[31]

1.3K 122 22
                                    

Double Update-!!














Dengan cepat nenek itu menarik lengan mereka kedalam rumah itu, dan pintu itu segera tertutup.

Gelap, rumah itu sangat minim pencahayaan. Hanya ada sebatang lilin di atas meja, membuat seisi rumah menjadi remang remang.

Nenek itu memegang lengan Chenle dan Jisung kuat.

"Bagaimana kalian bisa sampai di sini?" Ujar nenek itu.

Chenle hanya diam, ia terlalu terkejut untuk hanya sekedar menjawab pertanyaan sang nenek.

Jisung menarik diri, melepaskan pegangan nenek itu pada lengan nya. Ia kemudian menarik lengan Chenle dengan kuat. Tubuh Chenle tertarik ke belakang, hingga pegangan si nenek ikut terlepas.

"Bagaimana kalian bisa sampai di sini?" Si nenek mengulangi pertanyaan yang sama, kali ini dengan sorot mata lebih teduh.

"Kalian harus pergi dari sini" Lanjutnya, nenek tua itu tampak gelisah seraya mengucapkan kalimat yang sama berulang kali.

"Kalian harus pergi dari sini, kalian harus pergi..."

"Cung, lepasin Gue" Chenle menepuk nepuk pelan bahu Jisung, mencoba menenangkan Jisung.

Perlahan pegangan tangan nya pada lengan Chenle mulai mengendur, Chenle tersenyum seraya melepaskan tangan nya dari pegangan Jisung.

Ia mulai melangkah mendekati sang nenek, ia lantas memegang tangan sang nenek dan mengelus nya dengan lembut.

"Tenang nek, ayo duduk dulu" Ucap nya, seraya menuntun nenek itu untuk duduk di sebuah dipan tua.

Jisung perlahan ikut duduk di sebelah Chenle, tatapan nya tak lepas dari nenek yang tampaknya mulai tenang.

"Kenapa, kami harus pergi?" Ujar Chenle setelah melihat raut wajah nenek yang mulai tenang.

"Penduduk desa, penduduk desa tidak boleh tau kalian ada di sini" Nenek itu terlihat kembali gelisah, ia berujar seraya berdiri dan meraih dua buah mantel kumal dari gantungan pakaian miliknya.

"Pakai ini, akan nenek antar kalian pulang" Ujar nya.

"Nek kami tersesat, nenek tau jalan pulang kami?" Ujar Chenle seraya memakai mantel yang diberikan nenek itu, ia lantas menyerahkan mantel satunya kepada Jisung.

Jisung terdiam menatap mantel yang ia dapat dari Chenle, ia lantas memakai mantel itu.

"Hanya ada satu jalan, akan kuantar kalian"

Mata Chenle tampak berbinar senang, walau nenek ini terlihat aneh ternyata ia mau membantu mereka.

"Dengan satu syarat, apapun yang akan kita lihat di jalan nanti...." Nenek itu berhenti berbicara, mata nya lantas menatap kedua pemuda itu dengan wajah serius.

"Jangan bersuara" lanjutnya.


















Tak jauh dari camp area, terlihat rombongan mobil yang berhenti. Pengunjung yang tampak sedang sibuk membereskan tenda dan bersiap untuk pulang itu mendadak berhenti dari kegiatan awal.

 Pengunjung yang tampak sedang sibuk membereskan tenda dan bersiap untuk pulang itu mendadak berhenti dari kegiatan awal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MAFIA LAVENDER;NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang