[ LIMA ]

1K 31 4
                                    

Generalized anxiety disorder (GAD) adalah perasaan cemas yang berlebihan terhadap banyak hal. Ada banyak sekali tanda-tandanya, diantaranya ; jantung berdebar tidak normal, keringat yang berlebihan, dan sulit bernapas.

Banyak sekali faktor yang memicu kondisi ini, mulai dari adanya aktivitas berlebih pada area otak dalam pengaturan emosi dan perilaku, memiliki riwayat kejadian yang traumatis, adapun karena faktor genetik.

Gavi mematikan layar ponselnya setelah membaca sekilas artikel tentang gejala penyakit yang Sella alami saat ini. Pria itu menyenderkan kepalanya pada dinding rumah sakit, ia sedang duduk sendirian di salah satu bangku tunggu.

Aldi sudah izin pulang, sedangkan Joan sedang membelikannya minuman.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah 12 malam, setelah kejadian di kamar mandi tadi Gavi langsung menggendong Sella ke ranjang, kemudian membiarkan dokter dan perawat yang menangani gadis itu.

Dokter Panji, selaku dokter spesialis kejiwaan mengatakan kalau Sella sudah diberi obat penenang dengan dosis normal yang membuat gadis itu tertidur, sebelum beranjak dokter tersebut juga mengatakan kalau Sella perlu mendapatkan kondisi yang nyaman lebih dulu sebelum melakukan visum. Melihat emosinya yang masih belum stabil, akan membuat gadis itu sulit untuk bercerita perihal masalahnya dan akan berujung gagal untuk melakukan visum.

Gavi menghela napasnya, kasar.

Joan yang baru sampai langsung memberikan kopi kemasan botol pada Gavi.

"Thank's," ujar Gavi, setelah mengambil minuman tersebut.

Larutan kopi mulai mengalir di krongkongan keringnya, membuat sensasi dingin di kepala Gavi setelah beberapa menit lalu sempat panas.

"Nih," Joan menyerahkan ponselnya pada Gavi, membuat pria itu mengerutkan keningnya.

"Apa?"

"Yang lo minta tadi,"

Setelah paham maksud Joan, Gavi langsung menegakkan kembali tubuhnya dan mengambil benda pipih tersebut.
Gavi memperhatikan dengan seksama rentetan pesan yang ada di ponsel Joan.

"Dia pacarnya Sella, pria pengangguran yang hobinya pergi ke hiburan malam. Dia juga udah jadi pelanggan tetap di bar malam milik Satya. Udah pernah di penjara sekali dalam kasus penyerangan seksual tahun 2019, bajingan cap bango yang suka mainin perempuan," jelas Joan, sembari Gavi melihat ponselnya.

Satya adalah teman seperjuangan mereka semasa kuliah dulu, pria dengan darah campuran bule itu berhasil membangun sebuah bar yang lumayan cukup di kenal di kota ini. Tempat hiburan malam itu cukup menarik perhatian publik karena suasananya yang terlihat asik dan memiliki banyak sekali jenis minuman kelas tinggi, belum lagi pengawasannya yang sangat ketat dalam penyelundupan narkotika dan jenis obat terlarang lainnya. Hal itu pula yang membuat para pelanggan merasa cukup aman untuk mencari hiburan di sana.

"Sudah satu tahun 6 bulan hubungan mereka berjalan," lanjut Joan.

Gavi menggulir satu persatu foto yang berada di ponsel Joan. Mulai dari pria itu yang masuk ke dalam bar, bermain dengan para wanita malam, kemudian berciuman dengan wanita yang bukan Sella, lalu masuk ke dalam apartemen yang sepertinya sangat Gavi kenal.

"Mereka tinggal bareng?" tanya pria itu, sambil menatap Joan.

Joan mengangguk, "Setelah berpacaran mereka memutuskan tinggal bersama di apartemen Sella, dan pada akhirnya dia menjadi benalu di kehidupan gadis itu."

Gavi berdecak kesal. Ternyata selain bajingan, pria itu juga pandai memilih mangsa. Gavi mengembalikan ponsel Joan.

"Kirim ke email gue, semua datanya. Termasuk semua hal yang bersangkutan dengan dia,"

DEVIL LIKE AN ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang