Ch 3

2.3K 166 15
                                    

- Sweet Poison -


“Orang gila!” Jaemin mengumpat entah yang ke berapa kalinya. Mengingat kembali sorenya yang terganggu, gara-gara Lee Jeno ‘pria mesum’ itu. Yang bahkan mengikutinya sampai parkiran kafe untuk mengajaknya bertemu lagi besok.

“Orang sinting!”

“Hei hei hei, kenapa pulang-pulang malah mengumpat begitu? Perhatikan bicaramu. Itu tidak baik!”

Jaemin merengut karna Mark menasehatinya tanpa bertanya dulu.

Kini dia sudah berada di apartemennya tinggal bersama dengan Mark. Mark yang sedang menonton TV terlonjak kaget dengan umpatan keras yang dilayangkan Jaemin sejak dari depan pintu.

“Kau tidak tau! Lee Jeno itu si pria mesum! Tadi dia menciumku!”

“APAA?! WAH.... brengsek!  Ini tidak bisa dibiarkan!”

“Sekarang kau yang mengumpat.”

“Dia pantas untuk itu. Dan harus dipukul sekali.”

“Cuma sekali?”

“Memangnya dia menciummu berapa kali?”

Si manis mendesah, “Haaaahh... sudahlah. Aku lelah.” Jaemin pergi ke kamarnya untuk membasuh diri.

Di lantai 2, sebelah kiri pintu warna putih. Memasukinya akan terasa desain interior yang mewah tapi simple juga modern tanpa banyak pernak-pernik memusingkan. Baik Mark maupun Jaemin tidak terlalu suka ‘keramaian’ ataupun pajangan yang menurut mereka sama sekali tidak berguna.

Hanya ada lukisan milik mendiang ibu Jaemin. Lukisan setangkai bunga lily putih dengan background hitam. Ibu Jaemin adalah seorang pelukis. Meski tidak terlalu terkenal tapi karyanya diakui banyak seniman mancanegara. Lukisan bunga lily adalah satu-satunya lukisan yang dibawa Jaemin dari rumah untuk dipajang di apartemen miliknya bersama Mark.

Dikamarnya. Juga kamar Mark. Kamar mereka berdua. Bahkan Haechan tidak tau jika mereka berdua – Jaemin dan Mark, satu kamar ‘bersama’. Atau mungkin sudah tau? Entahlah. Jaemin tidak mau tau juga.

Selesai mandi dan berpakaian, Jaemin berniat langsung tidur. Mengistirahatkan otaknya yang hari ini tersiksa dengan keberadaan seseorang dengan inisial ‘LJ’. Dia tidak mau menyebutkan namanya.

Namun yang ada, dia terlonjak dengan keberadaan Mark yang seperti menunggunya. Pria itu bersandar pada headboard dengan ponsel ditangan, dan sedang mengetikkan sesuatu. Mungkin berbalas pesan dengan Haechan?

“Ada apa?”

Mark hanya menepuk tempat disebelahnya mengisyaratkan agar Jaemin berada disana. Hanya saja perhatiannya tak lepas dari ponsel yang digenggam.

Jaemin mendengus.

“Ada yang ingin kau bicarakan?”

Kini atensi Mark seluruhnya berpusat pada Jaemin setelah yakin pria itu berada disebelah tempatnya duduk, ponselnya sudah diletakkan diatas nakas dekat tempat tidur.

Hening beberapa saat, kemudian dia menghela.

“Na...”

S͢w͢e͢e͢t͢ P͢o͢i͢s͢o͢n͢「𝑁𝑜𝑚𝑖𝑛 𝐹𝑡. 𝑀𝑎𝑟𝑘ℎ𝑦𝑢𝑐𝑘」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang