37 | Permohonan Terakhir

8 1 0
                                    

Dunia memang begitu kejam. Memaksa semua yang ada di dalamnya untuk dapat menerima apapun yang telah ditakdirkan. Baik itu penyesalan, kepergian ataupun kehilangan.

Seperti janji mereka bertiga, sebelum hari dimana sahabat mereka pergi untuk selamanya, mereka akan berusaha terlihat baik-baik saja dan berusaha membuat gadis itu merasa lebih bahagia dari biasanya.

Meskipun setiap detik dalam satu jam, setiap jam dalam satu hari, mereka tak henti-hentinya berdoa  agar hal  yang mereka takutkan tidak akan terjadi. Keajaiban berulang kali mereka minta di setiap doa yang telah diterbangkan.

Sehari sebelum gadis itu melakukan operasi otak, mereka meminta Zia untuk mengatakan apapun yang gadis itu inginkan, dan apapun itu akan mereka lakukan. Alih-alih meminta makanan, gadis itu justru meminta mereka untuk membuat vlog seletah sekian lamanya mereka tidak syuting.

Awalnya mereka ragu, tetapi wajah kecewa Zia langsung membuat mereka setuju.

"Hello,Guys, balik lagi di channel Youtube kita berempat. 3DZia Team!" seru Davin setelah menghidupkan kamera.

Ia mengarahkan kamera tersebut kepada anggota 3DZia team yang lainnya. "Ada Danu, ada Zia, ada—“ ucapannya terputus saat melirik Devan yang sudah melambaikan tangannya ke kamera dengan semangat berlebih. "Ah, sejenis mahkluk halus nggak usah disebutin," katanya yang membuat tangan Devan teruluruntuk menoyor kepalanya.

"Lo yang makhluk halus. Mana ada makhluk halus seganteng gue?!" katanya kemudian mengambil alih kamera. "Bener, kan, Guys?" Senyumnya mengembang setelah kamera berada di tangan. Kemudian cowok itu menaik-turunkan alisnya percaya diri.

"Najis!" seru Davin.

Sedangkan Danu hanya tertawa kecil melihat tingkah sahabat kembar mereka.

"Oke, kita lagi ada di rumah sakit, karena salah satu anggota 3DZia Team ada yang atit, nih." Cowok itu memanyunkan bibirnya, menunjukkan raut sedih yang dramatis, "ada yang bisa nebak siapa? Ya! Benar sekali Anda mendapatkan uang tunai sepuluh ribu rupiah!" Devan berseru di depan kamera.

"Geli gue," kata Danu menatap sahabatnya tersebut.

Ia melangkah ke dekat brangkar Zia. Setelah sampai, ia menyatukan jari telunjuk dan ibu jarinya hingga membentuk seperti hati, setelah itu berucap, "I love you dua ribu."

Bukannya tersenyum, Zia justru menekuk bibirnya dengan kerutan samar di dahi. "Kok dua ribu? Seribu lagi kemana?"

"Beli es, Zi. Haus gue tadi." Devan terkekeh setelah menyampaikan kalimatnya barusan, diikuti dengan suara tawa Zia.

"Sinting!" kata Zia dengan tawaan yang masih tersisa.

"Nggak apa-apa, gue rela jadi gila demi buat lo bahagia. Eak!" Lagi, ucapan Devan berhasil membuat gadis itu tertawa lepas, juga dengan dua cowok yang tidak jauh dari tempatnya berdiri.

"Tumben nggak nyapa para fans," ucap Danu saat sadar Zia tidak langsung menyapa penggemarnya.

Zia terkekeh sebelum menatap kamera. "Hai! Kangen Zia, enggak? Udah lama, ya, nggak ikut syuting sama mereka." Zia menampilkan senyum selebar yang ia bisa. "Kangen, nggak?"

"Pasti, dong!" sahut Davin.

Devan mengangguk setuju. "Gue aja kalo nggak ketemu lo semenit bakal kangen."

"Gombal mulu, kalo suka ungkapin. Jangan di pendam-pendam." Davin terbahak.

Zia yang merasakan suasana mulai tidak kondusif karena membahas perasaan, akhirnya melanjutkan ucapan. "Nanti kalian juga terbiasa karena nggak ada Zia di video 3DZia Team. Kalau kalian kangen, liat aja video-video yang ada Zianya, pasti kangen kalian bakalan hilang. Percaya deh!" Zia berkata dengan ceria, nyaris seperti tak ada luka yang tersisa.Tanpa pernah gadis itu duga, setiap perkataannya barusan terdengar memilukan bagi tiga sahabatnya yang mendengar.

3DZia : Rasa (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang