[19]

1.3K 155 4
                                    

Jangan lupa voment nya~'•´




Nana membulatkan mata nya begitu melangkah masuk ke mansion Lee.

Deretan lemari berisi barang branded dan barang antik berjejer rapi di sisi kanan ruangan itu.

Sedangkan di sisi kiri di penuhi dengan foto-foto berbingkai emas yang tergantung rapi, dan beberapa lemari berisi piala seperti piala juara umum sekolah milik Lee bersaudara.

Nana mendongak begitu mendengar langkah kaki seseorang dari tangga berlapis karpet merah di depan nya.

Seorang lelaki berambut blonde datang sambil menatap nya, tatapan nya kosong dengan wajah tanpa ekspresi itu menambah kesan seram yang ada.

"Siapa?"Tanya lelaki tersebut.

"Temen Jisung, kita mau make lab buat kerja kelompok, boleh bang?"Jisung yang menjawab.

Wajah lelaki itu seketika berubah menjadi lembut, ia kemudian tersenyum ramah lantas mengangguk.

"Langsung ke atas aja"Ujar lelaki itu, Lee Taeyong.

"Makasih bang"Ujar Jisung sambil tersenyum manis lantas melangkah pergi, diikuti Nana yang berjalan dengan takut di belakang nya.

"Jaehyun"

"Iya bang?"

"Suruh Dejun cari informasi anak tadi"






































"Masuk Na"Ujar Jisung sambil membuka pintu laboratorium keluarga Lee itu.

Nana tersenyum sambil ikut melangkah masuk, mata nya dengan awas menatap setiap inci labiratorium yang tampak luas itu.

Namun senyum nya menghilang begitu melihat sesuatu yang berada di atas salah satu meja, bau anyir langsung menyeruak.

Kaki nya tiba tiba berhenti melangkah, tubuh nya menjadi gemetar, tangan nya dengan cepat menyeka keringat dingin yang mengalir di pelipis nya.

"Ji, i-itu..."Ujar Nana sedikit tergagap.

Jisung menoleh ke arah yang di tunjuk Nana, ia menghela nafas pelan.

"Sorry Na, Bang Mark lagi ujian praktek anatomi, kayak nya dia lupa nyuruh maid bersihin sisa nya"Ucap Jisung santai.

Nana terduduk lemas, ia sangat terkejut saat melihat mayat manusia dengan tubuh yang sudah tidak lagi utuh, kini ia semakin terkejut saat respon Jisung sangat santai.

"Kenapa?"

Jisung melangkah mendekat, ia kemudian berjongkok dan menatap Nana dengan tatapan kosong.

Nana mendongak, menatap Jisung yang jongkok tepat di depan nya.

"Abang Lo bunuh orang Ji"Ujar Nana gemetar.

"Terus?"

Nana membulatkan mata nya, ia sangat terkejut, bagaimana Jisung bisa berkata demikian dengan wajah datar dan tatapan kosong nya?

"ABANG LO PEMBUNUH JI!!"Nana berteriak keras, kedua tangan nya meremat rok yang di kenakan nya, perlahan air mata nya mulai mengalir, ia benar benar takut.

"Gak cuma abang Gue"Ujar Jisung, kini ia mendekatkan wajah nya ke arah Nana.

"Gue juga pembunuh"Bisik Jisung tepat di telinga Nana, ia kembali berdiri dan duduk di atas meja keramik yang di lapisi kaca bening itu.

"M-maksud Lo?"Ujar Nana sedikit tergagap.

"Kenapa?Lo takut?"Jisung mengayunkan kaki nya dengan wajah datar.

"Oh iya, Mrs.Wendy adik nya Ibu Lo ya?"Jisung kembali berucap santai sambil mengeluarkan sebilah belati dari dalam ransel milik nya.

Nana diam tak menjawab, lebih tepat nya ia tak lagi dapat bersuara, demi apapun ekspresi Jisung kini benar benar menyeramkan.

"Kok diem?harus nya Lo seneng dong, Lo bujukin Mrs.Wendy buat nuker nama kelompok demi sekelompok sama Gue kan?kok Lo keliatan takut gitu"Ujar Jisung, tangan nya masih dengan liar memutar mutar belati di tangan nya.

"L-Lo tau?"Lirih Nana.

"Belum ada guru yang berani misahin nama Gue sama Chenle tiap kali ngasih tugas kelompok, Lo kira Gue gak tau?"Jisung berdiri, dan mengacungkan belati di tangan nya itu ke arah Nana.

Nana yang terkejut melihat ancang ancang Jisung langsung berlutut di depan Jisung, tangan nya dengan erat memegang salah satu kaki Jisung.

"Maafin Gue Ji, Gue cuma mau lebih deket sama Lo aja walau cara Gue salah, tolong maafin Gue"Ucap Nana, isakan nya semakin keras.

"Lho kok nangis, bukannya sekarang Lo udah dapat apa yang Lo mau ya?"Ujar Jisung dengan nada datar nya.

"Maafin Gue Ji, maaf"Nana masih memegang kaki Jisung dengan erat, tangisan nya semakin menjadi jadi saat nada suara Jisung terdengar semakin memyeramkan.

Jisung akhirnya membungkuk, ia memegang kedua bahu Nana dan menarik nya hingga Nana berdiri.

"Kalau Gue maafin, tau kan Lo harus apa?atau..."Jisung menghentikan ucapan nya, tangan nya dengan cepat melempar belati yang sedari tadi ia pegang hingga belati itu menancap tepat di tubuh mayat yang terbaring cukup dekat dengan posisi mereka berdiri.

"Lo juga bakal berakhir sama kayak orang itu, jadi bahan percobaan Bang Mark harusnya gak terlalu buruk kan?"


TBC

MAFIA LAVENDER;NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang