"Dateng ya, guys! Ke Sweet 17 gue!"
Sora, Sarah, Sheila mengawasi Myra menyebar undangan ulang tahunnya yang ke-17 di kantin. Semakin sumringah senyum Myra, semakin berat pula beban yang bertengger di pundak mereka bertiga.
"Tau kan apa artinya ini buat kita?" Sarah mengingatkan sambil mengikat rambutnya jadi kuncir kuda—sesuatu yang selalu ia lakukan tiap kali bersiap untuk menguras tenaganya habis-habisan.
"Kerja, kerja, kerja!" Sheila mengepalkan tangan dengan optimisme palsu.
"Anggap aja latihan buat Navia Festival," Sora menepuk bahunya sendiri.
Bukan Myra namanya kalau tidak all out apalagi untuk acara yang hanya terjadi sekali seumur hidup. Sejak tahun lalu, dia sudah menyiapkan mood board pesta Sweet 17 impiannya. Bertema Enchanted Forest, bertempat di sebuah ballroom hotel mewah di Jakarta, mulai dari gaun hingga detail layout dekorasi lengkap ada di aplikasi Good Note di iPadnya. Masalahnya, ini juga menjadi tugas Sora, Sheila, dan Sarah untuk mewujudkannya.
Iya sih Myra pakai WO, tapi siapa yang akan dia percaya untuk mengomeli WO tersebut kalau kerjanya tidak becus? Sarah!
Siapa yang Myra percaya ada di sampingnya untuk menenangkan kalau ia sedang gugup atau bahkan menangis? Sheila!
Siapa yang Myra panggil untuk membereskan semua krisis yang mengancam keberlangsungan pestanya? Sora!
Tadi pagi saja Myra sudah mengeluh soal WO-nya yang tidak paham-paham juga dengan brief dari Myra. Ini adalah awal pertanda mereka bertiga harus ekstra menjaga persiapan hingga pelaksanaan pesta Sweet 17 paling fenomenal di Navia ini.
"Ganti WO aja nggak sih? Mahal-mahal tapi nggak becus," Sheila ikut emosi.
"Daripada rugi DP hangus, dia pasti lebih milih memberdayakan kita." Sarah memutar mata, hafal benar jalan pikiran sahabatnya.
"Regy dateng kan?"
Kepala Sora otomatis menoleh mendengar Myra menyebut nama Regy. Di meja yang sama dengan Kylo, Regy memberi senyum disertai isyarat jempol sambil menerima undangan Myra, kemudian kembali pada layar ponselnya.
Hari ini Regy agak aneh. Dia belum mengganggu Sora sama sekali. Seberkas senyum samar di lorong loker, hanya itu yang Sora dapatkan dari tadi pagi. Apa dia sakit?
"Dibuang?!"
Suara Sarah mengagetkan Sora. Ternyata dia bicara soal seorang anak kelas XII yang meninggalkan undangan Myra di meja saat hendak beranjak.
"Ta—tapi gue dateng kok..." Anak itu gugup diintimidasi raut murka Sarah.
"Capek-capek gue nyemprot 200 amplop pakai parfum Jo Malone, malah lo buang sembarangan? AMBIL!" ancam Sarah dengan garpu bakso.
Myra tidak menenangkan Sarah karena merasa Sarah sedang membela acaranya. Hingga akhirnya anak itu mengambil kembali kartu undangan ulang tahun Myra dan pergi.
"Kayaknya acara ini bikin kita semua gila," bisik Sheila di bahu Sora.
Ketika Sora memundurkan punggung untuk bersandar pada kursi, tak sengaja pandangannya dan Regy bertemu. Namun, bahkan sudah sejelas-jelas itu, Regy masih menampakkan ekspresi dingin untuk Sora.
Sora punya firasat ini ada hubungannya dengan pertanyaan Regy semalam.
***
"Kak Regy, ini..."
Sudah ketiga kalinya dalam hari ini Sora melihat Regy menerima bingkisan dari cewek-cewek Navia. Kali ini dari seorang anak kelas X berambut ikal pendek dengan poni, berkulit sawo matang, dan memakai kacamata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under My Sky
Novela JuvenilKelakuan Sora yang kadang di luar nalar bikin Kylo, adiknya, pusing. Mana tahun ini mereka sekelas pula! Sora jadi nggak perlu jauh-jauh untuk ngejitak kepala Kylo. Diam-diam Fael dan Regy, sahabat Kylo, malah naksir sama kakaknya yang gila itu! Nov...