Bab 9 - Ekskulvaganza

62 15 7
                                    

"Kak, itu pedang mainan?"

"Kostumnya sumuk ga sih?"

"Kalau pakai helmnya, masih bisa lihat?"

Walau senang karena banyak yang menyambangi booth ekskul anggar, Sora lama-lama lelah juga menjawab pertanyaan-pertanyaan aneh macam itu. Sampai sekarang Sora belum menemukan yang benar-benar pernah bermain anggar.

Kalau Sora tidak segera mendapatkan regenerasi yang bagus, bisa-bisa Sora tamat, ekskul anggar juga ikut tamat.

"Tadi ada satu cowok, katanya dulu pernah main Epee."

Kedua mata Sora serempak berbinar. "Kok nggak bilang-bilang? Mana? Lo input datanya ga?"

"Ada. Kalau lo denger namanya pasti lo ngakak."

Sora mengerutkan kening. "Siapa?"

"Rangga."

Sora dan Myra sontak meledak dalam tawa. Terpingkal habis-habisan sampai merosot di tanah dan menarik perhatian semua orang.

Untung ada Sarah yang menghampiri dan mengingatkan mereka untuk segera stand by di belakang panggung karena sebentar lagi giliran penampilan mereka.

Setelah menitipkan barang-barang berharga pada booth sebelah, Sora dan Myra pun berjalan masuk ke aula.

Pintu belum dibuka penuh, terdengar ledakan sorakan histeris dari dalam aula. Ternyata giliran ekskul basket dan ledakan tadi adalah respon penonton untuk kemunculan Fael.

"Wah, anak baru menang banyak," komentar Myra saat wajah ganteng Fael memenuhi layar utama. Padahal Fael tidak ikut beratraksi tapi sepertinya kamera lebih suka menyorot keberadaannya di pinggir lapangan.

Rahang tegas, tubuh tegap, dan mata hitam tajam Fael terpampang nyata. Panasnya aula membuat dahi cowok itu sedikit basah dan rambut depannya berantakan. Bagi sebagian cewek di aula, itu seksi.

Termasuk Sora.

"Hi, my name is Rafael McKiehl. Saya kapten tim basket Navia sekaligus penanggung jawab dari ekskul ini."

Riuh lagi. Tadi wajah sekarang suara dalam Fael yang bikin heboh.

"We'll be conducting a pre-selection session on Thursday, 3 pm at this hall. So, if you are interested, come and show us what you've got. Maybe you're the one that we've been looking for. Thank you."

Sekelebatan ingatan ketika Fael menyentuh tangannya di mobil kemarin mampir di otak Sora. Seketika pipi Sora terasa terbakar. Cowok orang, woy! Cowok orang! Sora coba menyadarkan diri sendiri.

Terlalu tersihir pesona Fael, Sora sampai lupa ekskul anggar adalah yang berikutnya. Kalau Myra tidak menyeretnya ke ruang ganti, mungkin Sora masih mendekam di tempatnya berdiri tadi.

"Eh, nanti tinggal main aja kayak biasa kan?"

"Iye."

Bukannya tak percaya pada Myra, tapi hidung Sora mencium sesuatu yang tidak beres.

***

Menemukan tempat terbaik di pinggir arena, Regy bersiap dengan kameranya. Ia sengaja membawa kamera mahal itu karena tahu Sora akan beraksi. Oh, Regy adalah fans berat Sora kalau soal anggar. Ia tak mau sampai kelewatan mengabadikan momen-momen indah yang Sora ciptakan di arena.

Riuh samar terdengar ketika layar utama bergerak dalam animasi dan menampilkan satu nama.

RENAISSANCE.

Regy terkejut. Sampai tadi pagi ekskul anggar mereka masih tanpa nama. Apa nama itu tiba-tiba tercetus begitu saja saat Sora di belakang panggung? Kalau iya, impulsif sekali dia.

Under My SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang