25

276 24 0
                                    

"Selanjutnya,Gita Alya Alfarisa,,fakultas Psikologi,dengan predikat Cumlaude "

Gita berjalan ke depan dimana Rektor berdiri,dia sedikit membungkuk kan badan saat tali itu di pindahkan oleh Rektor kampus yang menandakan Gita resmi menyelesaikan kuliahnya dan menyandang gelar sarjana,dari semua rangkaian sidang akhir sampai wisuda.
Tali yang sudah berpindah dari sebelah kiri ke kanan.

Gita berjalan menemui keluarga nya yang juga hadir di hari itu,semua memakai baju yang rapi,Gita dengan penuh senyuman berjalan dengan memegang Ijazah di tangannya.

"Cantik nya anak Bunda "
Frieska tersenyum karena sang kakak menyempatkan untuk hadir meski dia juga punya kesibukan,Melody dan Frieska sama sama berprofesi sebagai dosen tapi beda universitas.

Melody memeluk Gita dan menciumi pipinya berulang kali,bahkan Frieska saja belum memeluk anaknya sejak tadi.
Resiko anak perempuan satu satunya di keluarga besar mereka.

"Bunda udah dong,Zio juga mau cium "
Zio menarik sang kakak dan mencium dari pipi hidung bahkan kening sang kakak.

Aldo juga melakukan hal yang sama,karena Gita tidak ingin ada rasa canggung,dia juga memeluk adik iparnya,Ashel ,yang saat ini sudah mulai terlihat perubahan pada tubuhnya,Aldo selalu siaga di samping Ashel.
Aldo semakin protektif sejak kejadian dimana Gita mengancamnya.

Frieska memeluk Gita penuh rasa haru dan bangga.
Lika liku kehidupan Gita cukup menguras pikiran dan air mata,banyak hal besar yang di lalui putri satu satunya itu.
Faris melakukan hal yang sama ,menciumi putrinya yang sangat mereka banggakan.

Ballroom begitu ramai,wisuda yang di hadiri lebih dari 3000 orang,tanda mereka sama sama bahagia saat anak adik atau keponakan mereka berhasil menyelesaikan pendidikan dengan baik.

"Kita foto foto dulu,,habis itu mau makan siang bareng kan ?"

Semua mengangguk setuju dengan ucapan Melody,pokoknya hari ini Melody yang atur.

Gita sebenarnya mencari seseorang,tapi sepertinya orang itu tidak bisa hadir karena tadi malam saat mereka bertukar pesan,orang yang di tunggu sedang lomba di luar kota,apakah tidak terbesit di hati orang tersebut untuk hadir di acara wisuda Gita.

"Permisi aku menganggu,,mau kasih ucapan selamat "

Semua orang menoleh,laki laki itu membawa bucket bunga warna ungu dan putih,dia juga berpakaian rapi lengkap dengan setelan jas,karena dia juga selalu menjaga penampilannya.

"Sini bro,gausah canggung "
Zio menyuruh laki laki itu mendekat dan memberi isyarat agar Gita memberikan waktu sebentar agar laki laki itu menyampaikan keinginannya,tapi Gita masih ragu,apa ini hanya sekedar memberi bunga atau ada maksut lain,seperti kejadian yang sudah sudah,bahkan Gita sama sekali tidak mengundang laki laki ini di hari wisudanya,lain yang di tunggu lain yang datang,pikir Gita.

Laki laki itu dengan canggung menyerahkan bucket bunga,dan mau tidak mau Gita harus menerimanya.

"Ini yang waktu pesta juga kasih bunga ya,,duh meni cakep pisan "
Melody dengan bangga memuji laki laki yang berdiri di samping Gita,Frieska melirik sang kakak agar tidak banyak bicara apalagi memuji orang yang baru di lihat nya beberapa kali saja.

"Makasih Tian "
Gita menjaga agar suasana tidak berubah canggung,dia menerima pemberian
Tian,laki laki yang selalu menganggu hidup Gita .

"Selamat semoga ilmu nya bermanfaat,,kalau gitu saya pamit dulu "

"Lho kenapa buru buru ?"

Gita ingin sekali membekap mulut bundanya,jangan bilang dia akan mengajak Tian makan siang bersama.

KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang