Hai haiii!! Semoga masih ada yang nungguin book ini update. Isso terlalu sedih sama alur aslinya, jadi mutusin buat nulis sampe selesai supaya ngga digantung lagi. Ternyata selesainya tetep lama juga 🤧🤧
Terimakasih sudah menunggu Issolaten's Story
Happy Reading
Issolaten
---
"Pesan kue coklatnya dua" Ryujin berseru kepada si pemilik kedai jajanan manis di festival.
Hari ini tengah berlangsung festival musim dingin yang menyambut Natal dan tahun baru. Ryujin bilang ingin pergi ke sana bersama sebelum Asahi berangkat pergi liburan ke Jepang. Mereka sudah berkeliling sejak hari masih terang hingga lampu festival berkelip semarak.
Lelah? Tentu saja tidak, mereka sudah belasan kali menyusuri tempat yang sama namun terus menemukan hal menarik di setiap penelusuran. Rasanya seperti selalu ada kedai yang baru saja buka setiap kali mereka berjalan.
Hasrat keduanya kali ini adalah mencari makanan manis, dan mereka menemukan kedai yang secara khusus menjual berbagai jajanan manis dalam ukuran kecil. Si manis tertarik dengan kue coklat yang memiliki berbagai topping di atasnya. Ryujin yang dapat melihat binar itu ditambah suara hati Asahi yang terus berseru 'waa' menurutinya untuk memesan kue coklat sebelum kembali berjalan.
"Setengah jam lagi ada kembang api di dekat sungai. Masih mau jalan-jalan di sini atau kita langsung ke sungai saja?" Asahi urung menyuapkan kue coklat saat mendengar pertanyaan Ryujin. Dia baru sadar kalau mereka telah lebih dari dua jam berada di sana.
"Ayo ke sana. Kita makan kuenya sambil nunggu kembang api" Sendok kue diletakkan kembali oleh Asahi, jatahnya ia masukkan ke dalam kantong yang ada di jinjingannya.
Keduanya berjalan beriringan, keluar dari kerumunan festival menuju kerumunan lain di taman dekat sungai kota. "Oh wait, aku mau ini juga"
"Ryuuuu" Asahi ikut menghentikan langkah saat Ryujin membelokkan diri ke sebuah kedai makanan lainnya. Si gadis terpanggil oleh keharuman makanan yang ditawarkan dari kedai tersebut.
"Saya mau roti manisnya dua, ahjumma" Ryujin berseru ramah kepada penjaga kedai, menghiraukan keluhan Asahi yang kini tengah cemberut di belakangnya.
"Kuberikan satu lagi untuk si manis yang sedang bersama saudaramu" Kali ini Ryujin berbalik, melihat ada sosok mungil yang tengah menggandeng tangan Asahi. Usai membayar, Ryujin segera menghampiri Asahi yang tetap bertaan pada posisinya.
"Katanya terpisah dari bibinya" Asahi langsung menjelaskan tanpa menunggu Ryujin untuk bertanya.
Si gadis kecil hanya menatap keduanya secara bergantian. Tangannya setia menggenggam jari telunjuk Asahi yang kosong. "Kakak, kenapa tanganmu dingin sekali? Sepertinya perlu Jihan hangatkan dengan ini"
Jihan mengeluarkan kantong hangat dari saku jaketnya lalu menyelipkannya pada tangan Asahi yang masih ia genggam. Kali ini Jihan menggenggam hampir seluruh telapak tangan Asahi, mencegah kantong hangat miliknya bergeser atau jatuh.
"Siapa yang mengajarkanmu bersikap seperti ini, hm?" Ryujin menjawil gemas hidung Jihan.
"Papa tidak suka dingin, juga tidak suka kalau ada orang yang kedinginan. Jadi papa selalu begitu ke Jihan" Pembawaannya yang santai namun lugas membuat dua pemuda yang bersamanya tertegun dalam diam.
"Kita tunggu di taman dekat sungai saja, ya? Disini terlalu ramai" Asahi lebih dulu sadar kalau mereka masih berada di antara ribuan manusia yang berlalu lalang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last || Jaesahi
FanfictionKetika setiap jiwa diberikan empat kali kesempatan untuk berada di dunia, mereka memiliki permulaan yang hampir serupa dengan hidup-hidup sebelumnya. Yang berbeda adalah ketika hati nurani dan takdir lain mengajak mereka mengambil langkah. Di hidupn...
