CEDRIC DIGGORY masih tetap belum tahu tentang naga-naga itu... satu-satunya juara yang tidak tahu, kalau benar dugaan Harry bahwa Madam Maxime dan Karkaroff telah memberitahu Fleur dan Krum...
"Hermione, kita ketemu di Rumah Kaca," kata Harry, mengambil keputusan sementara dia mengawasi Cedric meninggalkan Great Hall. "Pergilah, kususul kau nanti."
"Harry kau akan terlambat, bel sudah mau berbunyi..."
"Aku akan menyusulmu, oke?" kata Harry.
Sekarang tidak hanya anak-anak Slytherin yang menggunakan lencana itu, hampir semua anak-anak Hufflepuff dan beberapa anak Ravenclaw juga menggunakannya.
"Kau curang, Potter."
"Kau bau, Potter."
"Semoga beruntung, Potter."
"Potter bau!"
"Cedric berjaya."
"Suka lencananya?"
"Hei! Baca lencananya, Potter!"
Saat Harry tiba di dasar tangga pualam, Cedric sudah di atas. Dia bersama serombongan teman kelas enamnya. Harry tak ingin bicara kepada Cedric di depan mereka semua. Mereka termasuk yang mengutip artikel Rita Skeeter untuk mengejeknya setiap kali dia lewat. Harry membuntuti Cedric dalam jarak tertentu, dan melihat bahwa dia menuju ke koridor Mantra. Ini memberi ide pada Harry. Berhenti agak jauh dari mereka, dia mencabut tongkat sihirnya dan mengarahkannya dengan hati-hati.
"Diffindo!"
Tas Cedric robek. Perkamen, pena bulu, dan buku-buku bertebaran di lantai. Beberapa botol tinta pecah.
"Biar saja," kata Cedric putus asa ketika teman-temannya membungkuk membantunya. "Bilang pada Flitwick aku datang sebentar lagi, ayo..."
Inilah yang diharapkan Harry. Dia menyelipkan kembali tongkatnya ke balik jubahnya, menunggu sampai teman-teman Cedric sudah lenyap ke dalam kelas, dan bergegas menyusuri koridor, yang sekarang kosong hanya berisi dia dan Cedric.
"Hai," sapa Cedric, memungut buku Panduan Transfigurasi Tingkat Lanjut yang sekarang berlepotan tinta. "Tasku robek... padahal baru..."
"Cedric," kata Harry, "tugas pertama adalah naga."
"Apa?" tanya Cedric, mendongak.
"Naga," kata Harry, bicara cepat-cepat, takut Profesor Flitwick muncul untuk mengecek apa yang sedang dilakukan Cedric. "Mereka sudah menyiapkan empat, masing-masing satu untuk kita, dan kita harus melewati mereka."
Cedric menatapnya. Harry melihat sebagian kepanikan yang dirasakannya sejak Sabtu malam terpancar dari mata Cedric.
"Kau yakin?" tanya Cedric pelan.
"Seratus persen," jawab Harry. "Aku sudah melihat mereka."
"Tapi bagaimana kau bisa tahu? Kita kan tidak boleh tahu..."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SPECIAL ONE (Mattheo Riddle) (Draco Malfoy)
Fanfiction🎃 (DALAM TAHAP REVISI) 🎃 What if? Harry Potter have a Twin Sister. Seorang penyihir muda tumbuh dalam bayang-bayang saudaranya yang terkenal. Namun, dia menyimpan kekuatan gelap yang jauh lebih besar dari yang orang lain bayangkan, terhubung denga...