[13]

2K 191 39
                                    

Ayoo spam voment biar author cepet update-!!






Malam ini mungkin jadi malam terburuk bagi Lee Bersaudara selama beberapa tahun terakhir.

Karena ini pertama kali setelah sekian lama,kembali ada yang terluka.

Taeyong berjalan setengah berlari dengan Yuta di punggung nya dan Jaehyun yang setia menekan sisi kanan perut sang Abang.

"Bang,jangan tidur"Ucap Jaehyun yang sedari tadi menahan air mata nya mati matian.

Saat sampai di pelataran sebuah rumah sakit swasta milik Taeyong,Ten yang sedari tadi menanti kedatangan mereka langsung membantu memindahkan Yuta ke ranjang dorong.

Para perawat dengan sigap langsung mendorong ranjang Yuta ke ruang operasi.

Taeyong menarik lengan Ten yang bersiap melangkah dan menatap mata nya dalam.

"Ten,tolong..."

Ten tersenyum hangat lantas mengangguk dan menepuk pundak Taeyong pelan.

"Nyawa Gue taruhan nya"

Setelahnya Ten segera berlari menyusul tim medis pribadi Lee Bersaudara yang sudah pergi lebih dulu dengan ranjang Yuta.

Jaehyun segera memeluk tubuh si sulung dan menepuk nepuk pelan punggung yang terlihat rapuh itu.

"Semua bakal baik baik aja kan Bang?"

Taeyong terdiam lantas memegang bahu Jaehyun dan tersenyum menatap mata sang adik.

"Tenang aja,bentar lagi yang lain pasti nyusul ke sini sekarang Lo jagain Yuta di sini"

"Lo mau kemana?"Ujar Jaehyun saat Taeyong melangkah menjauh menuju parkiran.

"Makan pecel lele,ya nelepon pasukan lah"Tukas Taeyong lantas tersenyum.

"Bang"Panggil Jaehyun.

Taeyong menolehkan kepala nya

"Pecel punya Gue banyakin sambel ya"
























































"Akh sial"Untuk kesekian kalinya Jungwoo kembali mengumpat saat menggendong tubuh si bungsu Jisung yang tak sadarkan diri di punggung nya.

Kini dirinya memimpin jalan bersama Doyoung,Jaemin,Mark dan Renjun mencari Jeno dan Haechan.

"Tu anak berdua kenapa di biarin nyatu sih,udah tau otak nya kriminal semua"Ucap Doyoung kesal.

Jika tidak mencari Jeno dan Haechan yang haus darah mungkin sekarang mereka sudah menyusul Taeyong dan yang lainnya.

"Namanya lagi panik bang,udah sekarang mending fokus aja cari mereka"Ucap Mark yang dari tadi sibuk bolak balik nelepon Jeno dan Haechan.

"Percuma di telepon,mereka pasti pake headset tiap kali ada mangsa begini"Ujar Renjun.

"Terus gimana?"

Renjun mengeluarkan sebuah speaker berbentuk kaleng minuman soda lantas menyalakan nya.

Haiyaiya tom jerry makan petai
Haiyaiya tom jerry makan petai

"-_-"Lee Bersaudara.

"Apa?"Tanya Renjun polos sedangkan Doyoung rasanya gemas ingin menjitak saudaranya itu.

Namun tampaknya cara Renjun berhasil karena Haechan dan Jeno langsung muncul dengan wajah kecewa padahal pakaian mereka sudah bersimbah darah.

"Masih ada beberapa lagi padahal"Ucap Haechan.

"Iya,pada kabur dah tu"Tukas Jeno.

Doyoung menjewer telinga Jeno dan Haechan bersamaan lantas berjalan menuju keluar ruangan diikuti Lee bersaudara yang lain.

"Gak ingat umur!udah gede masih aja mentingin ego"Oceh Doyoung.

"Duh bang Doy,sakit bang"Ujar Jeno.

"Bang ntar telinga Gue makin panjang gimana?"Sahut Haechan.

"Biarin,biar jadi Pinokio"

"PINOKIO ITU YANG PANJANG HIDUNG NYA BANG DOY!"Haechan dan Jeno berseru kompak.

"Lho suka suka Gue dong"


































"Udah ada tanda tanda pergerakan mereka?"Tanya Taeyong pada Lucas yang sedang siaga di depan nya menunggu Jungwoo dan yang lainnya keluar gedung itu.

"Itu mereka"Ucap Lucas saat melihat Jeno dan Haechan di barisan depan.

Sedangkan Jungwoo berada di tengah sambil menggendong Jisung di sisi kanannya ada Doyoung yang berjaga dan di sisi kiri nya ada Jaemin.

Di barisan belakang ada Renjun dan Mark,lengkap sudah formasi perlindungan mereka.

Saat jarak mereka semakin menipis tampaknya Tuhan kembali memberikan mereka sebuah ujian.

Saat barisan sisi kanan dan kiri lengah,saat itu pula sebuah peluru datang dengan cepat dan langsung menghantam bahu Jisung.

"Sial"Umpat Jeno yang langsung menembaki seseorang yang baru saja mendaratkan peluru nya ke tubuh si bungsu.

"Lari Jungwoo!"Ujar Taeyong sambil siaga membuka pintu mobil nya.

Jungwoo mengangguk lantas menggendong tubuh Jisung ala koala dan langsung berlari menuju mobil.

"Udah Jen,kita harus ke rumah sakit"Ujar Jaemin sambil menarik lengan Jeno yang masih menembaki tubuh itu dengan membabi buta padahal tubuh itu sudah tak bernyawa bahkan hancur karena luka tembakan.

"Pokoknya ini orang harus hancur sampe ke otak otak nya!"Ujar Jeno tak mengindahkan tarikan dari Jaemin.

"Jen udah!"

Jeno terdiam saat Jaemin yang selalu terlihat malas dan tak peduli itu membentak nya,Jaemin langsung menarik tubuh Jeno dan menggendong nya untuk masuk ke mobil.

"Berat banget Lo Jen"















































Pagi kembali menjelang,tapi masalah selalu datang bahkan saat satu masalah belum selesai.

Pagi ini pelataran rumah sakit didatangi banyak reporter dari berbagai stasiun televisi.

"Siapa yang kasih tau wartawan kalo kita ada di sini?"Ucap Doyoung sambil memijit pelipisnya pelan.

"Pasti orang orang berhoodie sialan itu,bahkan mereka sampe ngeretas cctv di mansion"Ujar Jaemin yang baru datang setelah berganti pakaian di mansion Lee.

"Terus gimana?"Ujar Jeno.

"Tenang,udah Gue beresin kok"Ucap Jaemin lantas menyodorkan kopi kepada saudara saudara nya.

"Icung sama bang Yuta kira kira gimana ya?"Ujar Jaehyun sambil menunduk.

"Semua bakal baik baik aja"Ucap Taeyong.

"Lo selalu bilang gitu bang,tapi buktinya sekarang semua nya gak baik baik aja!Icung sama bang Yuta masih belum sadar,di depan Lucas sama pasukan kita ngehadang wartawan kapan sih baik baik aja itu bakalan terjadi!Gue capek hidup kayak buronan gini"Jungwoo meneteskan air mata nya lantas berdiri dari duduknya dan melangkah pergi.

"Bang Jungwoo!"Ujar Mark lantas menyusul Jungwoo.

"Maafin Gue"Lirih Taeyong.






Konflik konflik ahay-!
Ayo voment^^-!

MAFIA LAVENDER;NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang