SATU HAMA SELESAI

1.3K 77 17
                                    


"diam adalah caraku untuk memanipulasi bentuk rasa kecewa yang luar biasa"~

Cerita ini konfliknya ringan ya jadi santuy aja wkwk...

HAPPY READING

.        .       .

Queen dkk berada di kantin QIHS yg gaduh karna drama yg tiana buat.

Plak

Dengan beraninya tiana menampar pipi Queen di hadapan banyak orang, Al? katanya nanti akan menyusul.

"gue ga suka lu lebih unggul dari pada gue Queen" Sentak tiana menatap Queen tidak suka.

"Hm? sudah membuka topeng rupanya" gumam Queen pelan menyeringai.

'Let's play' Batin Queen ber smrik.

"SAYANGG!!" teriak al dari arah pintu kantin berlari menghampiri Queen.

"Ada apa baby? ada yg sakit hm? bilang sama al baby" Tanya al beruntun.

Al mengelus pipi Queen yg memerah dan ada bekas tamparan? rahangnya mengeras giginya bergemeletuk hebat , menatap tiana tajam tiana yg di tatap seperti itu menundukan kepalanya.

Al menjambak rambut tiana hingga mendongak lalu menampar pipi kanan kiri tiana keras berulang kali hingga gigi tiana copot beberapa "Ini belum seberapa di banding lu nampar Queen, Selama ini gua selalu jaga Queen dan dengan mudahnya lu nampar pipinya bitch" Kata al dingin menatap tiana datar, Sungguh al saat ini sangat menyeramkan.

"Pawangnya bergerak diam kan lu haha" Tawa rora tdinya rora ingin berucap tetapi keburu al datang.

"Berani bgt si tiana" Cibir dean.

"gede juga nyalinya" Kata kean dingin.

Balik ke Queen.

"Sayangg" Ucap Queen lembut.

Al menoleh mengambil air bening yg entah punya siapa lalu mencuci tangannya yg penuh dengan kuman yg menempel karena tiana.

Al mengenggam tangan Queen "Kita ke uks baby" Ucap al lembut, tatapan lembut itu kini berubah menjdi dingin menatap tiana "tunggu selanjutnya ini belum selesai tiana!" Kata al yg entah apa yg akan terjadi.

Queen dan al pergi dari kantin menuju ruang uks.

"gayss disini ada bully gratis loh" Seru rora yg membuat mereka semua senang karna ada bahan bullyan gratis.

Rora mendekatkan wajahnya lalu berbisik pada tiana "Lu ga akan tenang tiana setelah ini!" Bisik rora penuh penekanan.

Tiana hanya diam terduduk di lantai ia tidak menangis percuma saja tidak akan ada yg peduli ,teman temannya yg mengusulkan pun entah kemana mereka menghilang begitu saja.

.      .       .

Sedangkan di uks al sedang mengobati pipi Queen yg memerah.

"Kalo sakit bilang baby" Ucap al lembut mulai mengobati pipi Queen.

Queen mengangguk mengerti, Queen tidak meringis sama sekali Queen hanya fokus memandang ketampanan al.

Naraya our QueenayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang