Davin berdecak kesal saat melihat jumlah penonton Youtube mereka yang kian menurun drastis. Dengan subscribers sebanyak 2,72 juta, rasanya viewers yang hanya mencapai angka lima puluh ribu sangatlah sedikit. Tak hanya itu, mereka bahkan tidak menerima endorse sejak hampir dua bulan yang lalu.
Biasanya hampir setiap hari mereka menerima endorse dari berbagai jenis produk di Instagram mereka masing-masing. Namun, kali ini akun sosial media mereka sepi.
Jam istirahat kedua kali ini, mereka merelakan jadwal futsalnya demi membahas tentang viewers mereka. Jadi, kantin adalah pilihan mereka berdiskusi sambil menikmati jajanan kantin.Davin menoleh ke arah Zia. "Lo juga udah enggak pernah dapat endorse-an, Zi?" Zia menggeleng cepat. "Biasanya lo yang paling sering dapat."
"Enggak tahu, nih. Zia juga bingung kenapa bisa gitu," kata Zia yang masih menatap ponsel. "Jangankan viewers Youtube, viewers Instastory aja menurun." Zia menunjukkan angka yang tertera pada ponselnya.
"Punya solusi enggak, Nu?" tanya Devan.
"Kita cari personel 3DZia team yang baru!" seru Davin sebelum Danu sempat menjawab.
"Nah, setuju gue kalo itu. Apalagi kalo cewek." Devan terkekeh sebentar. "Bosen gue sama anak ini mulu," katanya sambil menunjuk Zia.
"Jangan salah, ya! Zia itu yang jadi daya tarik di sini!" kata Zia mengejek.
"Enggak, enggak!" Akhirnya Danu bersuara. "Lo yakin kalo ada personil baru, viewers 3DZia team bakal naik lagi?"
"Usaha, kan, enggak ada salahnya, Nu," ujar Davin.
"Emang lo punya cara lain?" Devan kini berujar.
"Kita coba aja dulu, enggak ada salahnya juga," balas Davin.
Danu terdiam beberapa saat lalu menggeleng pelan. "Jangan dulu! Besok kita, kan, bikin konten bareng Eleta, berdoa aja semoga viewers-nya bakalan naik setelah itu."
Kedua cowok itu mengangguk setuju, sementara Zia hanya memilih diam. Tidak peduli naik atau tidaknya penonton mereka setelah syuting dengan Eleta Maplelya, ia tidak akan pernah setuju jika 3DZia team menambah anggota baru.
“Kapan pun dan di mana pun, semua orang punya masalah di dunia ini. Jadi, kalo cuma masalah viewers turun, itu hal wajar. Yang harus kita lakuin adalah cari hal apa yang lagi disukai netizen dan perbaiki apa yang kurang di konten kita."
Zia diam saat melihat ketiga temannya itu berpikir. "Zia yakin kalo kita pasti bisa! Jangan cepat ngambil keputusan buat nambah personil."“Kalian nyari personil baru?”
Keempatnya menoleh saat mendengar suara lemah gemulai dari seorang cowok bernama Farlan. Cowok jadi-jadian itu memang sangat suka pada 3DZia team, ralat, kecuali Zia. Bahkan ia rela menghabiskan kuota internetnya demi melihat konten dan feeds Instagram tiga cowok itu.
“Akika mau dong, jadi personil 3DZia team biar bisa deket terus sama Bebeb Davin, Bebeb Devan dan Bebeb Danu juga.”
Davin menelan salivanya sambil memandang ngeri cowok itu. “Eh, Agar-Agar,enggak ada yang mau jadiin lo personil.”
Cowok setengah cewek itu duduk tanpa meminta izin dari mereka. “Bebeb Davin jahara, deh, ngatain Akika agar-agar. Padahal akika sukanya jelly.”
“’Akika’ apaan, sih?” tanya Zia heran.
“’Akika’ itu artinya ‘Aku’,” balas Farlan masih dengan nada manja.
“Astaga....” Danu memijit pelipisnya. Rasanya pusing kalau Farlan sudah hadir diantara mereka.
“Udin, sabarudin ajijah. Kalo ada akika, konten kalian bakal sakseus (Udah, sabar aja. Kalo ada aku, konten kalian pasti sukses).”
KAMU SEDANG MEMBACA
3DZia : Rasa (Sudah Terbit)
Novela Juvenil"Kata orang, tertawa yang membuat kita bahagia, tetapi kenapa justru luka yang hadir setelahnya?" Content creator dengan nama 3DZia team adalah milik empat manusia absurd bernama Danu, Devan, Davin, dan Zia. Karena sangat akrab, mereka memutuskan un...