Ch 20

1.4K 126 12
                                    

– 🇸​​​​​🇼​​​​​🇪​​​​​🇪​​​​​🇹​​​​​ 🇵​​​​​🇴​​​​​🇮​​​​​🇸​​​​​🇴​​​​​🇳​​​​​ –

“Aku mohon, eomma.”

“Lakukan seperti apa yang kukatakan, Mark. Dan kekasihmu itu akan selamat.”

Mark kembali dengan perasaan kosong. Kepalanya tidak bisa berpikir apapun. Semua hal buruk menghantuinya melenyapkan tawa seseorang yang akan ia temui. Pikiran buruk tentang apa saja yang bisa orang tuanya lakukan untuk memisahkannya dengan Haechan.

Sepanjang jalanan yang dihafalnya diluar kepala, Mark mengambang dengan hati berkecamuk. Apa yang harus dilakukannya? Bagaimana dia bisa menatap wajah itu dengan gurat bahagia?

Semua ini karena Jaemin. Andai ia tidak terjatuh dalam pesonanya pertama kali bertemu, mungkin dia tidak akan mengiyakan perjodohan dari orang tuanya.

Haechan yang kekanakan dan semaunya sendiri. Lalu Jaemin yang lembut juga dewasa. Dia pikir itu hanyalah rasa penasaran akan orang lain selain Haechan. Tanpa berpikir panjang dampak negatif yang timbulkan dari keputusannya yang salah. Mark lebih kekanakan dari pada Haechan.

Mark berjalan menyusuri batas jembatan sungai Han. Disana terdapat banyak sekali tulisan pencegahan bunuh diri. Entah apa yang membawanya hingga kesana. Padahal seharusnya ia pulang setelah perjalanan dinasnya. Dia membutuhkan udara segar menggantikan sesak didadanya akan kisah cinta yang mungkin berakhir tak tergapai.

Jika nanti kita menikah, aku ingin pernikahan yang mewah. Jadi kau harus berusaha keras untuk mewujudkan keinginanku, Mark. Aku ingin orang tau siapa pengantinku. Terutama mantanmu si Mina-Mina itu!”

Beberapa tahun lalu, itu adalah ucapan Haechan disaat mereka masih mengenakan seragam warna cream khas di salah satu sekolah menengah kota Seoul.

Ya, nanti aku akan menjadi musisi terkenal. Agar kau bisa memamerkannya pada siapapun. Termasuk Yeonji-Yeonji itu.”

Mark saat itu membalasnya dengan menyebut nama mantan Haechan.

Air matanya jatuh, mengenang sedikit memori manis mereka.








“Ini adalah data kekasih putera anda.” Hendery menyodorkan amplop coklat berukuran besar dihadapan Taemin.

Hendery harus berurusan kembali untuk menggali informasi tentang seseorang bernama Lee Haechan yang diketahui sebagai simpanan chaebol terkaya dari perusahaan di Kanada. Setelah sebelumnya hanya memberi foto tentang keduanya.

Hyori membaca lembar kertas yang tidak disentuh Taemin. Dia mengambilnya dengan agak kasar dengan berjalan ke sisi jendela agar lebih terang.

Beberapa saat menyisakan hening. Raut wajah Taemin mengeras. Giginya bergemeletuk dan menghempaskan kertas dalam genggamannya.

Tersentak dalam perlakuan, Hyori mendekati suaminya.

“Yeobo... bukankah pria ini adalah pria yang waktu itu?”

Taemin diam tanpa sedikitpun menoleh. Meraih botol kecil yang tersimpan didalam jas kerjanya. Botol putih kecil berisi obat penenang. Taemin membukannya dengan tangan gemetar. Mengambil beberapa butir lalu menelannya. Hyori membantu dengan mengambilkan air putih dalam gelas dan menyodorkan pada pria itu.

Hendery memperhatikan dalam diam. Pikirannya berkeliaran. Mungkin orang yang mempekerjakannya ini sakit keras. Wajar saja, dengan perusahaan yang dimiliki tak banyak pemiliknya yang masih segar-bugar jika perkembangan bisnis sudah menjalar ke luar negri. Sedang Hendery sendiri adalah preman yang merangkap menjadi seorang detektif ala kadarnya tanpa pamor.

S͢w͢e͢e͢t͢ P͢o͢i͢s͢o͢n͢「𝑁𝑜𝑚𝑖𝑛 𝐹𝑡. 𝑀𝑎𝑟𝑘ℎ𝑦𝑢𝑐𝑘」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang