𝒔𝒑𝒆𝒄𝒊𝒂𝒍 𝒑𝒂𝒓𝒕

1.6K 91 15
                                    

(づ ̄ ³ ̄)づⓈⓦⓔⓔⓣ Ⓟⓞⓘⓢⓞⓝ

Rasanya mendebarkan. Jantungnya seperti berpacu dengan cepat. Entah apa yang dirasakannya saat ini.

Ayahnya mengirimi lokasi Haechan. Apa ini bisa disebut mereka sudah direstui?

Napasnya memburu karna berlari dengan jarak yang lumayan. Dari parkiran mobil hingga tempat pergelaran acara.

Disana dia bisa melihat Hyuck-nya.

"Haechanie.." Mark menyebutnya. Begitu lirih hampir tak terdengar, namun seperti sihir, suara itu terdengar oleh si empu punya nama.

Haechan yang sedang berbicara dengan seseorang, tiba-tiba berhenti. Menoleh kemana suara itu memanggilnya.

Mendadak suasana seperti kosong. Hall yang semula penuh sesak dengan orang-orang, kini tersisa hanya mereka berdua. Dunia hanya terisi dua orang yang saling memaku di tempat.

Tanpa kata.

Seperti tidak nyata.

Air mata itu melewati pipi begitu saja. Mark tak kuasa. Mengapa rindu itu seperti penyakit? Sangat menyesakkan. Dia seperti Jeno yang menangis ditinggalkan Jaemin, tersedu-sedu layaknya anak kecil yang dimarahi.

Keduanya berjalan pelan mendatangi satu sama lain bak drama opera. "Kau datang?" Haechan ikut menangis. "Lama tak jumpa ....Melk."

Jawabannya adalah pelukan. Terisak pedih. Dunianya yang runtuh telah kembali.

"Selamat datang kembali."

"Ku pikir kau tak kan menemuiku lagi."

"Dua tahun tidak cukup untuk melupakanmu."

Mark mengangguk sambil mengusap air matanya. "Maaf, membuatmu terluka."

Haechan menggeleng. "Seharusnya kata itu kita ucapkan pada Jaemin."

Haechan melepas pelukannya.

"Ya. Aku berada disampingnya untuk memastikan dia bahagia selama ini."
"Agar kepergianmu tidak menjadi sia-sia."

"Kau? Bahagia?"

"Tidak. Tanpamu."

Senyuman disela tangisan agaknya menyadarkan dimana mereka berada. Riuh suara orang bercengkrama kembali membuat bising telinga.

Dan bisik-bisik gosip murahan hadir lagi. Bukan tidak pernah ada. Hanya saja, mereka tidak pernah menghiraukan.

"Bukankah mereka dulu yang dirumorkan berselingkuh?"

"Benar. Dia simpanan pria kaya itu."

"Pantas saja. Apa mereka kembali? Bukankah pria itu sudah bercerai?"

Semakin lama, suara itu semakin mengganggu. Bahkan satu dua diantaranya sengaja dikeraskan agar mereka mendengar.

Haechan menunduk. Bagaimanapun kau berusaha menutupi aibmu, masa lalu akan terus menghantui? Dia bahkan takut untuk menghadiri pesta pernikahan temannya, Jeno dengan Jaemin. Dia tidak ingin bertemu Mark. Walaupun pada satu masa Haechan merasa menyesal.

Genggaman tangan terputus, namun tangan besar Mark meraihnya lagi.

Dihadapan semua orang yang ada disana dia berkata dengan lantang. "Aku mencintainya. Dan kami akan menikah." Sontak wajah menunduk itu membola dan mendangak ke arah si pria Kanada.

"Melk?" matanya sudah berkaca-kaca kembali.

"Wah... berani sekali mereka."

"Karna sudah bercerai rupanya mereka sudah tidak malu lagi."

S͢w͢e͢e͢t͢ P͢o͢i͢s͢o͢n͢「𝑁𝑜𝑚𝑖𝑛 𝐹𝑡. 𝑀𝑎𝑟𝑘ℎ𝑦𝑢𝑐𝑘」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang