Ch 14

1.5K 133 1
                                    

Sweet Poison

Haechan menatap tanpa minat dessert kesukaannya yang tadi dibawa pulang. Tatapannya yang merenung jauh ke masa dimana dia dan Mark masih sekolah menengah. Dimana hal terberat yang mereka pikirkan hanyalah ujian dan soal-soal mata pelajaran yang memusingkan.

“Mark...”

Mark yang saat itu ketua haksaenghwe* (sejenis organisasi kesiswaan di Korea/OSIS) terlihat gagah dan cerdas dibanding siswa-siswi lainnya. Tidak sepertinya yang terlihat berandal dengan baju yang jarang terkesan rapi. Perbedaan mereka seperti langit dan bumi.

Mark begitu dikagumi banyak siswa-siswi sekolah, bahkan juga ada banyak diantaranya dari luar sekolah. Karna dia sering keluar masuk sekolah lain ikut serta dalam olimpiade ataupun penelitian yang entah apa dia tidak mengerti. Mark adalah gambaran pelajar sempurna yang disukai guru-guru. Dan Haechan? Dialah preman sekolah.

Butuh banyak kerja keras untuk berjalan sejajar dengan seorang Mark Lee. Butuh banyak perjuangan untuk menakhlukkan sifatnya yang lebih keras dibanding batu karang. Jika dalam drama mungkin dia harus berdarah-darah hanya untuk bisa mendampingi pria itu. Mark adalah role mode Haechan, dia seperti idola yang dicintai masyarakat luas. Dia hanyalah hamba sahaya.

Bahkan kedekatan mereka harus diwarnai banyak sekali kesalah-pahaman juga perseteruan. Tidak terlihat seperti sekarang yang bisa dipastikan Mark bertekuk lutut.

“Mark...”

Nama yang tak pernah terlupa untuk disebut dalam doa menjelang tidur. Hingga dalam lelap mimpinya hanya terisi pria itu. Haechan dan mimpinya yang akan bersama. Melupakan kecewa saat Mark tidak mampir hanya sekedar menenangkannya akan pikiran buruk.




Mark sampai diapartemen. Kakinya yang masih terbungkus kaos kaki berjalan otomatis menuju pantry dapur.  Membuka kulkas yang tingginya melebihi tinggi badannya. Elektronik keluaran terbaru yang menampilkan berbagai macam jenis makanan dan minuman yang tersimpan didalamnya tanpa membuka. Tangannya cekatan mengambil sekaleng bir bintang dingin dan membawanya ke ruang tengah.

Cttakk.
Glug gluk.
Menyecap rasa pahit dengan soda yang bercampur dilidah. Jas yang menyelubungi badannya dilepas dan dilemparkan begitu saja diatas sofa.

Mark jarang minum begitupun dengan Jaemin. Tapi mereka selalu menyetok bir keluaran dari Indonesia itu sesekali. Banyak soju dan bir dari Korea. Tapi hanya merk ini yang pas dilidah kebanyakan orang dan menjadi favorit serta melejit mengalahkan beberapa minuman beralkohol dari luar negeri.

Meminum lagi bir itu dalam tegukan banyak, Mark memijit pelipisnya seolah sedang memikirkan masalah negara yang tanpa ujung. Tubuhnya sedikit mulai menghangat.

Sekelebat memori tentang perjalanan cinta dengan Haechan hadir menemaninya dalam diam.

Dasar berandal. Apa kau sadar apa yang telah kau perbuat, hah?!”

“Memangnya aku kenapa?! Aku kan tidak sengaja!”

“Tidak sengaja? Tapi kau tidak minta maaf!”

“Aku sudah mau minta maaf. Tapi keduluan kau marah-marah tidak jelas.”

“Tidak jelas?! Kau yang tidak jelas! Tidak tau aturan! Menyebalkan!”

S͢w͢e͢e͢t͢ P͢o͢i͢s͢o͢n͢「𝑁𝑜𝑚𝑖𝑛 𝐹𝑡. 𝑀𝑎𝑟𝑘ℎ𝑦𝑢𝑐𝑘」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang