Ch 9

1.5K 128 7
                                    

Sweet Poison

“Aku kan sudah bilang ingin mendesain interior apartemen baruku.”

Jaemin mendesah. Berpikir sejenak. Sisi profesionalitasnya menguasai.

“Baiklah, tuan Lee. Kita mulai untuk diskusinya.”

Jeno tersenyum.

“Bukankah akan lebih baik jika kita ketempatku agar kau bisa melihatnya dan memberikan inspirasimu yang menarik?”

“Apa sebelumnya anda punya ide atau rancangan yang diinginkan?”

“Bagaimana jika kita saling memakai panggilan yang lebih dekat agar lebih nyaman?”

“Anda adalah client kami, tuan Lee. Sudah sepantasnya saya memanggil dengan lebih hormat dan sopan.”

“Tapi aku tidak suka. Itu seperti kau memanggil ayahku.” Bibir Jeno mengerucut.

Apa-apaan pria samoyed ini. Sedari tadi apa yang diucapkannya tidak berhubungan dengan yang ditanyakan.

Jaemin menarik napasnya dalam-dalam. Mencoba bersabar untuk ‘klient’ favorit atasannya ini.

Benar sekali. Dia sudah diwanti-wanti agar memperlakukan orang ini dengan lebih ‘spesial’. Dengan tulisan besar.

Kau harus bisa membuatnya nyaman Jaemin, dia menjadi sumber uang yang bagus. Kalau bisa jadikan dia pelanggan tetap dan bekerja sama dengan kita agar kedepannya lebih banyak proyek berdatangan.

Dia merasa seperti seorang pria penghibur sekarang. Nyaman katanya. Jaemin mencibir. Dimana-mana uang memang selalu menjadi yang utama.

Jaemin tidak tau latar belakang Jeno seperti apa. Tapi jika atasannya sampai berkata seperti itu, bukankah itu artinya dia sangat ‘wah’??? Lee? Sepertinya dia bukan keluarga sembarangan. Seperti suaminya mungkin.

“Aku tidak keberatan kau memanggil sayang.”

Jaemin gelagapan. Kebingungan dalam kepalanya serasa ditarik ke kenyataan.

“Ada apa?” Jeno yang hampir menyentuh keningnya berhasil dihindari. “Kau tidak apa-apa?”

“Ehm..ya, tuan Lee. Saya tidak apa-apa.” Jaemin mendengar decakan Jeno.

“Apa kau setuju?”

“Ya?”

“Yang ku katakan tadi.” Jeno memincingkan pandangannya.

“Ah- i itu..” haruskah dia bertanya apa yang dikatakannya tadi? Tapi melihat Jeno yang seperti tidak suka, dia buru-buru mengiyakan. Masa bodohlah. “Tentu. Itu terserah anda saja.” Senyuman bisnis terukir dibibir peachnya.

Jeno tentu saja girang. “Bagus, sayang. Kau memang yang terbaik.” Jeno mengelus pucuk rambutnya.

“Sa-sayang?” Jaemin meneleng. Apa lagi ini? Terlalu lama bergelut dengan pikirannya, membuat dia linglung.

Sementara Jeno merasa Jaemin memanggilnya. “Ya? Ada apa?”

“Kenapa anda memanggil seperti itu?”

“Tuan Lee .. tolong beri batasan. Kita— saya dan anda hanya sebagai designer dan pelanggan. Bukan kekasih.”

“Jadi kau mau aku menjadi kekasihmu? Baiklah. Aku terima. Kau kekasihku sekarang.”

“Ap–” whatthefvxsnmsoklmejxksushs.

Klien istimewa kita memang unik.

Tolong berikan resep kesabaran untuk tuan Na yang imut dan lucu.

S͢w͢e͢e͢t͢ P͢o͢i͢s͢o͢n͢「𝑁𝑜𝑚𝑖𝑛 𝐹𝑡. 𝑀𝑎𝑟𝑘ℎ𝑦𝑢𝑐𝑘」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang