Bisa dibilang, Amanda Syailendra adalah salah satu bidadari yang ada di dunia seni peran. Orangnya cantik, penampilannya menarik, serta memiliki hati yang baik. Siapa pria yang tidak menyukainya? Ian Darwis sudah kelepek-kelepek terhadapnya, hanya belum berani menyatakan perasaan.
Belum lama bangkit dari keterpurukan dalam jurang patah hati yang diciptakan seorang pria bernama Panji Setiawan Suroso. Keluar dari kungkungan depresi akibat tragedi cinta indah yang kandas tiada berbekas, Amanda menunjukkan pada dunia, bahwa dirinya baik-baik saja. Kiprahnya setelah kejadian batal nikah itu, memang terkesan seperti orang yang meningkatkan kepercayaan diri. Terbuka menjalin pertemanan dengan siapapun, ironisnya kebanyakan pria.
Tetapi Amanda tidak peduli pendapat orang. "Aku udah pernah berusaha menjadi orang sempurna, tanpa cacat di depan orang. Reputasiku begitu baik. Apa yang aku dapatkan? Tuhan gak adil!" Begitulah katanya, ketika Vero coba menasihatinya.
"Jangan keterusan, lah. Inget, gak semua orang bisa bangun reputasi baik itu semudah lo. Ngejatuhinnya mudah banget pula." Vero menasihatinya sebagai sepupunya.
"Tenang aja. Aku tahu batasannya, kok." Amanda mengakhiri percakapan serius itu.
Baru saja gosip kedekatannya dengan Ian Darwis reda, sekarang mencuat lagi gosip Amanda dekat dengan Raditya Nugroho, penata grafis untuk gambar-gambar yang diambil dalam film ini. Walau pun bukan penata grafis biasa, karena Radit adalah anak pemilik rumah produksi film ini. Bisa dibilang lebih mendapatkan gengsi, karena berasal dari keluarga yang sangat kaya.
Bukan harta atau ketenaran yang Amanda cari. Tiada yang tahu, dirinya berusaha keras mencapai perasaan tenang dalam hidupnya, setelah diobrak-abrik oleh Panji. Salah, jika orang pikir dirinya sudah melupakan semuanya.
Radit adalah lelaki yang profesional dalam pekerjaannya, juga murah hati. Semenjak masalah kostum dalam film yang akan Amanda kenakan, hubungan keduanya menjadi baik dan akrab. Radit menyukai gadis cerdas seperti Amanda.
"Amanda, rencana kamu buat pindah apartemen itu, apa jadi?" tanya Radit.
"Jadi, dong," jawab Amanda. "Aku ingin pindah ke apartemen yang lebih bagus dan fasilitasnya lengkap. Dekat dengan pusat kota."
"Pas banget!" kata Radit. "Aku punya temen, dan dia mengelola sebuah gedung apartemen. Sesuai dengan yang kamu cari."
"Oh ya?" Amanda senang, karena Radit selalu gerak cepat saat mendengar ia punya keinginan. "Ayo, kita lihat-lihat ke sana. Temenin aku, gitu?"
"Sekarang?" Radit tidak menyangka, kalau keinginan Amanda pindah dari apartemen ini begitu kuat.
"Iya. Ayo!" Amanda mengambil tasnya, dan memasukkan ponsel ke dalam situ.
Gedung apartemen itu berada di pusat kota. Dikelilingi gedung-gedung lainnya seperti hotel, restoran, rumah sakit, bahkan ada sekolah juga. Dekat dengan jalan raya dan terlihatlah pemandangan Tugu Monas.
Amanda mengenakan kaca mata hitam, agar kehadirannya tidak mengundang perhatian orang. Ia berjalan di samping Radit, agak ke belakang sedikit. Sedangkan Radit yang berjalan di depannya sedang bicara dengan bagian pemasaran apartemen tersebut.
Orang itu juga tidak sadar, kalau calon kliennya adalah seorang selebriti kenamaan. Membuatnya lebih leluasa bicara, namun tidak mengurangi profesionalitasnya. "Ini unit terbaik kami." Ia membuka sebuah unit apartemen yang cukup luas, dan memiliki beberapa ruangan. Terletak di lantai lima belas, dan memiliki dinding kaca yang menyajikan pemandangan kota Jakarta dari ketinggian. Cahaya yang masuk juga luar biasa menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaku yang Terbaik
RomancePanji dan Amanda sudah menjalin cinta sejak SMA. Memutuskan bertunangan saat menginjak dunia kerja. Namun, orang tua Panji tidak setuju dengan hubungan mereka, karena sudah memiliki seorang calon istri untuk Panji, bernama Selma. Demi keinginan ora...