[22]

1.3K 154 5
                                    

Happy reading^,^















"Pagi Icung"Sapa lelaki berambut blonde itu sambil merengkuh tubuh lelaki mungil di depan nya dan menggendong nya seperti koala.

"Pagi"Jawab si bungsu.

"Mau sarapan apa pagi ini?"Tanya Taeyong sambil mengelus surai si bungsu.

"Apa aja boleh, turunin Gue dong gak nyaman banget berasa jadi bayi, turun turun"

Taeyong mendelik, ia segera menurunkan Jisung dari gendongan nya, dengan cepat ia memandangi wajah adik nya itu.

Sorot mata yang terlihat kosong dan dingin, tatapan angkuh dengan dagu sedikit terangkat, ah ternyata dia bukan adik kecil nya.

"Kapan Lo bangun?"Tanya Taeyong sambil berbalik dan melangkah keluar dari kamar Jisung.

"Barusan, denger denger Lo abis dapet tangkapan ya?"Ucap Jisung seraya ikut melangkah di belakang Taeyong.

"Iya, kata Icung dia yang mau ngurus sendiri, kok jadi Lo yang bangun bukan Icung?"Ucap Taeyong sambil melangkah menuruni tangga.

"Mana gue tau"

Taeyong menarik napas nya yang terdengar berat, langkah nya terhenti saat sampai di depan mini bar dapur mansion mereka.

"Lo mau makan apa?tolong jangan makan yang aneh aneh"Ujar Taeyong sambil mengambil tempat di depan kompor.

"Hey, sekarang ini Gue yang bangun bukan Icung, so suka suka Gue dong mau makan apa"Jisung berujar kesal sambil duduk di kursi yang menghadap dapur itu.

"Itu tubuh adek Gue kalo Lo lupa"Sarkas Taeyong.

"Iya Gue tau, yaudah terserah Lo dah ngasih Gue makan apa, Lo kasih batu juga bakal Gue makan toh yang ngunyah adek Lo bukan Gue"

Taeyong tersenyum penuh kemenangan, ia mulai memakai celemek nya dan meracik makanan.

Jisung tampak menopang dagu nya, menatap Taeyong yang sedang berkutat dengan masakan nya.

"Pagi adek kesayangan nya abang"

Cup!

Jisung membulatkan mata nya tatkala bibir milik Haechan menyentuh pipi nya, dengan cepat ia mengangkat tangan nya dan

Plak!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Haechan, Jisung si pelaku kini menatap Haechan dengan tatapan garang nya.

"Lo jangan main main sama Gue Chan"

Haechan tersenyum kecut sambil memegangi pipi nya yang terasa perih.

"Oh, Lo Ji, Gue kira Icung sorry ya"Ucap Haechan seraya ikut duduk di sebelah Jisung.

"Lain kali jangan begitu ya, waterboom men!"

Haechan dan Taeyong terdiam saat Jisung berujar demikian tanpa ekspresi.

"Aneh"Ucap Taeyong dan Haechan secara bersamaan.
































"Makan nya pelan pelan Ji, kasian tenggorokan adek Gue"Jaehyun berujar pelan saat Jisung menelan makanan nya tanpa mengunyah nya lebih dulu.

Jisung hanya diam sambil terus melanjutkan acara makan nya, jujur baru kali ini ia merasakan makanan yang di masak Taeyong, ia tampak senang sorot mata nya juga berubah menjadi lebih cerah.

"Enak"Ucap nya tatkala sepiring makanan di depan nya telah tandas.

"Makasih"Ujar Taeyong.

"Lo kira barusan Gue muji Lo?"

Taeyong terdiam, kini tatapan nya beralih ke Jisung yang sedang menatap nya dengan tatapan angkuh nya kembali seperti biasa.

"Jadi maksud Lo ngomong enak barusan?"Kini Yuta yang bertanya.

"Maksud Gue, enak jadi Icung"

Jisung tersenyum lebar sambil berdiri, ia kemudian melangkah menuju dapur dan meraih pisau dapur yang sedari tadi tertata rapi.

"Ji, Lo mau ngapain?"Jeno dengan cepat berdiri dan menghadang Jisung yang hendak segera melangkah.

"Beresin si Nana"Ujar nya.

"Maksud Lo?!"Kini Renjun yang bertanya.

"Jangan tahan Gue atau pisau ini bakal nancep di tubuh Icung"Ujar Jisung, kini tatapan nya kembali terlihat angkuh dan dingin.

"Minggir Njun, Jen"Ucap Taeyong seraya menarik lengan kedua adik nya dan memberi Jisung ruang.

"Gue harap Lo gak nyakitin tubuh adek Gue"Ujar Taeyong.

Jisung tertawa kecil yang entah mengapa terdengar menyeramkan, ia kemudian melangkah menuruni tangga menuju ruang bawah tanah mansion Lee bersaudara.

Langkah nya tampak seringan bulu, senyum Jisung kian melebar saat ia berhenti di sebuah ruangan yang berisi persenjataan Lee bersaudara.

Tangan kecil itu bergerak mendorong pintu tebal di depan nya, begitu pintu itu terbuka mata Jisung seketika melebar.

Ia mulai melangkah masuk dan menyusuri tiap rak yang berisi senjata itu.

"Ck, senjata nya gak ada yang cocok"Monolog nya sambil bersandar pada salah satu rak, mata nya menatap malas senjata yang berjejer rapi di sekeliling nya.

Namun tatapan malas nya berubah saat mata nya menatap sebuah tongkat baseball berbalut duri.

Dengan cepat ia meraih tongkat itu.

"Let's play"

TBC

Hai, maaf author baru update, author juga mau bilang makasih buat 12k readers nya, buat yang baca doang tapi gak vote sm coment juga author ucapin makasih:").

buat chapter berikutnya bakal author update hari ini kalau tembus 5 vote 5 coment, kalau gak tembus berarti chapter berikutnya author update kapan kapan🙏

oke see you😉

MAFIA LAVENDER;NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang