- 🇸🇼🇪🇪🇹 🇵🇴🇮🇸🇴🇳 -
Seharusnya tidak akan mabuk, karna bir yang dikonsumsi tidak terlalu tinggi kadar alkohol. Hanya saja mungkin akan membuat perasaan seperti ‘terbang’ diangkasa jika diminum dalam jumlah yang banyak.
“Kau tau? Aku dulu punya impian.”
“Diam Mark.” Jaemin memapah Mark ke kamar mereka. Agak disesali karna berada dilantai dua. Jaemin harus ektra berusaha lebih keras untuk itu. Mark sebesar baboon. “Benar. Dasar baboon!”
“Impianku hilang. Orang tuaku tidak suka dengan apa yang menjadi pilihanku. Aku–”
“Ingin menjadi seorang musisi.” Mark tidak menghiraukan Jaemin yang menyuruhnya diam. Dia terus mengoceh tanpa paham apa yang Jaemin katakan. “Awalnya ...aku ingin menjadi seorang penyanyi. Rapper mungkin lebih bagus. Ayah membenci hal seperti itu. Baginya menjadi penyanyi sama saja penghibur tanpa kejelasan masa depan.”Jaemin menapaki tangga dengan hati-hati, melingkarkan lengan Mark pada lehernya sendiri. Jika harus menggendong pria itu malah akan memberatkan. Dan pastinya berakhir buruk untuk keduanya. “Apa kujatuhkan saja kau dari sini, Mark. Astagaaaahh... berat sekali seperti beban hidup. Saat sadar aku harus memberitahumu kau harus diet. Bersama dengan Haechan mungkin kau juga makan banyak.”
Jaemin tidak ambil pusing jika ucapannya tidak akan diingat. Membiarkan Mark dengan segudang keluhan tentang orang tuanya adalah hal biasa saat dia ‘sedikit’ mabuk.
“Aku ingin menikah dengan Haechan. Tapi aku juga tidak ingin meninggalkanmu. Kau akan kesepian, Jaemin.”
Mereka hampir sampai di depan pintu kamar. Deru napas Jaemin sudah terdengar keras. Kelelahan.
“Kau sudah membuatku kesepian selama ini, Mark. Jadi tidak masalah jika kau pergi. Pergilah. Jika itu bisa membuatmu bahagia. Kau tidak bisa selamanya terjebak denganku.” Hal yang tidak bisa terucap saat Mark terbangun disampaikan dengan lancar. “Aku tidak ingin menjadi penghalang kebahagiaan kalian berdua. Ini juga sulit untukku.”
Hal yang pasti tidak akan bisa diterima saat kenyataan bertentangan.
Tubuh bongsornya direbahkan agak kasar karna kelelahan sudah tidak ditolerir. “Menyusahkan sekali!” Pagi hingga malam harus mengasuh bayi besar Lee. Dan saat dirumah mengasuh bayi besar Lee yang lain. “Kalian berdua menyusahkan!” kaki Mark yang menggantung dinaikkan ke atas ranjang. Jaemin menyelimuti pria itu yang masih merancau dan meringik.
Si manis mengusap rambutnya perlahan dengan lembut. Tak diduga, tangannya diambil alih Mark yang sudah menutup mata tapi menggumamkan sesuatu. Jaemin memperhatikan wajahnya sambil berjongkok. Sinar lampu dari temaram kota tembus menyorot, tirai jendela masih belum ditutup rapat.
“Aku ingin–” air mata berjatuhan diusap Jaemin yang masih disana. Seolah memberi tahu keinginannya yang tak tersampai pada orang tua Mark.
“Semua akan baik-baik saja. Meski banyak hal yang tak sesuai keinginanmu. Maka dari itu, cobalah meraih kebahagiaanmu. Kau harus bahagia, Mark.” Jaemin mengusap punggung tangan yang menggenggamnya sekaligus mengusap lagi air mata yang kembali jatuh.
Pintu tertutup. Mark membuka mata sebentar kemudian tertidur kembali.
“Kau juga, –Jaemin..”
KAMU SEDANG MEMBACA
S͢w͢e͢e͢t͢ P͢o͢i͢s͢o͢n͢「𝑁𝑜𝑚𝑖𝑛 𝐹𝑡. 𝑀𝑎𝑟𝑘ℎ𝑦𝑢𝑐𝑘」
Romance𝑫𝒊𝒂𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂 𝒅𝒆𝒏𝒅𝒂𝒎 𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒎𝒖, 𝒎𝒂𝒏𝒂𝒌𝒂𝒉 𝒚𝒈 𝒌𝒂𝒖 𝒑𝒊𝒍𝒊𝒉❓ ᴮᵃᵍᵃⁱᵐᵃⁿᵃ ʳᵃˢᵃⁿʸᵃ ᵏᵃᵘ ᵈᵘᵈᵘᵏ ˢᵉᵐᵉʲᵃ ᵈᵉⁿᵍᵃⁿ ᵖᵃˢᵃⁿᵍᵃⁿ ˢᵃʰᵐᵘ ʲᵘᵍᵃ 'ˢᵉˡⁱⁿᵍᵏᵘʰᵃⁿᵐᵘ'??? ᴬᵗᵃᵘ ᴮᵃᵍᵃⁱᵐᵃⁿᵃ ʳᵃˢᵃⁿʸᵃ ᵏᵉᵗⁱᵏᵃ ᵗᵃᵘ ᵖᵃˢᵃⁿᵍᵃⁿ ˢᵃʰᵐᵘ ʲᵘᵍᵃ ᵐᵉᵐⁱ...