Chapter 40 - Severe Consequences

305 18 31
                                    

DENGAN kejadian di ruang rekreasi antara mereka berdua, meskipun Merry mengamati Draco dengan lebih teliti beberapa hari berikutnya, baik Merry maupun Draco tidak tampak berbeda kecuali bahwa mereka sedikit lebih sopan daripada biasanya terhadap m...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DENGAN kejadian di ruang rekreasi antara mereka berdua, meskipun Merry mengamati Draco dengan lebih teliti beberapa hari berikutnya, baik Merry maupun Draco tidak tampak berbeda kecuali bahwa mereka sedikit lebih sopan daripada biasanya terhadap masing-masing. Blaise dan Daphne selalu merasa agak canggung berada di antara mereka saat kelas-kelas berikutnya. Merry resmi mengeluarkan Draco dari tim Quidditch Slytherin, dan mulai berlatih lebih keras untuk menjadi Seeker bagi timnya. Merry menganggap dia tinggal menunggu apa yang akan terjadi di bawah pengaruh Butterbeer dalam ruang Slughorn yang berlampu remang-remang pada malam pesta nanti. Untuk sementara ini, dia punya kecemasan yang lebih mendesak.

Selain mengunci buku komunikasi dua arahnya dengan Draco rapat-rapat di dalam kopernya, kalung perak bertatahkan batu mulia Emerald dengan ukiran ular yang melilitnya pun sudah tidak lagi bergantung indah di lehernya. Merry merasa dia tak akan tahan menghadapi Draco yang selalu terlihat bersama Astoria lagi. Dengan perasaan tertekan yang nyaris tidak ada hubungannya dengan pesta Slughorn, dia mendekati Mattheo sesudah pelajaran Transfigurasi pada suatu hari. Sebagian besar anak-anak sudah pergi ke ruang rekreasi. Lama dia tidak pergi ke tempat itu, beberapa barang-barangnya tampak sedang melayang berputar-putar di udara, tak ada anak lain yang berada disana selain Mattheo dan Theodore. Merry menginjakkan kakinya kembali di lantai Undercroft. Sambil merasakan begitu sesaknya ruangan yang tampaknya dipenuhi Sihir Hitam, Merry berjalan mendekati Mattheo.

"Sudah kukatakan padamu, Malfoy hanya memanfaatkanmu demi sebuah popularitas. Tidakkah kau mulai berpikir?" kata Mattheo mengangkat alisnya.

"Apakah tawaran yang waktu itu masih berlaku?"

"Tentu saja." Mattheo menyeringai agaknya tampak puas dengan pertanyaan yang diberikan.

Lewat atas bahu Mattheo, Merry melihat Theodore menjejalkan sesuatu ke dalam tas, tampangnya senang. Salah satu alasan mengapa Merry sebetulnya tidak suka menerima Mattheo adalah karena dia tahu Theodore akan senang punya waktu-waktu terbaiknya dengan Daphne, tanpa harus selalu diganggu. Sebaliknya, Merry harus melakukan apa yang terbaik bagi rencana Dumbledore, dan Mattheo akan lebih fokus dengannya.

"Nah, kalau begitu aku terima." kata Merry tanpa ragu. Sekarang dia sudah benar-benar masuk ke dalam permainan. Menjadi tokoh utama di dalam permainannya.

"Sekarang kau milikku?"

"Ya, kalau itu yang kau pikirkan." Merry berkata dengan ekspresi datar.

"Cium aku, sebagai bukti." kata Mattheo.

"Tak masalah."

Saat Merry mendekatinya, Mattheo menarik pada pinggangnya tak sabar dan bersumpah bahwa dia adalah orang yang paling bahagia saat ini dan mulai membisikkan kata-kata, "Sekarang kau sudah tahu tempatmu." Tertangkap di dalam pelukan Mattheo, Merry membatin, apakah tindakannya kali ini benar?

Merry tak punya alasan menyesali pilihannya begitu dia melihat Mattheo menunjukkan segala sesuatu yang dilakukannya di dalam Undercroft. Theodore menerimanya dengan senang hati dan menunjukkan hasil kerjanya yang masih setengah-setengah. Sebuah benda terbuat dari logam murah dan bukan versi final.

THE SPECIAL ONE (Mattheo Riddle) (Draco Malfoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang