semuanya sudah selesai

22 4 0
                                    

Hazel berdecak kesal. Jam 11 malam ada orang kurang kerjaan mengetuk pintu rumah. Bahkan uncle, aunty, ibu dan ayahnya juga terganggu. Mau tak mau Hazel datang untuk memarahi si pelaku.

Pintu dibuka. Omelan yang sudah Hazel siapkan mendadak menghilang. Anya ternyata pelaku nya, Hazel senang bukan main.

"An! Lo udah balik!" Pekik Hazel.

Anya mengangguk lalu mengulurkan tangan tanda ingin pelukan. Dengan senang hati Hazel menyambut nya, memeluk Anya dengan erat lalu menangis.

"Gue khawatir sama lo An! Gue takut lo kenapa-kenapa disana!"

Anya mengelus punggung Hazel. "Gue nggakpapa Zel. Semuanya udah selesai."

Tangis Hazel semakin besar dan akhirnya seluruh penghuni rumah keluar. Jo dan Kelly nampak bahagia dengan kedatangan Anya, sedangkan orang tua Hazel yang kebingungan.

Akhirnya Kelly memisah Anya dan Hazel lalu menyuruh mereka semua duduk di kursi ruang tamu. Akhirnya Hazel memperkenalkan Anya ke orang tuanya.

"Ini yang namanya Anya yah, bu. Temanku di Asrama Atlet Melawa. Dan An, ini ayahku Harry dan ibuku Zahra," ucap Hazel antusias.

Anya mengangguk sopan. "Saya Anya, teman Hazel. Maaf menggangu malam-malam."

Zahra nampak antusias melihat Anya. "Jadi ini yang namanya Anya? Hazel sering bercerita tentang mu, saya sangat penasaran dengan kamu."

Harry juga setuju. "Terimakasih sudah mau menjadi teman Hazel. Semoga kau dan Hazel bisa menjadi pasangan ganda putri bulutangkis suatu hari nanti."

"Iya. Semoga saja."

Jo pun angkat bicara. "Bagaimana dengan Angel? Kau sudah ada disini?"

"Yah, Angel memilih mempercepat nya. Sepertinya dia udah nggak tahan jadi orang miskin," tawa Anya.

Bohong. Sebenarnya Anya yang menyuruh mempercepat nya agar Angel lah yang liburan bersama orang tuanya. Malahan Angel nampak betah tinggal bersama Violet karena ada yang memperhatikan nya.

"Baguslah. Kau tidak kesulitan kan disana? Maaf ya membuatmu repot," ucap Kelly.

"Repot apa. Dia malah suka, Angel kan orang kaya!" timpal Hazel.

Percakapan mereka semakin seru. Sesekali Hazel mengeluarkan candaannya lalu semua tertawa. Setelah jam 12, semuanya memutuskan untuk kembali tidur.
.
.
.
.
.
"Lo tuh punya rasa ngantuk nggak sih! Kita tidur jam 12 dan lo masih kuat jogging di jam 5 pagi. Dah gila ya lo!" keluh Hazel.

Anya terkekeh lalu melanjutkan lari kecilnya. Meninggalkan Hazel yang berlari sembari mengantuk, saking ngantuknya dia malah menabrak pohon. Anya tertawa terbahak-bahak.

"Hei! Kita ini atlet! Apa kata orang kalau atlet itu anti bangun lagi!" ucap Anya sombong.

Hazel memutar matanya malas. "Lo tuh bukan mau jogging! Tapi mau pamer sepatu baru!" Ia pun duduk dibawah pohon yang ia tabrak.

Anya pun memilih gabung dengan Hazel. "Lo yang bilang ya Zel. Bukan gue. Tapi emang gue beli sepatu pake duit Angel." ia pun terkekeh.

"Si Angel nggak marah?" Hazel memandang sekitarnya. Taman kota yang tak terlalu jauh dari rumah paman dan bibinya. Hawa dingin begitu menusuk, untung nya dua gadis itu tahan dengan hawa dingin.

"Nggak. Dia nggak perduli. Dia tuh sebenarnya anak kesepian. Mangkanya ngumpulin cowok biar nggak kesepian, eh cowoknya nggak ada yang bener."

"Nggak bener? Lo nggak diapa-apain kan? Diajak ke hotel gitu!"

Golden and BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang