Ch 21

1.2K 128 3
                                    

- 🇸​​​​​🇼​​​​​🇪​​​​​🇪​​​​​🇹​​​​​ 🇵​​​​​🇴​​​​​🇮​​​​​🇸​​​​​🇴​​​​​🇳​​​​​ -

“Jadi?” Lee Soohyuk menolehkan wajahnya dari Jeno beralih ke Jaemin. “Dia kekasihmu?”

“Bukankah sudah jelas?”

Lucas dan Jaemin yang hanya menjadi pendengar merasa was-was. Bagaimana bisa Jeno sesantai itu dengan kelakuan kurang ajarnya? Tapi dilihat dari ekspresi Tuan besar Lee yang biasa saja, mungkin memang Jeno sudah -dibiasakan- bersikap arogan.

Di tempatnya, Jaemin menunduk dalam, memainkan jari-jemarinya yang hampir keseluruhan tertutup sweater oversize yang dikenakan. Jeno menggenggamnya. Soohyuk memandang dengan datar, menyesap kopi yang hampir mendingin.

“Siapa namamu?”

Baru Jaemin bisa mendongak mengartikan pertanyaan itu tertuju padanya. Siapa lagi?! Disana hanya dia saja yang tak dikenal si pria tampan didepannya. Sungguh luar biasa gen keluarga Lee ini.

“Jaemin. Nama saya Na Jaemin.”

“Orang tua?”

“Memangnya ayah mau mewawancarainya untuk bekerja di perusahaan kita?!” Jeno mendengus kesal. Melihat Jaemin yang gugup, menciut seperti itu ternyata lucu juga. Biasanya dia akan bersikap galak atau acuh atau juga mendorong Jeno menjauh, tapi sekarang? Dia bahkan membiarkan Jeno menggenggam tangannya dan menumpukan kepala dipunggung si manis.

Lee Soohyuk tidak menanggapi, fokusnya kepada pria manis yang diklaim -kekasih- dari anaknya.

“Saya..” agak tidak enak harus mengatakannya tapi toh buat apa ditutupi. “Yatim-piatu.”

“Aa~” Lee Soohyuk jadi lupa apa yang akan ditanyakannya lagi.

“Kurasa, ayah sudah tidak sopan menanyakan hal yang pribadi.”

“Jadi menurutmu kau pria sopan?”

“Aku pria jantan.”

“Dengan mencumbu kekasihmu didepan ayahmu sendiri?” Soohyuk menaikkan sebelah alisnya mengejek seperti sedang menang tender.

“Ayah bahkan kemari tanpa undangan.” Jeno tidak akan kalah.

“Apa seorang ayah harus punya undangan untuk menemui anaknya?”

Jeno terlihat kesal. Lucas dan Jaemin kembali menjadi penonton perdebatan kecil ayah-anak yang sudah terjadi bermenit-menit yang lalu. Tanpa konfirmasi sekalipun, keduanya memang pantas bersanding sebagai ayah-anak. Baik paras wajah maupun sifat yang sebelas-dua belas.

“Bukankah, jika kau ingin dia menjadi bagian dari keluarga kita, aku harus mengenalnya? Aku harus tau seperti apa dan dari mana dia berasal.”

Ugh. Perutnya mulas.
Ayah Lee Jeno sedari tadi menatapnya dengan tajam seperti menguliti.

“Ayah tidak perlu menanyakan itu.”

“Jadi kau tidak bermaksud untuk menikahinya?”

Hati Jaemin mencelos seketika.

Benar. Mereka hanya main-main. Sesaat dia diingatkan dengan cincin berlian yang berada di jari manisnya.

Melihat wajah murung dari Jaemin, Jeno tidak tahan untuk tidak mengusir ayahnya pergi. Tanpa ragu dan juga peduli sekitar, dia memeluk tubuh Jaemin yang kaku.

“Ada hal yang perlu aku urus.”

“Apa itu?”

“Ayah tidak perlu tau.”

S͢w͢e͢e͢t͢ P͢o͢i͢s͢o͢n͢「𝑁𝑜𝑚𝑖𝑛 𝐹𝑡. 𝑀𝑎𝑟𝑘ℎ𝑦𝑢𝑐𝑘」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang