Ch 10

1.6K 127 4
                                    

Sweet Poison

Dari pagi hingga hampir malam, Jaemin hanya menemani Jeno. Bahkan untuk makan. Ya, karna pria pemaksa itu akan mengeluarkan banyak sekali keluhan. Seperti tidak sanggup menelan makanan karna terlalu bosan, mood jeleknya membuat malas  berjalan, pemandangan tidak sedap para pasangan romantis membuatnya iri atau hal-hal diluar pemikiran logis seorang chaebol.

Jaemin heran kenapa dia diterima menjadi klien tempatnya bernaung. Ah, benar. Uang. Apalagi memang?

“Disana kita bersantai dengan menonton televisi sambil berciuman. Pemandangan kota juga bagus saat malam hari ketika kita bermesraan.”

Jaemin melotot. “Tuan Lee-”

“Jika kau tidak mau memanggilku dengan ‘sayang’ tidak ada pilihan lain harus memanggil namaku.”

“Astaga. Kenapa melelahkan ya?!” menghadapi Jeno memang membutuhkan banyak sekali energi. Dan pemalas seperti Jaemin mudah mengalami kelelahan batin. Dia tipe introvert yang  melebihi introvert lainnya.

“Baiklah, Jeno. Aku rasa kita bisa mulai melakukan pembedahan ruang besok. Atau beberapa material yang sudah kau beli bisa juga dimasukkan daftar agar kita tidak perlu lagi membuang-buang hal tidak penting atau kedobelan barang supaya lebih efisien.”

Jeno hanya memperhatikan bagaimana cara Jaemin berkata-kata. Entah apa yang ada dalam pikiran pria itu. Yang Jeno sendiri tidak bisa dia kendalikan bahkan sekarang mereka sedang berpelukan dan menempelkan bibir masing-masing. Lebih tepatnya si dominan yang tiba-tiba saja memberi serangan brutal seperti biasa.

“Sepertinya, aku harus pergi. Ki-kita lanjutkan sisanya besok.” Jaemin sudah gemetaran. Perlakuan apa yang barusan dia lakukan! Shit! Jaemin bodoh!

Lanjutkan sisanya besok ya. Lain orang lain pula pikirannya. Sedetik Jeno kembali memberikan senyumannya yang melengkung sempurna. “Aku tidak sabar untuk besok.”

Jaemin tidak berani menatap wajah pria itu. “Ka-lau begitu. Aku permisi, Jeno.” Buru-buru ia mencapai pintu apartemen dan tergesa masuk lift. Namun Jeno menyengir.

“Aku akan mengantarmu.”

“Tidak, kita hanya berjarak dua lantai.”

“Tapi aku juga perlu pulang, kan.”

Jaemin terdiam membisu. Ah, bodohnya. Apartemen Jeno masih belum bisa ditinggali karna hanya ada sedikit barang saja.

Padahal didalam lift seharusnya tidak selama ini. Tapi untuk kali ini berbeda. Itu membuat Jaemin seperti salah tingkah karna jelas sekali Jeno tidak mengalihkan pandangannya.

Ting!
“Tunggu. Dari tadi aku ingin mengambil bulu matamu yang terjatuh.”

“Dimana?”

“Sebentar.” Jeno meniup wajah Jaemin dalam jarak yang sangat dekat.

“Jaemin!”

“Kalian?”
“Apa yang sedang kalian lakukan?!” Mark berjalan beberapa langkah kedepan mereka.

“Aku? Memang aku kenapa?” Jaemin menunjuk dirinya sendiri. Dia melirik Jeno yang sama halnya bertanya-tanya.

Jeno tersenyum, satu sisi terangkat. “Kami berciuman. Memangnya kenapa?!”

Jaemin melongo. Mark membeku.

“Apa kau bilang?”

“Yha!!–”

Mark yang akan menghajar Jeno dihadang Jaemin. Jeno hanya tersenyum jahat.

Apa kalian pernah bertemu dengan manusia macam Lee Jeno ini?

S͢w͢e͢e͢t͢ P͢o͢i͢s͢o͢n͢「𝑁𝑜𝑚𝑖𝑛 𝐹𝑡. 𝑀𝑎𝑟𝑘ℎ𝑦𝑢𝑐𝑘」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang