Ch 28

1.2K 111 4
                                    

>🇸​​​​​🇼​​​​​🇪​​​​​🇪​​​​​🇹​​​​​ 🇵​​​​​🇴​​​​​🇮​​​​​🇸​​​​​🇴​​​​​🇳​​​​​<

“Saat aku kecil, aku bercita-cita ingin menjadi astronom. Aku ingin mengenakan baju astronot dan berpetualang ke antariksa. Aku ingin menjelajah ke seluruh galaksi. Tapi keluargaku bukan berasal dari keluarga kaya. Kami tidak kekurangan. Hanya saja untuk menjadi astronom butuh banyak uang, itu yang ku tau. Sedang ayahku tidak menyukainya. Menjadi astronom tidak menjanjikan apapun di dunia. Hampir sama jika kau ingin menjadi seniman tapi tidak berbakat dalam seni.”

“Menjadi astronom tidak menghasilkan banyak uang sekalipun kau berhasil. Kau hanya akan mendapat ilmu pengetahuan dan kepuasan. Ada banyak diantara kita yang berakhir gagal karena lebih besar pasak daripada tiang. Ayahku tidak ingin aku gagal. Dia selalu beranggapan uang bisa menyelesaikan banyak hal dalam hidup. Dan itu memang setengahnya benar.”

“Tiba-tiba saja kami pindah ke Seoul karna ayah menjadi pewaris menggantikan pemimpin Lee saat itu yang tergeser dan menemui skandal. Akhirnya ku ketahui jika dia adalah –” Jeno menjeda sebentar. “Ayah ...suamimu.”

“Ayahku semakin berusaha lebih keras dalam bekerja.  Itu yang membuatku mau tak mau harus melanjutkan bisnis keluarga Lee.”

“Aku yang sebelumnya bekerja keras untuk membuktikan pada ayah agar aku bisa menjadi astronom, dalam sekejap tak punya pilihan terjerumus dalam bisnis yang bisa saja mematikan tiap waktunya. Banyak orang yang bersiap menusukku jika lengah. Aku tidak bisa lagi melihat bintang dengan bebas. Aku tidak bisa lagi berbicara tentang meteor, galaksi, alam semesta dengan ayahku. Dulu dia tidak suka tapi setidaknya masih mau mendengarkan. Setelah itu tidak ada lagi orang yang bisa ku ajak bicara tentang bagaimana keindahan langit. Aku kesepian. Diantara keramaian bisnis yang ayahku kembangkan. Diantara keramaian itu tidak ada hal yang membuatku mencintai sebesar galaksi.”

“Semua impianku lenyap tak bersisa.”

“Apa kau tau rasanya kehilangan mimpimu?”

Jaemin menoleh pada Jeno yang memandangnya. Mereka masih saling berpegangan satu sama lain. Jaemin tidak tau bagaimana rasanya. Hanya saja pasti akan sangat sedih. Dia punya cita-cita yang didukung orang tuanya sendiri. Walaupun pada akhirnya ditinggalkan.

Jaemin menggeleng. Membiarkan Jeno berbicara meluapkan apapun emosinya. Jaemin terkejut karna Jeno menangis, tapi pria itu tersenyum hingga mata menyipit.

“Rasanya lebih baik mati saja. Semua harapan dan anganmu dibunuh tanpa ampun.”

“Dan mereka mengatakan, tidak apa-apa. Kau bisa mencari impian dan cita-cita yang lain. Mereka tidak tau sebesar apa harapanku dijatuhkan. Duniaku rasanya runtuh seketika.” Air mata kepedihan dibalut senyuman itu sangat menyedihkan. Kini Jaemin tau bagaimana Mark bisa sangat terluka. Dia tidak bisa melukai pria itu bagaimanapun dia. Mark terlalu banyak menerima luka.

Jaemin mengusap lelehan air matanya dengan ibu jari dan menangkup wajah pria itu. Jeno memeluknya sambil terus berbicara.

“Aku tidak tau apa yang terjadi. Aku tidak tau apa yang harus kulakukan. Melarikan diri sampai ke London dan hidup bebas disana. Setidaknya itu bisa melupakan sedikit perasaanku. Pada akhirnya itu semua harus berakhir dan pulang kemari. Mengingat semuanya.”

“Tapi aku senang. Karna aku bisa bertemu denganmu. Kau seperti galaksi.”

My beautiful Moon.”

Jaemin mendengus dengan panggilan itu. Menggelikan. Namun itu juga membuatnya senang dan bangga.

“Jangan meninggalkanku. Aku akan berusaha meraih galaksiku kembali.”

S͢w͢e͢e͢t͢ P͢o͢i͢s͢o͢n͢「𝑁𝑜𝑚𝑖𝑛 𝐹𝑡. 𝑀𝑎𝑟𝑘ℎ𝑦𝑢𝑐𝑘」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang