"Kakak ada temen gue yang minta nomor hp lu"Zio dengan segala urusannya,bahkan lagi makan malam pun masih saja mengurusi hal yang tidak penting.
"Kuliah dulu ,,nanti baru cari pasangan "
Suasana kembali hening setelah ratu besar mengeluarkan ultimatumnnya.
"Chiko ke kantor papah,,".
bapak tiga anak yang jarang berbicara membuka sebuah rahasia.
Gita menghentikan aktifitasnya dan meletakkan sendok di atas piring.Sudah satu bulan berlalu sejak pertemuan terakhir di pusat perbelanjaan.
Dia mengira Chiko sudah selesai berurusan dengannya."Kenapa dia ga menemui mamah,,dia tau mamah ngajar dimana ,dia kan alumni disana"..
Sang mamah meletakkan sendok makan dan meneguk air putih hingga tak tersisa,seakan dahaga melanda seketika.Ya,Chiko alumni dimana Aldo sekarang berkuliah,dan tentu mengenal mamah tiga anak tersebut.
"Cowok gila "
Zio menutup mulutnya saat pandangan tajam Faris,sang papah mengarah kepadanya."Biarin aja ntar juga capek sendiri,gausah di hiraukan ,bener kata Zio "
Bahkan Gita masih bertanya tanya apa penyebab mamahnya begitu membenci Chiko."Ya selesaikan aja ,risih " Aldo menimpali seadanya.
Gita memikirkan kata kata Aldo,,seberapa risih keluarganya karena hubungan yang pernah dia jalin dengan Chiko.
Bahkan Aldo yang jarang berkomentar mulai mengeluarkan pendapatnya.
"Biar mamah yang urus,kakak gausah temui Chiko,,nanti yang ada balikan lagi,sudah di peringati tetap saja di jalani "
Frieska,,istri faris dan ibu tiga anak,menghentikan aktifitas makan malam nya dan langsung pergi begitu saja.
Air mata yang harus di tahan agar tidak tumpah,Gita menyesap air putih dengan beberapa tegukan menyirami tenggorokan yang terasa serak,menekan sesak dan menahan air mata agar tidak turun.
Dia berdiri dan meninggalkan meja makan dimana masih ada 3 laki laki disana."Habiskan makanan kalian "
Zio dan Aldo mengangguk patuh dan kembali mengunyah makanan yang masih tersisa di dalam piring masing masing.***
"Kamu bisa jemput?"
"..."
"Aku di indoapril dekat rumah "
"..."Jam 22.00 WIB,,,Gita duduk menatap jalan yang masih ramai dengan lalu lalang kendaraan.
Dia pergi tanpa di ketahui orang tuanya,hal
Yang baru dia lakukan sejak Zio membantunya keluar diam diam."Kenapa lagi?ini udah malam kenapa keluar rumah?"
Harniel mulai melajukan kendaraannya sambil melirik Gita.Gita memasang seatbelt tanpa menghiraukan ucapan Harniel..
"Aku tidur di tempat kamu ya,,lagi malas dirumah"
Harniel mengangguk setuju..
Karena ini untuk ke berapa kali Gita selalu pergi jika sedang menghadapi sesuatu,sejak mereka berpacaran."Jajan yuk,nanti lapar ga ada makanan di kos"
Gita mengangguk setuju,mereka berhenti di bahu jalan,dimana beberapa makanan pinggir jalan tersaji dan sangat menggugah selera."Kamu makan gorengan ga sih?"
"Makan ,tapi yang manis gasuka "mereka berhenti disalah satu stan berisi beberapa camilan.
"Yaudah kita campur aja ya,,kita party gorengan "
Ucapan Harniel mengundang orang di sekitar melirik sejenak,mungkin terkesan mewah."Aku mau beli es juga "
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah
Historical FictionAku dan Kamu tidak harus bersama tapi bisakah berakhir?