasteran Jerman itu terlihat masih agak canggung ketika Jangga menatapnya lekat.

Bagi yang belum mengenal Jangga, pasti langsung geer kalau ditatap demikian intens oleh sepasang mata segelap tengah malam itu. Akan tetapi, Emilie yang sudah kerap mendapatkan bocoran tentang sosok Jangga yang punya badan mirip Dewa Seks itu sudah paham bagaimana Jangga yang sebenarnya.

Jangga sendiri biasanya nggak menyukai tipikal cewek- cewek model yang punya spesifikasi kutilang--- kurus, tinggi, langsing. Dia bahkan sebenarnya nggak punya kriteria.

Selama ini, dia menentukan teman kencan berdasarkan siapa yang berhasil dibawanya pulang ke studio merangkap rumahnya di bilangan Pasar Minggu.

Namun semenjak bertemu Emilie, sebelum perempuan itu menikah dengan pengusaha kaya, Lucas Nayaka Januardhy, Jangga sudah merasa ada yang lain dengan perempuan itu. Sesuatu yang menarik hatinya.

Hanya saja, lelaki itu nggak pernah beruntung dalam hal mendekati sosok Emilie sebelum perempuan itu terikat.

Karena perempuan itu lebih sering sibuk mondar-mandir di depan kamera syuting, ketimbang pemotretan katalog produk fashion seperti yang sedang mereka lakukan saat ini. Mereka baru bertemu lagi kali ini.

Jadi, alih-alih berhasil menggaet Emilie, Jangga malah terjebak bersama seorang perempuan lain yang saat ini jadi HTS- annya.

"Habis ini ke mana?" Jangga nekat menghampiri Emilie yang setelah selesai pengambilan gambar, kini sedang duduk di sebuah sofa yang tadi menjadi salah satu set pemotretan katalog tadi.

Nanda, asisten Emilie sedang menyodorkan tumbler berisi teh dingin. Emilie mendongak dari ponsel yang saat itu dipegangnya. "Eh, Mas Jangga?" dia kelihatan agak kaget. Soalnya, jarang banget Jangga ngajak dia ngobrol.

Hal itu membuat Jangga sedikit mengulum senyuman. Itulah yang dia suka dari sosok Emilie. Meski dia adalah aktris terkenal, namun nggak pernah sekalipun memperlakukan orang lain dengan semena-mena. "Habis ini mau ke mana?" ulangnya.

"Mau ke PH lagi, nih. Biasa, meeting." Senyumannya lebar. "Mas Jangga sendiri?"

"Ada meeting juga. Minggu depan ada show nya Mandalika."

"Oh, asyik dong."

"Mau nonton?"

"Pengin sih," perempuan itu tampak berpikir, sebelum akhirnya memanyunkan bibir tipisnya yang dipulas warna nude. "Tapi kayaknya nggak bisa. Jadwal bentrok." Lalu menoleh ke arah Nanda.

Deserve YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang