Bab 10 - Glamping

53 14 1
                                    

Dari setiap kegiatan perkemahan, pasti ada tipe-tipe kelompok ini.

Pertama, yang paling sibuk dan banyak urusan. Most wanted person. Dari mulai persiapan, pemberangkatan, hari H, sampai kepulangan, semua jadi tanggung jawabnya. Di sinilah Regy berada bersama seluruh panitia inti. Yang setiap 5 menit dapat WhatsApp dari orang tua siswa. Yang ditelepon oleh supir bus kalau uang makan mereka habis. Yang harus membuat wake up call untuk anak-anak yang sudah digadang-gadang berpotensi membuat mereka terlambat—termasuk Sora.

"Thank you for picking up. Finally." suara lembut Regy menyapa telinga Sora tepat pukul 6 pagi.

"Huhuhu... Tidur lagi boleh nggak?" rengek Sora, enggan membuka mata.

"Jangan dong, Sora. Bangun, yuk. Mandi, trus sarapan."

Ini adalah wake up call paling memanjakan yang pernah Sora terima. Rasanya Regy seperti benar-benar berbisik di samping Sora sambil membelai kepalanya. Apa dia melakukan hal itu pada semua orang di pagi ini?

"Ugh..." Sora menggerutu tidak jelas.

"Perlu dijemput ke rumah?"

"Mau..."

"Tapi sekarang ya?"

Sora mengeluarkan suara tangis dibuat-buat.

"Baby, aku harus stand by di sekolah jam 7."

Ya, kadang-kadang kata sayang itu terselip di perkataan Regy. Cuma seperti yang Sora selalu ingatkan pada dirinya sendiri, jangan baper. Di dunia ini mungkin tak terhitung berapa banyak cewek yang Regy panggil 'Baby'.

Akhirnya dengan bantuan Kylo, Sora berhasil memindahkan tubuhnya dari kasur ke kamar mandi.

***

Kelompok kedua adalah anak-anak yang tak kasatmata dan menganggap kegiatan kemah kali ini adalah wahana healing untuk diri mereka sendiri. Menyendiri sambil baca buku, dengar musik, main game, memancing, atau tidur di hammock tanpa ada yang berani ganggu. Kalau tidak ada absen bisa dipastikan seluruh rombongan akan melupakan keberadaannya.

Fael masuk dalam kelompok ini.

Sunyi sepanjang perjalanan. Begitu sampai arena kemah, langsung mencari tempat yang nyaman untuk membaca buku sambil menikmati udara pegunungan. Muncul sebentar saat jam makan, lalu mengurung diri di dalam tenda. Kalaupun berkumpul, dia cuma akan duduk ngopi bersama anak-anak basket.

Saking tak kasatmatanya, cewek yang tadi duduk di samping Fael saat di dalam bus tidak sadar kalau Fael di sana. Padahal cewek itu sudah membuat bahu Fael kaku lantaran menyangga kepalanya selama 2,5 jam ia terpulas.

***

Kelompok ketiga—dan yang paling banyak anggotanya—adalah kelompok hura-hura. Nge-jam akustikan, main kartu, bikin mie, bertukar cerita seram atau gosip, begitu terus seharian. Tentu saja Sora ada penghuni tetap di kelompok ini.

"Kenapa sih kita nggak kemah beneran aja? Kayak Pramuka gitu kan seru!" celetuk Aldi, cowok berjaket Sispala (Siswa Pecinta Alam).

"Anak-anak Navia lo suruh kemah beneran?" sambar Myra tak sabar. "Sampai bumi perkemahan mereka patungan trus sewa villa."

"Udah paling bener glamping," Sarah membela karena glamping kali ini adalah idenya sebagai acara penutupan.

Tiba-tiba Sora menyeruak. Dibantu Sheila, mereka membawa sebuah panci besar. "Ramyun! Yang mau ramyun!"

Mendengar pengumuman Sora, antrian langsung mengular.

"Bawa mangkok sendiri!" Myra memperingatkan mereka yang mengantri. Beberapa dari mereka buru-buru kembali ke tenda untuk mengambil wadah sebelum kembali ke barisan.

"Ramyun bikinannya Sora enak lho!" Sarah mempromosikan.

"Iye! Satu-satunya masakan gue yang nggak dikomplain Kylo!" Sora memperjelas. Dengan latar genjrengan gitar dari Ivan dan Sakha, Sora mengaduk mie instan Korea di dalam panci berukuran jumbo agar bumbu dan bahan pelengkapnya tercampur rata.

Memang begitu. Sulit sekali untuk memenuhi selera makan Kylo. Pernah yang paling mengesalkan, saat Kylo sakit dia mau tekstur buburnya menyerupai makanan MPASI (makanan pendamping ASI) untuk bayi usia 8 bulan!

Gara-gara itu rumah Sora dihampiri Bidan Puskesmas. Salah seorang tetangga mereka melihat Sora membaca buku resep MPASI dan membisiki pada Bidan di Puskesmas dengan rumah Sora. Fael yang kebetulan sedang sering main ke rumah Sora jadi kena getahnya. Dia diceramahi soal peran ayah dalam kesehatan bayi.

Ya, mereka mengira Sora hamil anak Fael di luar nikah. Selama sebulan penuh Sora tak berani menatap Fael saking malunya.

Dengan sekejap ramyun buatan Sora ludes. Sora sendiri sampai tidak kebagian dan makan dari mangkok Myra.

"Buka warung ramyun aja, Sor! Depan sekolah."

Sora menepis saran Wino mentah-mentah. "Trus diutangin mulu sama lo? Ogah!"

Dibantu beberapa orang, Sora merapikan panci kosong dan beberapa alat masak, bersiap membawanya ke tempat cuci piring.

Ponsel Sora bergetar di dalam jaket. Sebuah pesan masuk.

[Regy: nggak kebagian ramyun Sora :(]

Sora kasihan juga. Sejak mereka tiba, Regy tidak punya waktu untuk bersantai bersama mereka. Ada saja yang perlu diurus. Seperti sekarang, Regy sedang mengurusi rute rafting untuk besok.

[Sora: nanti gue masakin lagi buat lo]

Denting sekali menandakan balasan Regy.

[Regy: <3]

Decak jengkel mengiringi ponsel masuk kembali ke dalam saku jaket yang dikenakan Sora. Sudah berulang kali Sora memperingatkan Regy untuk tidak mengirimkan emote hati berwarna merah padanya tapi anak itu tidak pernah mau dengar.

Under My SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang