MENENTENG belanjaan mereka, Arthur di depan, mereka semua bergegas memasuki hutan, mengikuti jalan yang diterangi lentera. Mereka bisa mendengar bunyi ribuan orang bergerak di sekitar mereka, teriakan-teriakan dan tawa, penggalan-penggalan nyanyian. Atmosfer kegairahan tinggi itu menular. Harry tak bisa berhenti senyum. Mereka berjalan menembus hutan selama kira-kira dua puluh menit, mengobrol dan bergurau, sampai akhirnya mereka muncul di sisi lain hutan di depan stadion yang luar biasa besarnya. Walau Harry hanya bisa melihat sepotong tembok emas yang mengitari stadion, dia bisa memperkirakan sepuluh katedral bisa masuk di dalamnya.
"Muat untuk seratus ribu penonton," kata Arthur ketika melihat kekaguman di wajah Harry. "Lima ratus satgas Kementerian mengerjakannya selama setahun penuh. Mantra Penolak Muggle pada setiap sentinya. Setiap kali ada Muggle datang ke dekat sini sepanjang tahun, mereka tiba-tiba ingat ada janji penting dan langsung pergi lagi... untunglah," katanya, mengajak mereka ke pintu masuk terdekat, yang sudah dikerumuni para penyihir yang berteriak-teriak.
"Tempat duduk utama!" kata penyihir perempuan di pintu masuk setelah mengecek tiket mereka. "Boks Utama! Langsung ke atas, Arthur, paling tinggi."
"Astaga, Dad. Seberapa tinggi kursi kita?" kata Ron.
"Katakan saja begini. Jika hujan turun, kalian yang pertama tahu." kata Lucius yang muncul di bawah mereka.
"Ayah, aku dan Merry duduk di boks menteri, diundang langsung oleh Cornelius Fudge." kata Draco.
"Jangan menyombong, Draco." kata Lucius mendorong Draco dengan tongkatnya. "Tidak perlu dengan orang-orang ini."
"Hai, Harry." kata Merry tersenyum mendongak ke arah Harry.
"Bersenang-senanglah. Selagi kau bisa." kata Lucius, matanya berkilat licik, mencengkram tangan Harry dengan tongkat berkepala ularnya. Kemudian menyeringai dan pergi.
Harry, Hermione dan keluarga Weasley melanjutkan menaiki tangga demi tangga untuk mencapai boks paling atas.
"Harry— your sister." kata Hermione.
"I know." kata Harry yang juga masih tampak terkejut melihat Merry bersama dengan Draco dan ayahnya.
"Kau tidak pernah tahu dia tinggal dimana?" kata Hermione.
"Tidak ada yang tahu kecuali Dumbledore." kata Harry. "Dumbledore bilang dia berada di tempat yang aman."
"Kurasa Malfoy tahu." kata Ron.
"Shut up, Ron." kata Hermione.
"Ya. Mungkin saja dia tau." kata Harry.
"Hermione, Merry berpacaran dengan Malfoy, itu bisa saja terjadi." kata Ron.
Tangga menuju ke stadion berlapis karpet ungu tua. Mereka naik bersama para penyihir lain, yang perlahan menyebar memasuki pintu-pintu di kanan-kiri mereka. Rombongan Arthur Weasley naik terus, sampai akhirnya mereka tiba di puncak tangga dan berada di dalam boks kecil, yang terpasang pada ketinggian maksimum dan terletak persis di tengah di antara tiang- tiang gawang emas. Kira-kira dua puluh kursi ungu-keemasan berjajar dalam dua deret, dan Harry, yang mengisi deretan depan bersama keluarga Weasley, menunduk menyaksikan pemandangan yang tak pernah bisa dibayangkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SPECIAL ONE (Mattheo Riddle) (Draco Malfoy)
Fiksi Penggemar🎃 (DALAM TAHAP REVISI) 🎃 What if? Harry Potter have a Twin Sister. Seorang penyihir muda tumbuh dalam bayang-bayang saudaranya yang terkenal. Namun, dia menyimpan kekuatan gelap yang jauh lebih besar dari yang orang lain bayangkan, terhubung denga...