Sella menghela napas pelan, sembari membuang sampah botol minuman ke dalam tong besar berwarna biru bertuliskan anorganik.
Hari ini jadwal Sella shift sore, itu sebabnya gadis itu masih berkeliaran di kantor. Melihat masih adanya meeting di ruang kepala manager membuat gadis itu yakin kalau hari ini dia akan kerja lembur.
Sella kembali masuk ke dalam kantor sambil membawa tempat sampah yang sudah kosong, kemudian memasukkan benda tersebut ke dalam gudang. Setelah itu, Sella menarik janitor trolley miliknya untuk bergerak ke divisi pemasaran yang berada di lantai 4.
Fyi, perusahaan Mitra Karya Sejati adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang peminjaman dana yang pergerakannya sudah di cap legal oleh negara. Untuk menjadi bagian dari perusahaan ini sebenarnya cukup sulit, melihat bagaimana ketatnya para atasan mencari karyawan membuat siapapun yang ingin melamar merasakan sedikit terintimidasi. Tapi sepertinya Sella mendapat hoki satu tahun lalu, karena untuk anak tamatan SMA sepertinya dia berhasil bekerja di perusahaan ini. Walaupun hanya menjadi cleaning service.
"Sell, meja mbak Anum katanya gausah di beresin. Disapu aja, soalnya banyak materi rapat yang belum di susun katanya," ujar Yudha - teman shift Sella hari ini.
Yudha pasti baru selesai membereskan ruang temu janji, terlihat pria itu membawa banyak sekali potongan kertas berwarna kuning dan putih.
"Oke," jawab Sella dan melangkahkan kakinya menuju ruangan yang tertutup kaca.
Tidak butuh waktu lagi, Sella langsung memulai pekerjaannya. Mengelap meja di setiap kubikel, mengumpulkan sampah menjadi satu dalam tempat yang terletak di janitor trolley miliknya, kemudian ia menyapu seluruh rantai ruangan.
Begitulah hari-harinya dia lalui bersama perlatan kebersihan.
Perusahaan ini terdapat 8 lantai, dan syukurnya dalam satu shift ada tiga cleaning service yang bertugas. Sella jadi tidak terlalu berat melewati pekerjaannya setiap hari.
Jam baru saja menunjukkan pukul 10 malam. Harusnya Sella sudah selesai bersih-bersih hari ini, tapi karena masih ada meeting gadis itu memilih menunggu di kantin kantor.
Kepalanya ia taruh di meja membuat pandangan gadis itu berubah menjadi miring. Masih ada beberapa pekerja kantoran yang berada di kantin karena memang kantin yang paling lama tutup, walaupun sudah tidak bisa memesan makanan, tempat ini masih bisa untuk bersantai.
"Padahal hari ini gue udah janji jalan sama Tio," eluh Nasti - teman shift Sella yang satunya.
Sella menegakkan tubuhnya, menatap Nasti dengan senyum kecut.
"Kayanya Pak Adam bakal lama sih, lo gak liat tadi tamunya keliatan kaya orang penting semua?" ujar Sella, dan dibalas Nasti dengan anggukan.
"Mentang-mentang mau buka cabang ke tiga, kitapun jadi sering lembur belakangan ini. Definisi senasib seperjuangan banget ya, Sell?"
Sella terkekeh pelan. Nasti ini memang yang paling seling mengeluh di antara mereka semua.
Seperti teringat sesuatu, Nasti menarik tangan Sella hingga membuat gadis itu terkejut saat dadanya menghantam pinggiran meja kantin.
"Argh, sakit bodoh!" ringisnya, namun Nasti tidak peduli.
"Jawab gue! Lo udah berhasil lepas dari Ryan?"
Sella berhenti mendesis. Seketika tubuh gadis itu membeku dan sialnya Nasti merasakan perubahan ekspresi temannya itu.
"Jawab gue, Sell!"
Sella menghela napas berat. "Nas, biar ini jadi urusan gue sama Ryan. Lo gak usah ambil pusing, gue bisa kok ngatasin masalah hubungan kami ini."
"Dengan cara ngalah dan ngikutin kemauan dia?" ujar Nasti, hampir frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVIL LIKE AN ANGEL
RomanceSella menggigiti kuku ibu jarinya berulang kali, jantungnya berdetak lebih cepat, matanya meniliti ruangan dengan rasa ketakutan, kepala gadis itu terasa penuh dengan bisikan-bisikan aneh. Sella memukul-mukul kepalanya beberapa kali, berharap suara...