Ch 4

1.9K 151 12
                                    

- Sweet Poison -

"Sudah lama kau tidak menemui orang tua ini, nak."

Mark memutarkan bola matanya mendapatkan sindiran halus dari ibunya.

"Mark-hyung terlalu sibuk eomma." Pria manis disampingnya tau jika Mark tidak akan menanggapi basa-basi seperti itu.

"Jangan selalu membelanya, Jaemin. Putraku terlalu tidak tau diri."

Dengusan kasar Mark hanya sebagai jawaban. Lebih memilih untuk memperhatikan makanan yang dibawa para pramusaji.

Makanan terhidang dalam makan malam hotel bintang lima lantai atas.

Kemarin, orang tua Mark memaksa pasangan itu untuk acara makan malam keluarga yang rutin diadakan tiga bulan sekali. Dengan terpaksa, Mark menyanggupi dengan membatalkan janji makan malam bersama Haechan.

Makan malam elegan penuh damai dengan sedikit dentingan garpu sendok ala kelas atas terlewati dengan lancar.

"Bagaimana pekerjaanmu, Jaemin? Apa baik-baik saja?" Ayah Mark mulai membuka obrolan setelah makanan penutup habis tak bersisa.

"Tidak ada masalah sama sekali, ayah." Jaemin menampilkan senyum terbaiknya pada ayah mertua yang sudah dianggapnya seperti ayah sendiri.

"Mark?"

"Sama saja, ayah." Mark menjawab dengan ogah-ogahan yang dihadiahi dengan kernyitan dahi.

"Aku harap, akan segera menimang cucu. Apa setahun kalian menunda belum cukup?" Ibu Mark menggenggam tangan Jaemin yang berada diatas meja. Wanita itu memberikan tatapan penuh permohonan.

Inilah yang tidak disukai Mark jika mereka bertemu dengan alasan makan malam keluarga. Selalu saja memaksa memberikan keturunan. Hell!! Apa bisa Jaemin hamil?! Sangat tidak masuk akal! Mereka bahkan tidak melakukan apa-apa saat tidur. Selain berpelukan.

"Jika ibu menginginkannya, kami bisa mengadopsi."

"No! Tidak, Mark! Bukan itu yang ibu mau." Guratan keriput disekitaran mata wanita itu nampak jelas karna betapa keras perasaannya terlihat agar anaknya itu mengerti.

"Apa kau tidak lihat? Kami sudah menua, Mark." Sang ayah tidak kalah dengan ibu untuk mendesaknya. Sedang Jaemin hanya bisa menunduk dengan meremat celana bahan miliknya.

"Ayah masih akan tetap bisa hidup seratus tahun lagi dengan kondisi seperti ini." Mark sudah mulai hilang kesabaran. Beruntung dia sudah memakan semua makanan tadi, jika belum, sudah dipastikan dia akan kehilangan selera makannya.

"Mark, kau pastinya tau-"

"Jangan memaksa kami, ibu. Jika kalian ingin, kalian saja yang melahirkan." Sebisa mungkin, Mark mencoba untuk merendahkan suaranya tanpa membentak orang tuanya sendiri. Dia tidak ingin menyakiti mereka. Meski kata-katanya tetap kasar jika didengarkan. Tapi dia sudah muak dengan segala tuntutan dari mereka. Dia juga tidak ingin melihat wajah Jaemin yang tertunduk seperti kali ini. Lagi-lagi seperti itu.

"Kita pulang."

Jaemin mendongak, menatap Mark yang sudah bangkit lalu beralih pada mertuanya. "Mark-" Mark menggenggam tangannya agar dia segera berdiri dan pergi dari sana mengikutinya.

S͢w͢e͢e͢t͢ P͢o͢i͢s͢o͢n͢「𝑁𝑜𝑚𝑖𝑛 𝐹𝑡. 𝑀𝑎𝑟𝑘ℎ𝑦𝑢𝑐𝑘」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang