Pada suatu hari di minggu kedua bulan Oktober 2016.
Arjuna meminta Bustomi mengosongkan jadwal sampai satu minggu ke depan. Ia juga meminta Amanda meluangkan waktu selama itu. Ia ingin mengajak kekasihnya ke suatu tempat. Hanya bepergian berdua.
Bustomi dan Vero sama-sama berpesan.
"Jangan menarik perhatian banyak orang! Kalian bukan orang biasa." Itu kata Vero.
"Bener, tuh. Nyetir juga gak usah ngebut." Bustomi menambahkan. "Kenapa gak pake sopir aja, sih?"
"Kasihan sopirnya ntar jadi obat nyamuk!" Arjuna malah tertawa.
"Emang dasar kalian!" Bustomi beringsut.
Lalu Amanda ikut bicara. "Ini kan Juna mau mengunjungi ibunya. Kok jadi pada ribet pesan ini itu, coba? Kami juga gak maulah jadi bahan keroyokan para penggemar di jalan. Semuanya akan baik-baik saja. Jadi, kalian nikmati aja liburan bentar."
"Emang susah kalau urusan sama anak keras kepala kayak gini." Vero tidak tahu harus mengatakan apa lagi.
Sebenarnya rencana Arjuna ingin memperkenalkan Amanda pada ibunya, bermula pada suatu hari, sang ibu menelepon. Rupanya baru menonton tayangan gosip yang menginformasikan hubungan mereka.
Ratri berkata, "Kamu sudah cukup umur untuk punya hubungan seperti itu, Jun. Bunda juga sudah kepingin kamu segera memiliki keluarga. Jangan kerjaan terus yang dipikirin."
"Iya, Bunda. Nanti, kalau dia juga udah gak terlalu sibuk, aku akan kenalin sama Bunda," janji Arjuna.
"Tapi yang ini gak kayak yang waktu itu, kan?" Rupanya Ratri masih memendam kekhawatiran. Ia tahu betul apa yang dialami Arjuna saat masih berpacaran dengan aktris figuran bernama Citra itu.
"Yang ini the best pokoknya, Bunda. Juna yakin, Bunda akan langsung sayang sama dia." Arjuna terdengar begitu yakin.
"Ya udah. Bunda tunggu. Kabari dulu kalau mau datang, supaya Bunda bisa bersihkan kamar kamu." Begitu kata Ratri.
"Kamar tamu juga, Bunda. Aku lama gak pulang. Aku pingin lebih lama bareng Bunda juga." Permintaan yang begitu sederhana namun penuh makna dari Arjuna mendapat persetujuan dari ibunya.
Amanda terkejut saat mendengar rencana itu. Tetapi ia juga salut, melihat keseriusan Arjuna dalam hubungan mereka. "Sayang, ini serius?"
"Ya serius, dong," tegas Arjuna. "Bunda aku adalah salah satu penggemar kamu juga. Jadi, santai aja yah."
"Bu-bukan gitu. Aku baru ngenalin kamu ke Budeku minggu lalu. Trus sekarang aku harus ketemu Bunda kamu." Amanda tampak gugup.
Arjuna memegang tangannya. "Sabar. Tenang. Gak usah panik. Bundaku orangnya baik dan sangat ramah. Ya memang, sejak insiden aku sama si Citra itu, Bunda minta aku lebih selektif. Tapi dia juga udah gak sabar pengen lihat aku berkeluarga. Setelah aku bilang kamulah orangnya, reaksinya jadi berubah. Ingin secepatnya kita bertemu dia."
Amanda tersenyum. "Beneran gitu?"
"Bener." Arjuna meyakinkan Amanda.
Amanda pun mulai merasa tenang. "Oke. Aku akan ngomong sama Vero buat kosongin jadwal selama waktu yang kita butuhkan."
Arjuna langsung memeluk gadis itu. "Aku sayang banget sama kamu, Manda..."
Sepertinya, semakin hari, Amanda juga semakin memiliki perasaan sayang pada Arjuna. Sepertinya, kesakitan dalam hatinya kian berkurang. Bahkan terasa samar. Tidak ada lagi kepedihan dan kesedihan yang sempat tinggal. "Aku juga sayang sama kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cintaku yang Terbaik
RomancePanji dan Amanda sudah menjalin cinta sejak SMA. Memutuskan bertunangan saat menginjak dunia kerja. Namun, orang tua Panji tidak setuju dengan hubungan mereka, karena sudah memiliki seorang calon istri untuk Panji, bernama Selma. Demi keinginan ora...