17

279 30 2
                                    


Suasana dirumah kediaman Chiko begitu ramai,rumah yang biasa nya sepi,kini di datangi banyak orang,tangis kesedihan begitu menyelimuti suasana ,bahkan sudah hari ke 2 ,pelayat datang silih berganti,mulai dari kerabat sampai teman teman Chiko.

Gita dan keluarga masih setia berada disana sejak hari pertama Chiko di bawa kerumah nya,tidak ada perdebatan dan pembicaraan yang mengarah ke kematian Chiko,semua di selimuti rasa duka yang mendalam.

Ibu Chiko terlihat tegar dan melayani setiap orang yang datang, duduk di samping jenazah Chiko, sesekali tangan Gita di genggam oleh ibu Chiko,hal yang sangat berbeda dengan ke adaan sebelumnya.

Gita yang awalnya cukup kaget ,tapi karena itu di lakukan ibu Chiko berulang membuat dia paham ,mungkin saat ini ibu Chiko butuh seseorang untuk menguatkan dia.

Keluarga Gita seakan jadi bagian dari keluarga Chiko, bahkan Harniel juga tetap disana di antara banyak nya pelayat,Zio mengurusi semua proses pemakaman Chiko yang akan di lakukan esok hari di hari ke 3.

Sampai hari ini, hanya Ibu Chiko yang ada di antara keluarga,Gita sedikit banyak tau tentang kehidupan Chiko,Gita ingat bahwa Chiko memiliki 2 kakak laki laki.
Tapi Chiko tidak pernah bercerita siapa dan dimana ayah nya.

"Tante ,ada bapak bapak mau masuk tapi di larang sama satpam "

Zio yang lebih memilih berada di luar rumah menyambut pelayat yang datang.
Memberi informasi karena di depan ada laki laki tua yang tidak di perbolehkan masuk.

"Bilang aja di bolehin sama Ibu,tapi kamu yang jaga dia kesini ya "

Zio mengangguk paham,Gita memperhatikan Ibu Chiko memperbaiki kacamata hitam nya dan mengetik kan sesuatu di hp nya,seperti pesan singkat.

"Anak ku "

Gita dan semua yang berada di dalam ruangan langsung mencari sumber suara,
Laki laki tua ,berpakaian lusuh dengan rambut yang sudah putih semua,
Berjalan di bantu Zio dengan suara yang begitu pilu.

Laki laki itu berdiri di samping peti Chiko,suara tangis yang begitu pedih melihat Chiko yang sudah terbujur kaku.

Ibu Chiko berdiri di sampingnya,menyeka air mata yang di tahannya selama hampir 2 hari,membuat semua orang disana ikut meneteskan air mata bahkan Gita bisa merasakan sakitnya perasaan kedua orang tua Chiko.

Isak tangis terdengar begitu pilu,laki laki tua itu selalu memanggil nama Chiko,seakan akan anaknya hanya tertidur.

"Chiko,,Ayah mau ajak Chiko liburan ,,ayah udah punya duit,,chiko bangun ya,,ayah ga pakai duit orang lain, "

Hanya berjarak beberapa menit, 2 orang laki laki datang dan mendekat dan ikut menangis menatap Jenazah Chiko.

"Hans , Gery bangunin adek kalian,,dia mau liburan sama Ayah,,tolong bangunin Chiko "

Dua laki laki yang baru saja datang terlihat begitu terpukul memandang peti Chiko.
Wanita itu memeluk dua putranya yang baru saja tiba.

"Mami yang salah,,Mami ga jaga Chiko "

Suara isak tangis saling bersahutan,suasana yang begitu pedih,duka kehilangan adik bungsu di keluarga itu benar benar menghancurkan hati keluarga ini.

"Ayah harusnya menuruti Chiko tinggal disini,pasti Chiko masih ada "

Laki laki itu mulai menangis histeris..

"INI SALAH AYAAAAHHH,,AYAH YANG HARUS NYA MATIIII,,BANGUN CHIKOOOO "

Zio dengan sigap menahan tubuh laki laki tua itu yang berusaha membuka kaca penutup peti ,dua anak laki laki itu juga berusaha menahan laki laki tua itu.
Di tambah dengan tangis pilu wanita yang tak lain adalah istri dan ibu Chiko dan dua laki laki yang baru saja datang hari ini.

KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang