Chapter 14 - Quidditch Finals

630 48 0
                                    

HARRY POTTER turun untuk sarapan keesokan paginya bersama dengan semua teman sekamarnya, yang semuanya beranggapan Firebolt layak mendapat semacam pengawalan kehormatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HARRY POTTER turun untuk sarapan keesokan paginya bersama dengan semua teman sekamarnya, yang semuanya beranggapan Firebolt layak mendapat semacam pengawalan kehormatan. Saat Harry memasuki Great Hall, semua kepala menoleh ke arah Firebolt, dan terdengar dengung gumam bergairah. Harry melihat dengan puas, bahwa semua anggota team Slytherin tampak seperti disambar petir.

"Kau lihat wajahnya?" kata Ron riang, seraya menoleh memandang Draco. "Dia tak bisa percaya! Ini asyik sekali!"

Wood juga gembira melihat kemasyhuran Firebolt. "Taruh sini, Harry," katanya, seraya meletakkan sapu itu di tengah meja dan dengan hati-hati membaliknya, sehingga namanya menghadap ke atas.

Anak-anak dari meja Ravenclaw dan Hufflepuff ber-bondong-bondong datang untuk melihat. Cedric Diggory memberi selamat pada Harry yang mendapat-kan ganti begitu hebat untuk Nimbus-nya dan Merry bertanya apakah boleh ia memegang Firebolt itu.

"Wah, wah, Merry, jangan sabotase lho!" kata Percy sungguh-sungguh selagi Merry memeriksa sapu itu dengan teliti.

"Tenang, Percy, aku hanya memastikan apakah ini benar-benar Firebolt." kata Merry.

"Harry—jangan sampai kalah lho, aku taruhan 10 Galleons dengan Penelope." desak Percy dalam bisikan. "Aku tak punya 10 Galleons. Ya, aku datang, Penny!" Dan dia bergegas mendatangi meja pacarnya itu untuk berbagi roti panggang. Penelope Clearwater anak Ravenclaw.

"Aku penasaran ingin mencobanya kapan-kapan, apakah boleh Harry?" kata Merry berbisik kepada Harry.

"Boleh." kata Harry lembut, wajahnya terlihat sangat bahagia mendapatkan pengganti Numbus 2000-nya yang hancur berkeping-keping.

Merry meletakkan kembali Firebolt, berterima kasih kepada Harry.

"Yakin kau bisa menguasai sapu itu, Potter?" kata suara dingin yang diulur sehingga bernada lambat. Draco Malfoy telah datang untuk melihat sapu itu dari dekat, diiringi Crabbe dan Goyle.

"Yeah, kurasa begitu," jawab Harry santai.

"Banyak keistimewaannya, kan?" kata Draco, mata-nya berkilat licik. "Sayang sekali tidak ada parasut-nya—siapa tahu kau terbang terlalu dekat dengan Dementor." Crabbe dan Goyle terkikik.

"Sayang juga kau tidak bisa menambahkan tangan ekstra di sapumu, Malfoy," timpal Harry. "Kalau tidak, kan itu bisa menangkapkan Snitch untukmu."

Tim Gryffindor tertawa terbahak. Mata pucat Draco menyipit, dan dia menyingkir. Mereka melihatnya bergabung dengan anggota team Slytherin lainnya, yang merapatkan kepala, tak diragukan lagi menanyai Draco dan Merry apakah sapu Harry benar-benar Firebolt.

Draco merencanakan sesuatu. Merry yang mendengarnya hanya membuat tatapan seakan meremehkannya.

"Kenapa kau melihatku seperti itu?" kata Draco.

"Itu tidak akan berhasil, percaya saja padaku. Kalau kau tetap memaksa melakukannya, terserah." kata Merry dingin lalu pergi.

Pukul sebelas kurang seperempat, team Gryffindor menuju ke kamar ganti. Cuaca sangat berbeda dari-pada sewaktu mereka bertanding melawan Hufflepuff. Hari ini cerah, sejuk, dengan angin sepoi pelan. Tak ada masalah dengan penglihatan kali ini, dan Harry, walaupun gugup, mulai merasakan kegairahan yang hanya bisa ditimbulkan oleh pertandingan Quidditch.

THE SPECIAL ONE (Mattheo Riddle) (Draco Malfoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang