Menjalankan sabda dari Kepala Sekolah, muncul aturan makan siang selama periode penyambutan kalau panitia harus berbaur dengan kelas X. Daripada pusing, Sheila dan Sarah menggabung meja-meja yang ada jadi empat baris panjang. Seperti aula besar di Hogwarts.
"Sini, Kak! Sini!"
Seorang anak kelas X berambut lurus panjang melambaikan tangan pada Sheila. Sheila menyambut panggilan cewek itu dan mengajak Sora, Sarah, serta Myra duduk di depan mereka.
"Oh iya, ini Leona, Giselle dan Eli. Ternyata mereka temen-temen adik gue," Sheila memperkenalkan ketiga anak kelas X di hadapan mereka pada Sora, Myra, dan Sarah.
"Oh ya? Sama Chiva?"
Sora kenal adik Sheila. Lucu, kecil dan tembem. Persis kelinci. Hobinya mengumpulkan figurin Gundam.
"Iya, Kak! Juniornya Kak Regy juga dulu!"
Mata Sora membesar mendengar informasi itu. Rasa penasarannya langsung mendominasi. "Ayo, spill. Emang Si Regy kayak gimana pas SMP?"
Giselle bertukar pandang dengan teman-temannya. "Ya ganteng dan baik, tapi waktu itu kan belum ketahuan dia keluarga Ramuna. Jadi, efeknya nggak kayak sekarang."
"Memang uang itu bisa mengubah image orang secara signifikan."
Myra mengangkat kedua alisnya pada Sora. "Lo lagi bahas Timothy?"
"Najis," Sheila bergidik jijik mendengar nama itu.
"Timothy siapa, Kak?" tanya Leona penasaran.
"Ada OKB (orang kaya baru) di Navia. Kelakuannya kampungan. Sepatu kotor aja harus supirnya yang ngelap."
Sora hampir lupa kalau Sarah juga punya dendam dengan cowok itu perkara mobil Timothy parkir menghalangi mobilnya. Masalahnya, mobil Alphard hitam itu parkir paralel, rem tangan, dan ditinggal pergi!
Hari itu Timothy benar-benar salah cari lawan. Seisi Navia tahu kalau seorang Sarah akan membawa perkaranya sampai ke liang kubur. Dia mencorat-coret mobil Timothy dengan nail gel, mendandaninya dengan ranting pohon (tak lupa menggantung dua buah durian utuh di spionnya) lalu memanggil Dishub untuk mendereknya pergi.
Besok harinya orang tua Timothy mengadu ke sekolah dan memanggil Sarah. Belum keluar satu kalimat, Sarah sudah menceramahi mereka panjang lebar dan membawa kakaknya yang pengacara untuk menambah panjang durasi omelannya.
"Bapak harusnya bersyukur bukan saya yang nyetir mobil dereknya! Kalau saya yang nyetir, udah saya buang mobil Bapak ke Kali Ciliwung!"
Sora susah payah menelan tawa ketika Sarah mengucapkan kalimat itu. Jangan cari masalah deh dengan cewek itu. Regy Ramuna saja mau dijambak.
"Lah, pangsit gue mana?"
Sora baru sadar kalau mi ayam pangsit yang ia pesan tidak ada pangsitnya. Terpaksa ia kembali ke counter penjual untuk melayangkan protes. Ketiga anak kelas X di meja mereka menggunakan kesempatan itu untuk berghibah soal kejadian kemarin.
"Kak Sora kuat banget ya? Habis luka parah gitu, masih bisa beraktivitas. Kayak nggak kenapa-kenapa," Leona memuji Sora.
"Beda sama yang itu tuh!"
Eli jelas menunjuk Kinan yang sedang duduk sendirian. Masih di baris panjang mereka, berjarak satu kursi kosong dari Sarah.
"Emang kenapa dia?" Sheila penasaran, memastikan suaranya tidak begitu kencang.
"Dih, drama queen banget." Eli memutar kedua bola matanya sambil membungkuk dengan posisi siap ghibah. "Kita semua tau dia itu cuma lecet, tapi jalannya dipincang-pincangin."

KAMU SEDANG MEMBACA
Under My Sky
Genç KurguKelakuan Sora yang kadang di luar nalar bikin Kylo, adiknya, pusing. Mana tahun ini mereka sekelas pula! Sora jadi nggak perlu jauh-jauh untuk ngejitak kepala Kylo. Diam-diam Fael dan Regy, sahabat Kylo, malah naksir sama kakaknya yang gila itu! Nov...