Ch 13

1.4K 127 2
                                    

– 🇸​​​​​🇼​​​​​🇪​​​​​🇪​​​​​🇹​​​​​ 🇵​​​​​🇴​​​​​🇮​​​​​🇸​​​​​🇴​​​​​🇳​​​​​

“Jadi, kalian berkencan?” Haechan masih tidak menyangka, dia bertemu lagi dengan teman semasa kuliahnya. Haechan tidak satu universitas dengan Mark. Karena pria itu menempuh pendidikan di Kanada. Sedang ia sendiri mengejar beasiswa salah satu universitas ternama di London. Di sana, Haechan bertemu dengan Jeno dan menjalin hubungan pertemanan.

“Dia kekasihku.” Jeno membenarkan. Melirik tanpa sedetikpun mengendurkan tatapan menghakimi pada Mark.

Mark dan Jaemin yang mendengarnya terkejut. Jaemin ingin menggeleng tapi keduluan pertanyaan lain yang begitu lancar ditanyakan Haechan. “Benarkah? Sejak kapan?”

“Beberapa menit yang lalu.” Ucap Jeno percaya diri. Hal yang disesali Jaemin karna begitu diam tak berkutik.

“Itu tidak benar.” Jaemin meluruskan. Pandangannya terarah pada Mark yang membeku.

“Benar. Sebenarnya dari beberapa hari yang lalu. Tapi sekarang adalah peresmian hari jadian.” Jeno berkata mantap penuh keberanian layaknya telah mengalahkan petarung gladiator. Senyum tersungging licik menghiasi begitu melihat Mark yang tak sanggup mengucapkan apapun, begitu juga dengan Jaemin.

Merasa kata apapun pasti akan diputar balikkan si pria mesum.

“Benar-benar mengejutkan.” Haechan merasa senang, kini Jaemin mendapat kekasih. Terutama orang yang dikenalnya. “Bagaimana jika duduk disini? Sudah lama sekali kita tidak bertemu, Jen.”

“Ide yang bagus.”

Tentu bukan hal yang benar-benar bagus. Jika lebih lama kemungkinan Mark dan Jeno bisa berseteru.

“Jeno. Ku rasa kita tidak bisa–”

“Haechan-ah, bukankah kita sudah selesai–”

“Tapi dessert-nya? Aku belum makan itu. Itu bagian favoritku.”

“Kita makan dirumah.” Finalnya.

“Mm..benar. Mereka pasti butuh ruang untuk berdua.” Haechan menyetujui.

Baik Mark maupun Jaemin kembali berpandangan karna kompak menolak saling berbagi meja. Antara harus pergi tapi juga tidak merelakan Jaemin bersama Lee Jeno Lee Jeno itu. Tapi ada hal yang jauh lebih penting.

“Ah, kekasihku ini begitu posesif. Dia sangat mencintaiku.” Jaemin mendelik dengan omong kosong dari pria Lee. Maksudnya Lee Jeno. Sungguh jika dia bukan klien penting, kemungkinan Jaemin sudah memukul mulutnya yang beracun.

“Begitu juga dengan kekasihku.” Haechan tidak mau kalah. “Baiklah. Kapan-kapan saja kita double date.”

“Tentu. Kenapa tidak?!” tantangan itu berlaku untuk Mark yang menatap dingin.





“Wah wah wah.. apa ini? Suamimu berselingkuh huh?” Jeno memberikan jilatan lidah ularnya mengompori.

“Diam.” Jaemin memandang mereka berdua dari lantai 2 balkon restoran. Jeno memilihnya agar lebih biasa leluasa untuk melihat pemandangan lampu-lampu temaram yang indah saat langit malam.

“Bukankah itu artinya dia tidak mencintaimu?” sekali lagi. Mulut beracun pria itu menebarkan kata-kata untuk memprovokasi. Masih melihat dengan jelas bagaimana raut ekspresi Jaemin yang mengikuti tiap pergerakan pasangan dibawah itu.

“Dia memang tidak mencintaiku.”

“Aku mencintaimu.”

“Jangan menjatuhkan dirimu hanya untuk orang lain, Tuan Lee.”

S͢w͢e͢e͢t͢ P͢o͢i͢s͢o͢n͢「𝑁𝑜𝑚𝑖𝑛 𝐹𝑡. 𝑀𝑎𝑟𝑘ℎ𝑦𝑢𝑐𝑘」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang