Amanda kembali disibukkan dengan kegiatan keartisannya, sebagai pemain film dan sinetron yang sangat digemari. Sesekali ia menerima tawaran untuk menyanyikan lagu soundtrack film yang dibintanginya. Rupanya ia memiliki suara yang bagus saat bernyanyi. Sehingga datanglah tawaran untuk membuatkannya sebuah single. Hanya saja, Amanda menolak.
"Aku mana pede nyanyi beneran? Kalau cuma untuk have fun kayak pas nyanyiin soundtrack itu gak masalah," kata Amanda mengemukakan alasannya pada Vero dan Litha.
"Tapi lo punya suara yang bagus loh, Manda." Vero membujuknya.
"Jangan, deh. Belum tentu 'kan, orang bakalan suka. Beda tuh, penggemar film, sinetron, dan musik." Amanda masih kekeh menolak.
"Ya udah deh, terserah lo. Oh ya, besok ini jadwal lo ya, udah gue kirim ke ipad lo. Inget buat bangun pagi, buat siap-siap." Vero selalu menjadi manajer yang luar biasa disiplin. Dan Amanda menjadi artisnya yang setengah penurut.
Sementara itu, Panji. Ia memang menjalankan perannya sebagai suami bagi Selma, namun selalu bersikap dingin, semenjak peristiwa terakhir yang menyebabkan berakhirnya hubungan cinta dengan Amanda. Selma dengan sabar, menebus kesalahannya dengan berusaha jadi istri sebaik-baiknya, walau mereka tidur terpisah kamar.
Seperti sore itu, Panji baru pulang dari rumah sakit. Selma langsung keluar menyambutnya, hendak membawakan tasnya. Namun, Panji beringsut, dan langsung menuju ke kamarnya. Daerah terlarang yang tidak boleh dimasuki Selma. Setiap pergi pasti dikunci.
"Mas, makan malam dulu," kata Selma. Ia sudah menyiapkan menu untuk makan malam khas rumahan.
Panji tidak mengucapkan sepatah kata pun. Ia memasak sendiri sebuah menu makanan sehat yang biasa dia makan di apartemen. Salad sayuran dan memotong buah. Ia membawanya ke kamar, makan di sana, sambil nonton film-film Amanda yang selalu disimpannya dalam USB. Film yang sudah ditontonnya, ditonton lagi.
Melihat wajah Amanda di layar televisinya, membuat Panji kadang makan sambil menangis. Menangisi takdir yang begitu menyakiti hati keduanya.
Sedangkan Selma harus menerima kenyataan, bahwa dalam hati suaminya sudah penuh terisi oleh perempuan lain. Tapi ia yakin, suatu saat bisa mengisi hati Panji juga, walau hanya sedikit.
Malam itu, di mana Amanda katanya harus istirahat untuk persiapan syuting besok, dirinya malah diam-diam keluar dari apartemen. Ia mendapat telepon dari temannya sesama artis. Mengajaknya party.
Sebagai selebriti yang banyak dikenal, Amanda harus mengenakan beberapa pakaian dan atribut menyamar, seperti kaca mata hitam, hoodie bertudung. Masuk ke mobil, dan menyetir menuju ke sebuah diskotik.
Sesampainya di lokasi, Amanda sudah ditunggu oleh temannya yang mengajak party itu, namanya Rossy Diana.
"Ayo, buruan masuk," ajak Rossy. Ia menggandeng tangan Amanda masuk lewat pintu belakang.
Sampai di dalam, barulah Amanda melepas kaca mata dan hoodie-nya. Berbaur dengan teman-teman sesama artis. Mereka party merayakan ulang tahun salah satu teman mereka, seorang aktor muda, namanya Ian Darwis.
"Wah, suatu kehormatan nih, ulang tahun gue dihadiri oleh Amanda Syailendra," kata Ian, mewakili ucapan terima kasih.
"Hai, Ian. Happy Birthday, ya. Aku dapat ajakannya dadakan dari si Rossy, jadi kadonya nyusul. Oke?" Amanda pun ikut duduk di samping seorang artis muda lain.
Jadi, ini ruang VIP dalam diskotik, berisi artis dan aktor muda. Sekitar lima belas orang. Mereka minum, makan snack, nyanyi, joget, dan segala macamnya. Hanya Amanda yang fokus menikmati suguhan. Ian mendekatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaku yang Terbaik
RomantizmPanji dan Amanda sudah menjalin cinta sejak SMA. Memutuskan bertunangan saat menginjak dunia kerja. Namun, orang tua Panji tidak setuju dengan hubungan mereka, karena sudah memiliki seorang calon istri untuk Panji, bernama Selma. Demi keinginan ora...