Recomended buat dengerin ini sambil baca. Isso terngiang lagu ini selama ngetik. Anyway, happy reading ^_^
Gadis kecil itu menggenggam tangan Asahi erat-erat. Umurnya baru enam tahun, tapi semangatnya seolah mampu menghidupkan lorong supermarket yang sedang ramai sore itu. Senyum lebar menghiasi wajahnya ketika dia menarik tangan Asahi menuju rak demi rak.
Meski terlihat santai dan penuh perhatian,Asahi sebenarnya cukup sibuk memeriksa daftar belanja yang ia genggam di tangan kirinya. Ia ingin memastikan tak ada yang terlewat.
Hari ini si manis berniat menginap di kediaman Yoon. Sebab dirinya berencana membuat kue bersama Jihan, kejutan kecil untuk Jaehyuk, papa Jihan sekaligus seseorang yang telah menempati ruang istimewa di hati Asahi.
"Kakak dingin!" panggil si gadis dari rak produk susu.
Asahi menoleh dengan senyum hangat. "Kenapa, sayang?"
Jihan mengangkat sekotak minuman yogurt. Matanya memohon, tapi ia tetap menanyakan izin lebih dulu. "Jihan boleh beli ini juga?"
Hati Asahi mencair seketika. Bukan hanya karena wajah polos itu, tapi karena sikap Jihan yang manis dan sopan selalu membuatnya merasa dihargai, dicintai. Ia mengangguk dan membelai kepala kecil itu dengan penuh sayang. Yogurt itu memang tak ada dalam daftar, tapi permintaan kecil seperti itu terasa terlalu manis untuk ditolak.
Setelah semua barang terkumpul, mereka berjalan menuju kasir. Asahi membiarkan Jihan yang memasukkan barang satu per satu ke konveyor. Si kecil tampak bangga, seolah ia adalah 'partner belanja' yang sangat penting. Petugas kasir pun tersenyum geli melihat kelincahan Jihan yang penuh semangat.
Selesai membayar, mereka keluar dari supermarket dan duduk di bangku panjang yang menghadap ke parkiran. Sinar matahari sore menyinari wajah mereka, hangat namun tidak menyengat. Di kaki mereka terletak dua kantong besar berisi bahan-bahan kue. Jihan duduk sambil menikmati yogurt lewat sedotan kecil, sementara Asahi bersandar santai, kepalanya ikut bergoyang mengikuti lagu yang disenandungkan Jihan pelan-pelan. Lagu anak-anak yang sederhana, tapi justru membuat suasana terasa sangat damai.
"Kakak dingin," gumam Jihan tiba-tiba. Suaranya lebih lembut dari sebelumnya.
Asahi menoleh, mendengar nada khawatir dalam suara itu. "Hmm?"
"Kalau kuenya gagal... Papa marah nggak?" tanya Jihan pelan.
Asahi menoleh cepat. "Nggak akan marah, sayang. Papa pasti senang karena kamu sudah berusaha."
"Walaupun jelek?" gumamnya khawatir.
Asahi tertawa kecil dan mengusap pipi Jihan. "Yang penting bikinnya pakai hati."
Jihan tersenyum malu-malu, lalu kembali menyesap yogurtnya.
Beberapa menit kemudian, suara mobil mendekat memecah kesunyian. Sebuah mobil hitam berhenti tepat di depan mereka. Dari balik kaca yang perlahan diturunkan, muncul wajah yang sangat mereka kenal.
"Papaaa!" seru Jihan penuh semangat, langsung melompat kecil dan berlari menghampiri mobil.
Jaehyuk turun sambil tersenyum, lalu membantu Asahi mengangkat kantong-kantong belanja ke bagasi. Namun yang membuatnya berhenti sejenak adalah ketika melihat Asahi ikut masuk ke kursi belakang bersama Jihan. Keningnya berkerut, heran.
"Lho? Kok kamu duduk di belakang juga?" tanyanya sambil menutup bagasi.
Asahi menanggapi dengan senyum nakal, bahunya diangkat seolah tanpa dosa. "Aku mau duduk sama Jihan."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last || Jaesahi
FanfictionKetika setiap jiwa diberikan empat kali kesempatan untuk berada di dunia, mereka memiliki permulaan yang hampir serupa dengan hidup-hidup sebelumnya. Yang berbeda adalah ketika hati nurani dan takdir lain mengajak mereka mengambil langkah. Di hidupn...
