28. Selma Semakin Diabaikan

8 0 0
                                    

Miris memang.

Seminggu yang lalu, ketika Indonesia dirundung kabar duka, atas meninggalnya aktor muda Arjuna Yudhistira, dan semua perhatian menuju ke sana, karena ironisnya aktor itu meninggal sekitar dua hari sebelum hari pernikahannya dengan aktris muda Amanda Syailendra. Banyak yang digunjingkan oleh netizen. Mulai dari Amanda yang sudah batal menikah untuk kedua kalinya, hingga kenapa mereka berdua bisa berada di mobil yang sama, bukankah Amanda sedang dipingit?

Amanda tidak bisa dimintai keterangan, karena juga mengalami syok berat.

Pada saat yang sama, Selma tengah berada di sebuah puskesmas terdekat dari rumah. Miris, bukan? Suaminya seorang dokter, tetapi ia tidak memeriksakan diri ke rumah sakit, di mana suaminya bertugas.

Seorang dokter wanita di poli kandungan menjelaskan kondisi Selma. "Anda sedang mengandung. Usia kehamilan sekitar dua minggu."

Selma tidak tahu harus bahagia atau sedih. Kejadian hari itu, ketika Panji sakit dan mengira dirinya Amanda, rupanya mendatangkan anugerah yang tidak disangka-sangkanya. Ia hanya tersenyum.

"Tetapi..." Dokter itu belum usai bicara. "Kandungan anda lemah. Harus dijaga dengan baik dan jangan sampai stres. Kalau bisa, bedrest total."

Selma mengangguk. "Terima kasih, Dokter."

Bagaimana cara memberi tahu Panji? Nomor WhatsApp-nya saja diblok. Dirinya dilarang datang ke rumah sakit untuk bertemu dengan sang suami.


Seminggu kemudian.

Tiba-tiba Panji mengajukan hal yang paling tidak diinginkan wanita mana pun, tidak terkecuali Selma.

Suara dari sirene mobil ambulans menguing-nguing di jalanan kompleks perumahan, di mana rumah dokter Panji berada. Selma dibawa oleh tim medis, dan Panji menyusulnya dengan mobil. Meski selama ini tidak pernah mempedulikannya, sebagai dokter, dirinya tidak bisa mengabaikan seseorang yang butuh pertolongan medis. Alasan kemanusiaan.


Panji menyuruh dokter Vita, rekannya memeriksa Selma. Dirinya menunggu di luar ruang UGD, malah menelepon Amanda, memastikan wanita tercintanya itu dalam kondisi baik.

Malah terdengar suara Litha yang menjawab. "Amanda udah tidur."

"Dia sudah makan?" tanya Panji.

"Udah," jawab Litha. "Tadi dia makan bubur ayam yang lo beliin."

"Oke. Selesai urusan di sini, ntar aku ke sana," pungkas Panji. Ia kemudian menutup telepon, saat Vita keluar dari ruang pemeriksaan.

"Dokter Panji, selamat ya," ucap Vita.

"Selamat apa?" tanya Panji heran.

"Istri kamu hamil," jawab Vita.

"Apa?" Panji terkejut. Bagaimana bisa? Ia bertanya dalam hati. Ia tidak ingat menyentuh Selma lebih dari kata wajar, layaknya terhadap wanita asing.

"Tapi... kandungannya lemah. Nyaris terjadi keguguran. Beruntung bisa diselamatkan." Vita menjelaskan kondisinya. "Harus bed rest total, gak boleh stres."

"Oke, aku ngerti," kata Panji.


Panji masuk ke dalam ruang periksa itu. Melihat Selma sudah siuman. Terbaring di ranjang ruang periksa. "Apa... ini terjadi saat itu?" Maksudnya, saat dirinya sakit dan berhalusinasi bercinta dengan Amanda, ternyata yang disentuhnya adalah Selma.

Selma mengangguk.

"Kamu tahu kan, saat itu aku sedang sakit. Aku gak sadar. Aku kira kamu itu Amanda. Kenapa gak melawan?" Panji tampak kesal dengan kondisi ini.

Cintaku yang TerbaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang